Freelance Job Reincarnation: Fish Fairy.

Dodon, Rahmat, Malik, Dono dan Doni pergi menuju pesisir Pantai dan bertemu dengan sebuah perahu Nelayan. Perahu disewanya untuk menuju beberapa Desa di seberang.

"Pak, saya ingin ke desa seberang, apakah bapak bisa mengantarkan kami berlima." kata Dodon kepada Pak Rudi, seorang Nelayan.

"Baik, Nak, Bapak bisa mengantar kalian, kalian pasti ingin mencari pekerjaan?"

Kelima Bersaudara tersebut menaiki perahu Pak Rudi. Pak Rudi menjelaskan beberapa pulau dengan Kekayaan alam mereka.

"Disini ada beberapa pulau dengan kekayaan daerahnya masing-masing, Nak." ucap Pak Rudi kepada Kelima Bersaudara tersebut.

"Disana ada pulau " Intan Sutera", di pulau tersebut banyak sekali kekayaan rumput laut dengan kualitas bagus."

" Di Seberangnya ada pulau "Permata Gading" disana ada pertanian dan peternakan, karena tanahnya bagus, Nak untuk bertani dan suhu udaranya cocok untuk beternak Sapi."

"Setelah pulau itu, ada Apa Pulau " Mandau Emas" itu surganya para Nelayan, karena kekayaan alam sekitar sangat banyak, banyak salmon serta ikan-ikan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat domestik maupun luar negeri."

Malik turun dari perahu dan menuju ke pulau " Intan Sutera" untuk bekerja sebagai Nelayan Budidaya Rumput Laut.

Rumput Laut di pulau tersebut kualitasnya sangat bagus. Malik tinggal dan bekerja di salah satu Nelayan yang membudidayakan Rumput Laut untuk dijual ke daerah Indonesia dan juga di ekspor ke luar negeri.

Dono dan Doni turun dari perahu dan menuju Pulau " Permata Gading" untuk bekerja sebagai peternak dan petani. Dono bekerja sebagai petani padi di sawah, sedangkan Dono bekerja di peternakan Sapi.

Dodon dan Rahmat turun dari perahu dan menuju Pulau " Mandau Emas" mereka bekerja dengan para Nelayan untuk melaut dan menghasilkan tangkapan ikan untuk wilayah Indonesia dan juga di Ekspor ke Luar Negeri.

Kelima Bersaudara tersebut mencari keluarga mereka disaat libur mereka bekerja, di kawasan pulau tempat tinggal mereka.

*Tiga tahun kemudian*

Tiga tahun kemudian, Dodon sudah berusia 25 tahun dan sudah memiliki Istri dan Dua orang anak. Sedangkan Rahmat, sudah berusia 23 tahun dan sudah memiliki Istri dan Dua orang anak.

Dodon dan Rahmat sudah belajar untuk melaut di Pulau "Mandau Emas" dan bekerja sama untuk mempekerjakan nelayan.

Kegiatan mereka adalah mengirim hasil tangkapan laut ke beberapa pulau di Negeri dan Ekspor ke Luar Negeri.

Sepuluh gram Emas yang diberikan oleh Ibu Peri Amara kepada Dodon dan Rahmat sudah bernilai Ratusan juta rupiah. Mereka berpatungan untuk membeli Kapal supaya bisa melaut dan mempekerjakan Nelayan di Pulau Mandau Emas.

Dono dan Doni sudah berusia 18 tahun, masing- masing memiliki istri dan mempunyai anak kembar. Mereka mempunyai sawah dan peternakan.

Dono mempunyai sawah, karena membeli beberapa hektar sawah dari hasil bekerja dan simpanan tabungan Sepuluh Gram Emasnya yang diberikan Oleh Ibu Peri Amara. Dono mempekerjakan beberapa orang warga di Pulau"Permata Gading" untuk menjadi petani.

Dono bekerja sama dengan Doni agar padinya dibajak oleh Sapinya Doni dan mereka berdua memiliki usaha "Pupuk kandang dan Kompos".

Dono mempunyai Peternakan Sapi dari bekerja dan simpanan tabungan Sepuluh Gram Emasnya yang diberikan Oleh Ibu Peri Amara, Doni beternak Sapi Pedaging, yaitu Sapi Ongole, Brahman dan Sapi Simental dan Sapi Perah, sapi Peranakan Friesian Holstein.

Malik sudah berusia 17 tahun. Malik akhirnya bertemu dengan orangtua mereka di "Pulau Intan Sutera". Malik telah bekerja menjadi mandor untuk para Nelayan Budidaya Rumput Laut.

Kecerdasan Malik membuat Bu Susi, pemilik Usaha Budidaya Rumput Laut di daerah "Pulau Intan Sutera" mempercayainya sebagai mandor untuk mendapatkan dan membudidayakan Rumput Laut untuk di jual ke beberapa pulau di Indonesia dan Ekspor ke Luar Negeri.

Malik bertemu orangtuanya dan membeli rumah dari hasil bekerja dan simpanan Emas yang diberikan oleh Ibu Peri Amara untuk mereka tinggal karena tempat tinggal orangtuanya adalah rumah yang disewakan oleh nelayan di sekitar Pulau " Intan Sutera".

Malik mengajak orangtuanya untuk mencari kakaknya dan menjemput adiknya di pulau seberang. Malik menyewa perahu kepada Nelayan di "Pulau Intan Sutera" untuk mencari Kakak-kakaknya dan menjemput Alip dan Udin di Rumah Pak Sudin.

Ketujuh Bersaudara dan Orangtua mereka bertemu di Rumah Pak Sudin. Mereka saling berpelukan atas kerinduan yang telah mereka lewati bersama.

"Pak Sudin, Bu Sudin beserta keluarga, terima kasih sudah menjaga dan merawat anak- anak kami." kata Pak Sutan kepada Pak Sudin dan keluarganya.

"Sama- sama, kita adalah keluarga. Ketujuh anak Bapak dan Ibu Sutan semua mandiri dan cerdas dalam pekerjaannya."

" Udin dan Alip sangat cerdas mengelola peternakan kami, kami akan membawakan beberapa bibit unggul ayam, bebek beserta udang untuk di budidayakan di "Pulau Intan Sutera"." ucap Pak Sudin kepada Ketujuh bersaudara, Pak Sutan dan Bu Sutan.

"Terima kasih, Bapak dan Ibu Sudin beserta keluarga atas kebaikan kalian kepada keluarga kami." kata Pak Sutan, Bu Sutan dan Ketujuh Bersaudara.

"Ini tolong diterima, kami juga bawakan beberapa hasil tangkapan laut, daging Sapi mentah, susu dan beras." ucap Bu Sutan kepada Pak Sudin, Bu Sudin dan keluarganya.

"Banyak sekali Pak dan Ibu Sudin, anak- anak ini sudah senilai beberapa ton." ucap Bu Sudin kepada Ketujuh bersaudara, Pak Sutan dan Bu Sutan.

Ketujuh Bersaudara tersebut kemudian pulang dari rumah Pak Sudin. Mereka berlayar dengan Perahu Nelayan yang sudah disewa oleh Malik ke tempat tinggal tinggal mereka masing-masing.

Tiba- tiba turun hujan di malam hari, mereka mengucap permohonan dan rasa syukur mereka kepada Tuhan.

"Terima kasih Tuhan, Malaikat dan Pak Bersorban Putih, telah mempertemukan saya dengan Ketujuh Anak saya lagi."

"Semoga kami bisa selalu berkumpul dan bahagia seperti ini sampai akhir hayat." ucap rasa syukur dan permohonan Ibu Sutan dan Pak Sutan Kepada Tuhan, Malaikat dan Pak CEO Reno.

"Terima kasih Tuhan dan Malaikat orangtua kami telah kami temukan kembali."

"Terima kasih atas rejeki yang kalian berikan kepada kami."

"Terima kasih Bapak dan Ibu Peri telah mengajarkan arti kehidupan untuk kami."

"Kami sangat menyayangi Ibu dan Bapak Peri serta Peri lainnya karena telah mengisi dahaga hati kami dengan kelembutan." kata Ketujuh bersaudara tersebut.

Malik, Alip, Udin dan Orangtua mereka tinggal di Pulau "Intan Sutera". Dodon dan Rahmat tinggal di Pulau "Mandau Emas" dengan keluarga mereka. Dono dan Doni tinggal di Pulau "Permata Gading" bersama keluarganya.

Kemudian mereka saling bertemu dan silaturahmi. Mereka hidup dengan berkecukupan ekonomi dan bahagia selamanya.

💥TAMAT💥