Sepuluh tahun pernikahan, Chiko merasa sudah tidak ada lagi cinta dengan Humaira.
Chiko mengungkapkan keinginannya untuk bercerai, agar bisa menjalin hubungan yang baru dengan Dinda. Sekertaris baru yang sudah menjadi kekasih Chiko selama beberapa bulan terakhir.
Satu bulan memenuhi keinginan terakhir Humairah sebelum bercerai, membuat Chiko merasa bahwa cintanya kepada sang istri masih sama besarnya seperti dulu.
Akankah Chiko memutuskan kekasihnya? atau tetap pada pendiriannya untuk bercerai dengan sang istri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon idaa_nafishaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nasihat Orang Tua
10 tahun lalu...
Di sebuah ruangan terpisah, Humaira sedang berada bersama dengan Mama. Sementara Chiko berada dengan papa.
Mereka sengaja di dudukan dan ditempatkan di ruang berpisah untuk diberi wewejangan sebelum mereka dilepaskan untuk menjalani bahtera yang dinamakan rumah tangga.
Secara bersama namun di tempat yang berbeda, mama dan papa saling memberikan wewejangan untuk Chiko dan Humaira.
"Istri sholehah adalah istri yang taat kepada suaminya dan melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya."
"Suami saleh adalah suami yang dapat membimbing istrinya ke jalan yang diridhai Allah dan Rasul-Nya."
"Hargai istrimu sebagaimana engkau menghargai ibumu. Sebab, istrimu juga seorang ibu dari anak-anakmu."
"Jantung rumah adalah seorang istri. Jika hati istrimu tidak bahagia, maka seisi rumah akan tampak seperti neraka (tidak ada canda tawa, manja, perhatian). Maka, sayangi istrimu agar dia bahagia dan kau akan merasa seperti di surga."
"Seorang istri lebih memilih suami yang bisa menjadi sandaran dalam hidupnya daripada berlimpah harta, namun menyakiti hatinya."
"Istrimu adalah rezekimu. Istrimu adalah pilihanmu. Istrimu adalah takdirmu. Maka jangan memandang kepada selain milikmu dan jangan membanding-bandingkannya dengan wanita yang bukan milikmu.
"Seorang suami yang memuliakan istrinya "maka akan mendapatkan tempat terindah di sisi Allah SWT."
"Bekerjalah dengan sebaik-baiknya agar kehidupan pun memberikan tempat baik bagi kita."
"Keluarga disebut sebagai sumber kebahagiaan bagi sebagian orang. Keluarga juga kerap dikatakan sebagai tempat kembali dari segala permasalahan. Segala tekanan yang kamu rasakan bisa seketika luntur dengan pelukan hangat keluarga. Tapi kenyataannya tidak semua orang merasakan kehangatan yang sama. Masing-masing keluarga akan memiliki situasi dan tantangan yang berbeda. Hal ini menjadi salah satu pembentuk kondisi keluarga."
"Orangtua juga tidak akan lelah dalam memberikan nasihat kepada anak agar terhindar dari hal yang buruk. Meskipun ada juga cara orangtua yang satu ini dianggap menjadi gangguan untuk para anak. Tapi kamu harus menyadari, nasihat adalah bentuk kasih sayang tak terhingga yang diberikan ayah dan ibu."
"Mungkin kamu akan menyepelekan beberapa nasihat orangtua. Tapi kelak kamu akan sadar bahwa pesan dari orangtua inilah yang akan menuntunmu menuju kesuksesan."
Setelah dirasa bawa keduanya sudah mengerti akan peran dan tugas masing-masing.
Chiko dan Humaira di pertemukan.
"Bila hanya ketika engkau mencintaiku, aku merasakan betapa indahnya hidup ini."
"Kesetiaanku selalu untukmu. Tiada berkurang meskipun ditelan waktu."
"Rasa rindu ini menandakan bahwa cintaku padamu tak pernah luntur ataupun berkurang."
"Beberapa orang berpikir jatuh cinta adalah ketaksengajaan, tapi aku tahu aku sengaja jatuh cinta padamu."
Flashback off...
💜💜💜💜💜
Kehidupan rumah tangga tak hanya berisi kebahagiaan, tapi juga ada situasi menyebalkan yang perlu diperbaiki
Terkadang, menyampaikan nasihat untuk pasangan memang tak mudah. Namun, ada cara yang bisa di tempuh agar terhindar dari perselisihan, yaitu dengan menggunakan kata-kata tulis dari hati untuk suami.
Humaira sudah menulis semuanya ke dalam kertas kecil yang akan dia selipkan pada beberapa foto yang akan dia rangkai lagi setelah pulang dari vila.
Tidak, Humaira sudah melakukannya kembali, merangkai foto dan kata-kata di sela waktu.
Humaira tahu jika Chiko masih mencuri kesempatan untuk menghubungi Dinda.
Jadi Humaira menggunakan waktu saat ikut tidak berada di sampingnya untuk menata kembali foto dan catatan.
Humaira kembali meletakkan catatannya setelah mengetahui Chiko kembali setelah puas melakukan panggilan video dengan Dinda.
Satu Minggu berlalu..
Chiko dan Humaira pulang dari villa dan langsung menuju rumah orang tua Chiko. Karena selama ini Aisyah dan Almira berada di rumah itu.
Mama dan Papa tersenyum saat melihat kedatangan Humaira dan Chiko.
Chiko tidak sadar dengan senyuman yang terpancar dari wajah keduanya. Hanya Humaira yang mengerti.
Maaf Mama, Papa. senyuman kebahagiaan yang terpancar di wajah kalian karena melihat aku dan Chiko bersama, tidak akan bertahan lama. Tapi aku yakin, akan ada kebahagiaan yang lain yang menghiasi hari-hari kalian setelah ini.
Chiko terlihat langsung duduk di samping sang Papa sementara Humaira memilih masuk setelah mencium tangan dari kedua orang tuanya untuk menemui Almira dan Aisyah.
"Setiap orang yang hendak mengarungi kehidupan rumah tangga perlu mempersiapkan banyak hal. Selain kesiapan materi, kesiapan mental juga tak kalah penting. Kondisi mental yang tidak siap bisa membawa malapetaka dalam kehidupan rumah tangga kelak," ucap mama.
"Kamu sudah menjalani bahtera rumah tangga bersama dengan Ciko selama 10 tahun. Mama harap, kalian akan bisa tetap rukun dan bahagia seperti ini."
"Insyallah, Ma." Humaira tersenyum sambil membantu mama membawakan makanan dan minuman.
"Pesan cinta dalam pernikahan agar tetap awet sepanjang usia bukan tentang cinta dan bahagia, tetapi tentang keikhlasan membangun rumah tangga."
Humaira sudah ikhlas dalam membangun rumah tangga, namun sayangnya keikhlasan itu sekarang berujung pada keretakan rumah tangga Humaira dan Chiko.
"Asmara dalam pernikahan tidak selalu indah layaknya orang yang jatuh cinta. Terkadang asmara dibalut dengan kepedihan dan kekecewaan, oleh sebab itu jangan terlalu bersedih karena itu hanya asmara," ucap Mama lagi.
Humaira hanya tersenyum menanggapi perkataan yang baru saja dikatakan oleh Mama.
Kini, Humaira dan Mama sudah duduk bersama dengan papa dan juga Chiko.
"Chiko, kamu tahu sekarang siapa Papa sudah tidak muda lagi. Papa juga tahu jika sekarang kamu sudah memiliki perusahaan sendiri. Tapi, Papa minta agar kamu mau mempertimbangkan permintaan Papa untuk menyatukan perusahaan kami dan perusahaan Papa."
"Benar nak, Jika memungkinkan untuk kalian bisa menambah momongan, itu akan sangat membahagiakan bagi kami," ucap Mama yang langsung membuat Humaira melihat ke arah Chiko.
"Insyallah, Chiko akan menambah momongan dalam waktu dekat."
Humaira tersenyum kecut saat mendekati kau mengatakan bahwa dia akan menambah momongan dalam waktu dekat.
Ya, menambah momongan dengan wanita yang bahkan tidak pantas disebut sebagai wanita.
"Pernikahan adalah selalu bersama dan tetap dalam satu tujuan meski dengan cara yang terkadang berbeda. Suami adalah hakim dan istri hanya penasihat, ingatlah itu dalam pernikahan jika ingin biduk rumah tangga selamat." Ucap Papa sambil menerima gelas air dari Mama dan meminumnya.
"Tiada hubungan terindah seorang laki-laki dan wanita kecuali hubungan dalam pernikahan." Imbuh Mama.
Hari itu, Chiko dan Humaira berbicara banyak bersama dengan kedua orang tuanya yang isinya tidak jauh dari segala nasehat tentang kehidupan.
Sepanjang perjalanan pulang, Chiko dan Humaira terdiam sampai mereka tiba di rumah.
"Aku tidak tahu kenapa Mama dan Papa membicarakan seolah-olah mereka tahu bahwa sebentar lagi kita akan bercerai," ucap Chiko setelah Humaira masuk ke dalam kamar.
"Apa mas menuduh aku yang membuat mereka berbicara seperti itu?"
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
jadi gak nyambung bacanya
saya baca maraton 👍👍👍❤️❤️