Joanna terbangun dari tidurnya dan seketika dia terjaga di masa sepuluh tahun ke depan, melintasi waktu dan mendapati dirinya harus menikahi pria beranak satu yang merupakan kakak iparnya bernama Javiero.
Mungkinkah pernikahannya akan bahagia dengan Javiero, sedangkan dia dikirim untuk mengemban misi rahasia dari organisasi pengendalian siluman.
Joanna datang ke masa depan karena dia mendapat tugas rahasia dari organisasi, mencari Kruze dan memburunya untuk ditangkap serta dibawa pulang kembali ke masa mereka hidup, sebab Kruze telah mencuri pusaka Luchnos milik organisasi pengendalian siluman yang ditakutkan Kruze akan menjadi siluman terkuat dengan tujuan untuk menguasai dunia ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Perkenalan
Rumah Sakit...
Terlihat Joanna berjalan memasuki rumah sakit, disampingnya Javiero bersama dengannya turut masuk.
Seperti biasanya Joanna maupun Javiero akan bersikap acuh tak acuh saat keduanya berada di depan publik.
Tidak saling mengenal bahkan terkesan dingin satu sama lain.
Javiero melangkah ke arah meja lobi yang ada di depan sembari bertanya tentang letak ruangan Luvena di rawat.
Dua anak buah Javiero berlari ke arahnya saat Javiero sedang berbicara pada petugas rumah sakit.
TAP... !
TAP... !
TAP... !
"Mr. Javiero !", panggil mereka dengan langkah tergesa-gesa menghampiri Javiero dan Joanna.
Javiero langsung menoleh ke arah dua anak buahnya yang berlari cepat-cepat ke arahnya.
"Mr. Javiero, kami sudah memindahkan nona Luvena ke kamar inap, nona ada di lantai lima", ucap salah satu anak buahnya.
"Luvena sudah dipindahkan ? Bagaimana keadaannya ?", tanya Javiero.
Raut wajah Javiero tampak cemas saat menanyakan tentang kondisi putrinya.
"Nona Luvena sudah dirawat dan kini terbaring di kamarnya, anda bisa melihatnya", sahut seorang pria berkacamata hitam.
"Apa dia baik-baik saja ?", kata Javiero.
"Untuk mengetahui kondisi nona Luvena sebaiknya anda menanyakan secara langsung pada dokter yang menanganinya, kami tidak paham betul mengenai kondisi nona saat ini", sahut pria berkacamata hitam.
"Baik, baik, kita pergi kesana sekarang", sahut Javiero.
"Baik, Mr. Javiero", ucap pria itu.
Javiero segera melangkah cepat bersama dua anak buahnya menuju ke ruangan dimana Luvena dirawat.
Di belakang, Joanna berjalan mengikuti mereka.
Pesona Javiero sungguh memikat hati semua orang bahkan hampir wanita yang ada di ruangan rumah sakit teralihkan pandangan mereka ke arah Javiero, hanya untuk mengagumi ketampanannya.
Joanna melirik sekilas ke arah wanita-wanita yang berdiri di ruangan rumah sakit yang memandangi Javiero penuh ketertarikan.
Tidak ada respon dari Javiero, dia terlihat sangat acuh saat menjadi objek perhatian semua wanita yang ada di rumah sakit.
Lift bergerak naik ke atas saat mereka memasuki Lift menuju ke ruangan di lantai atas tepatnya di lantai lima.
TRING... !
Lift telah sampai di lantai lima.
Javiero keluar dari dalam Lift bersama yang lainnya.
Langkah Javiero sangat cepat saat dia berjalan menuju ruangan salah satu kamar di rumah sakit di lantai lima.
"Dimana kamar Luvena ?", tanya Javiero.
"Lima kamar dari sini, tepat di tengah-tengah, Mr. Javiero", sahut pria berkacamata hitam.
"Hmm...", ucap Javiero bergumam.
Di depan kamar terlihat beberapa anak buah Javiero berdiri berjaga-jaga.
Saat Javiero datang, mereka segera mendekat ke arah Javiero dengan memberi hormat.
"Selamat datang, Mr. Javiero !", ucap mereka.
"Apa Luvena di dalam ?", tanya Javiero.
"Benar, nona muda ada di dalam dan kini sedang tertidur, dokter dan perawat sudah menanganinya dengan baik", sahut seorang pria berambut pirang cepak.
"Iya, terimakasih", jawab Javiero seraya masuk ke dalam kamar dimana putri kecilnya tengah dirawat.
Javiero segera masuk ke dalam kamar dengan langkah hati-hati, dia berjalan mendekat ke arah tempat tidur.
Ruangan kamar yang dipenuhi bau obat terlihat tenang.
Sebuah tiang infus berada di dekat tempat tidur, selang infus terpasang di salah satu tangan Luvena.
"Luvena sayang...", panggil Javiero.
Javiero berdiri mendekat di sisi tempat tidur sembari berbisik pelan di telinga putri kecilnya yang tengah terbaring lemah.
"Sayangku, apa kau baik-baik saja, nak...", ucap Javiero sedih.
Javiero mengusap-usap rambut putri kecilnya dengan penuh kasih sayang, di ciumnya kening balita malang itu.
Raut wajah Javiero berubah muram ketika melihat kondisi Luvena.
Joanna melangkah masuk dengan langkah pelan sembari memperhatikan ke arah tempat tidur.
"Ya,Tuhan... Apa gadis kecil itu baik-baik saja ?"
Joanna bergumam dalan hatinya seraya menahan nafas dalam-dalam.
Ekspresi Joanna mendadak berubah cemas saat melihat keadaan Luvena yang terbaring tidur dengan selang infus terpasang di tangan kecilnya.
"Bagaimana keadaannya ?", tanya Joanna seraya menghampiri Javiero.
"Aku belum bertemu dokter atau perawat yang menanganinya karena aku datang langsung kemari", sahut Javiero.
"Oh, Tuhan !? Aku harap dia baik-baik saja...", gumam Joanna prihatin.
"Aku akan segera menemui perawat yang bertugas disini untuk menanyakan keadaan Luvena", lanjut Javiero.
"Biar aku saja yang menunggunya disini. Kamu pergilah segera untuk bertanya pada dokter", sahut Joanna.
Javiero lantas mencium kening Luvena lalu berjalan keluar dari kamar tidur.
Pandangan Joanna terarah kepada Luvena yang terbaring di atas tempat tidur lalu mengambil kursi untuk duduk.
Wajah gadis kecil itu terlihat mirip dengan Javiero, mulai dari bentuk bibirnya, alisnya sampai bentuk hidung balita kecil itu, bagaikan kembaran diri Javiero.
Bak pinang di belah dua.
Joanna duduk seraya menggenggam kedua tangan kecil Luvena saat dia tertidur lelap.
"Apakah dia mengenali ku ?", gumam Joanna.
Joanna tidak pernah membayangkan bahwa dia akan menjadi ibu pengganti buat Luvena, keponakannya.
Namun, sebenarnya dia tidak mengenal sosok balita kecil itu, dia baru melihatnya pertama kalinya tadi.
Ingatan Joanna kembali teringat pada Meta Pin yang ada di balik jaket bulu musangnya lalu dia segera menyentuh pelan pin tipis itu.
Sebuah layar tembus pandang muncul di depan Joanna.
"Coba kamu cari informasi tentang balita kecil ini ! Apapun informasi yang terkait dengannya, segera beritahukan pada ku !", perintah Joanna pada Meta Pin miliknya.
Dari arah layar transparan yang muncul melalui sinar Meta Pin, muncul tulisan yang membentuk barisan kalimat panjang.
Nama... Luvena Mariana Lincoln
Usia... Balita
Jenis kelamin... Perempuan
Kelahiran... Ottawa, 18 September 2018
Status Kelahiran... Putri Kandung Javiero Lincoln dan Mariana Hamilton
Luvena sangat menggemari boneka terutama boneka berang-berang, mengkonsumsi susu formula khusus alergi serta menyukai biskuit.
Alergi strawberry dan kacang.
Tertera sejumlah deretan tulisan pada layar transparan di hadapan Joanna saat dia duduk menghadap ke arah tempat tidur.
Joanna membaca deretan kalimat dengan raut wajah serius.
Di gesernya layar transparan di hadapannya lalu mulai menulis pesan pada layar yang kosong.
TEK... TEK... TEK... !
Suara tulisan terdengar saat Joanna menulis pada layar transparan.
Setelah itu Joanna mematikan layar tembus pandang yang muncul dari Meta Pin seraya mengusap pelan pin tersebut.
"Tidak banyak informasi yang aku dapatkan dari data yang menyangkut Luvena dan sepertinya aku harus segera secepatnya menjalin keakraban dengan balita ini", ucap Joanna.
Joanna kembali menatap ke arah Luvena yang terbaring pulas.
Diusapnya rambut pirang milik balita lucu itu dengan lembutnya seraya tersenyum simpul dan berkata pelan.
"Sekarang aku sudah menjadi ibu mu dan semoga kita akan menjadi akrab, Luvena", Joanna mengusap lembut pipi merah balita itu.
Butuh waktu untuk saling mendekatkan diri satu sama lain dan mungkin sekarang ini saatnya bagi Joanna untuk lebih mengenal Luvena.
Ditepuknya pelan tangan mungil Luvena lalu duduk menunggu balita malang itu sadar dan bangun kembali.
lanjut lah..
Good Job author ❤️