Rosa Angela adalah putri dari seorang wanita bernama Talia Marisa, ia tidak pernah menyangka jika dirinya akan mencintai seorang pria yang ternyata cinta pertama dan cinta sejati ibunya, serta memiliki hubungan asmara. Kemana cintanya akan berlabuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aini Enhi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pandangan mata
Fabian pun mulai menginjak pedal gas secara perlahan dan pasti untuk mengantar gadis muda yang tengah di sampingnya untuk mengantarkan sampai ke panti asuhan tempat ia tinggal.
Sambil meredam suasana yang ada Fabian pun mengajak mengbrol wanita yang ia anggap sebagai anak kecil yang lucu dan menggemaskan yaitu Rosa.
"Kalau aku keluar negri mau titip apa?" Tanya Fabian lagi yang iseng menanyakan kepolosan gadis lugu di sebelahnya.
"Nitip apa ya?"
" om sering bawakan kamu mainan yang lucu setiap om keluar negeri, kira-kira apa ya?" Kata Fabian sambil memegang setir kemudi di tangannya.
"Usia ku sudah tak kecil lagi, sudah dewasa sudah 17 tahun. Gak butuh mainan.. aku mau oleh-oleh bikini yang seksi"
"Apa?" Kata Fabian yang kaget mendengar apa yang dikatakan oleh Rosa.
"Om aku sudah dewasa" kata Rosa.
"Tapi untuk apa kamu menggunakan itu" kata Fabian yang merasa tidak suka jika Rosa memakai hal itu.
"Om aku ada acara sama temen sekolah pengen liburan ke Bali. Gak ada salahnya sekali kali pakai bikini" kata Rosa.
Fabian pun langsung mengerinyitkan kening permintaan dari Rosa tak akan pernah ia akan indahkan apalagi itu bikini. Fabian tidak mau jika ada seseorang yang melihat bagian terdalam dari Rosa Fabian tidak mau jika bagian terdalam Rosa dilihat oleh pria lain. Kecuali dirinya boleh saja, karena selama ini yang Fabian tahu Fabian memang sering melihat Rosa mandi saat masih kecil di bak kecil. Tapi tak pernah terbesit sedikit pun untuk menodai apalagi nafsu pada anak kecil. Karena Fabian sadar jika Rosa sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.
"Gak boleh kamu gak boleh pakai bikini, gak ada!" Kata Fabian.
"Yaudah aku bisa membelinya sendiri"
"Akan aku aduin ke Bu Dian kalau kamu pakai itu" kata Fabian.
"Om tukang ngadu" gerutu kesal Rosa.
"Biarin!"
Seketika Fabian pun memegang tangan dari Rosa sehingga membuat jantung Rosa berdebar hebat kembali saat tangan kekar pria bernama Fabian dengan hidung mancung dan wajah yang sangat berkarismatik itu memegang lembut tangan Rosa.
"Ingat Rosa, meski kamu sudah dewasa tapi bukan berarti kamu bisa bebas. Om cuma gak mau kalau kamu kenapa-kenapa, om gak mau kalau ada orang jahat yang akan mencelakai dirimu" kata Fabian.
Rosa pun sejenak terdiam dan berusaha terima.
"Baiklah" jawab Rosa singkat.
Tiba-tiba selama perjalanana mata Rosa pun tanpa di sedari terpejam tertidur dalam buaian angin yang berhembus.
Angin sejuk begitu terasa sehingga membuat Rosa masuk dalam alam tidurnya. Tanpa di sengaja kepala Rosa kini jatuh di pundak Fabian yang tengah menyetir.
Seketika Fabian pun tersenyum saat Rosa kepalanya bersandar di pundak kiri Fabian. Namun tanpa di sadari saat Fabian menengok ke arah Rosa bukan wajah Rosa saja yang dipandang dekat oleh Fabian.
Melainkan buah dada yang menyumbul terlihat dari kerah baju yang di pakai Rosa.
Fabian tak pernah menyangka sejak kapan buah dada milik Rosa besar lebih dari apa yang ia duga. Dulu seingat Fabian Rosa tak punya buah dada, apalagi sekarang besar.
Aaarrgghh sial waktu berlalu begitu cepat hingga anak perempuan ini beranjak dewasa aku tak menyadari, bisa bisanya aku kehilangan konstrasi saat menyetir melihat gunung dari Rosa, batin Fabian.
Hingga Fabian yang sedang menyetir berusaha untuk tidak menengok namun ia tak bisa memunafikan diri untuk melihat berulang kali dada besar milik Rosa yang bahkan Fabian melihat di atas bagian kiri dada Rosa ada tahi lalatnya.
Entah sengaja atau tidak, memang kancing baju Rosa tak di kacang dengan sempurna dada besar yang menyumbul itu terpampang nyata.
Bahkan kini bukan hanya dada debaran yang Fabian rasakan, namun hasrat pria Fabian meronta yakni kejantanan prianya menegang dan mengeras mana kala buah kembar itu mampu membangkitkan macan berbulu lebat itu yang sedang tidur.
Sial aku merasakan hasrat ku naik saat melihat bocah ini, seketika mata Fabian menatap ke arah bibir dari Rosa ada rasa ingin mencicipi bibir dari wanita muda namun ia berusaha menahannya.
Hingga Fabian yang membawa mobil itu tampak tak melepas pasangan mata dari pandangan yang terus menatap benda kenyal serasa menggairahkan.
Tak lama tanpa sengaja seekor kucing lewat membuat Fabian harus menginjak rem mendadak
Ckiiitt...
Dan Rosa pun terbangun.
"Ah.. aku ketiduran" kata Rosa sambil mengucek mata.
Ah sial, kesempatan dalam kesempitan ini harus di gagalkan karena kucing barusan, batin Fabian yang merasa melihat pemandangan indah dari buah kembar wanita yang ia anggap adik itu.
"Hey kenapa kamu tidak membangunkan ku" kata Rosa.
"Ahh... Itu .. aku" kata Fabian gelagapanm
"Aku kan malu tidur di pundak mu"
Fabian pun tersenyum datar
"Tak apa, sudah biasa aku mendirimu" kata Fabian.
"Apa? Maksudnya meniduri ku?" Kata Rosa kaget.
"Oh tenang maksudnya aku sudah biasa menidurkan mu saat masih kecil jadi aku sudah terbiasa melihat mu tidur disamping ku" kata Fabian mulai panik.
"Oh kata-kata mu membuat aku berfikir negatif tentang dirimu om, aku pikir kamu sejahat itu" kata Rosa.
"Tidak akan, aku tidak mungkin jahat pada orang lain sekalipun aku ingin"
"Ingin, aneh sekali. Seorang seperti mu ingin melakukan kejahatan" kata Rosa.
"Hahahah tenanglah aku hanya bercanda" kata Fabian berusaha untuk tidak canggung.
"Oh aku tahu itu, kamu tak akan jahat. Besok ada acara gak?" Kata Rosa.
"Ada apa?" Tanya Fabian.
"Aku ingin menonto bioskop" kata Rosa.
"Apa?" Ucap Fabian kaget.
"Kenapa? Gak mau"
"Aku mau.. aku mau" kata Fabian yang malah seroang yang linglung sambil menggigit bibirnya dan kali ini tampak seperti orang yang bingung.