Terlahir serupa tidak membuat kehidupan Mawar Atmaja dan Melati Atmaja memiliki kisah yang sama, karena setelah kelahiran mereka, kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai, sehingga kedua saudara kembar itu harus hidup terpisah.
Sang kakak Melati dibawa Ibunya merantau di kota besar, sementara Mawar harus tinggal bersama ayahnya yang seorang petani di desa nya.
Sampai akhirnya keduanya sudah dewasa dan dipertemukan kembali, saudara kembar itu terlibat dalam cinta segitiga, sang adik kembar yang diam-diam mencintai suami dari kakak kembarnya, berniat ingin merebut Rafael Kusuma Hadinata, segala cara telah Mawar lakukan supaya Rafael tertarik padanya, karena iri dengan kehidupan Melati yang berkecukupan, serta memiliki suami yang tampan dan kaya raya, Rafael adalah seorang CEO di sebuah perusahaan besar batu bara, membuat Mawar semakin berambisi untuk memiliki apa yang saudara kembarnya miliki, sampai pada suatu malam semuanya terjadi begitu saja, Rafael dijebak oleh Mawar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi putri ang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIASAT MAWAR (MENGALAHKAN MELATI)
Setelah mendengarkan penjelasan papanya, Rafael meminta ijin untuk pulang, karena dia tidak tega melihat Melati yang terus terdiam, semenjak mama nya menyinggung tentang kehamilan, Tuan Satria yang memahami situasi itu, mengatakan pada anak lelakinya, jika dia tidak bisa terus menerus melukai hati perempuan sebaik Melati.
"Segeralah mengambil keputusan, talak Mawar secepatnya, dan berikan pengertian padanya, jika aku akan mencarikan calon suami yang tepat untuknya, dan jelaskan juga pada kedua mertuamu, kalau kau akan meninggalkan Mawar."
Kemudian Rafael dan Melati kembali ke rumahnya, nampak Melati bergegas masuk ke dalam kamar, dia merebahkan tubuhnya, dan menumpahkan semua air mata yang sudah ditahannya, seakan mengerti dengan perasaan istrinya, Rafael menyusul Melati ke dalam kamarnya, didekapnya Melati dari belakang, dan Rafael membisikkan kata-kata cintanya.
"Tenanglah sayang, jangan kau masukan ke dalam hati ucapan mama, mama tidak bermaksud menyakiti hatimu, dia hanya ingin memiliki cucu dari kita, aku berjanji akan menyelesaikan semua masalah yang terjadi di antara kita, besok aku akan memberitahu Mawar dan juga kedua orang tuamu, supaya mereka juga mendengar keputusanku."
"Aku tidak apa-apa mas, mungkin sebagai istri, aku memang belum sempurna, karena aku belum memberimu keturunan, tapi percayalah, aku juga ingin seperti perempuan lainnya yang bisa hamil dan mengurus buah hati kita."
Rafael membalikkan tubuh Melati, dia mengecup lembut bibirnya supaya istrinya tidak semakin larut dalam kesedihannya, lalu keduanya tertidur bersama dengan saling memeluk.
Keesokan harinya, Melati terbangun untuk melakukan shalat subuh, dan menyiapkan sarapan bersama mbak Saroh, pagi itu senyum Melati kembali terlihat diwajah cantiknya, ayahnya yang keluar dari kamar menggunakan kursi rodanya, nampak tercekat melihat senyum bahagia putrinya, tetapi dia tidak bertanya alasan apa yang membuat Melati kembali bahagia.
Pagi itu Rafael mengatakan pada ayah mertuanya, jika ada yang harus mereka bicarakan bersama, dan ibu mertuanya juga akan datang ke rumah itu, nampak ayah mertuanya mengerutkan keningnya, dan bertanya apakah ada masalah lagi, sehingga Rafael mengumpulkan semua orang.
"Nanti ayah akan mengetahui semuanya, tapi Melati minta, apapun yang akan mas Rafael jelaskan, jangan sampai membuat ayah jatuh sakit." Jelas Melati dengan menggenggam tangan ayahnya.
Apakah Rafael sudah mengambil keputusan, aku memang sudah menyiapkan hatiku, untuk mendengar kabar buruk itu, meski Mawar atau Melati yang dia pilih, aku akan tetap terluka melihat salah satu putriku bersedih, batinnya dengan menghembuskan nafas panjang.
Tepat jam sepuluh pagi, semua orang sudah berkumpul disana, termasuk kedua orang tua Rafael, nampak Mawar sangat gelisah, melihat situasi yang terjadi disana, dia memiliki firasat jika hal buruk akan menimpanya, sehingga dia sudah membuat suatu siasat yang sudah direncanakannya matang-matang.
Tanpa berbasa-basi, Rafael langsung meminta maaf pada kedua mertuanya, dan mengatakan jika dia akan meninggalkan salah satu putri mereka.
"Ayah dan ibu, tolong maafkanlah menantumu ini, karena telah menikahi kedua putri kalian, tapi karena pertentangan didalam agama, yang melarangku mengumpulkan perempuan bersaudar, maka aku harus memilih satu diantara mereka berdua, mengingat kehidupan rumah tangga ku yang sebelumnya bahagia, dan sekarang semua menjadi berantakan karena ulahku, aku ingin memperbaiki segalanya, ikhlaskan aku Mawar, karena aku harus meninggalkan mu, aku lebih mencintai Melati, karena sejak awal aku memang sangat mencintainya, jadi ku harap kau menerima keputusanku ini." Ucap Rafael dengan peluh yang membasahi keningnya.
"Tidak mas, aku tidak rela kau mencampakkan ku begitu saja, bagaimana masa depanku tanpamu mas, kau tidak bisa berbuat seperti ini padaku." Seru Mawar dengan membulatkan kedua matanya.
Kemudian Tuan Satria meminta Mawar untuk tenang, dia menjelaskan jika kehidupannya akan tetap terjamin meski Rafael akan meninggalkan nya, dan Tuan Satria akan mencarikan pendamping yang tepat untuknya.
"Sebelum kau menikah kembali, aku akan menanggung semua kebutuhanmu, dan akan ku pilihkan calon suami yang mapan untukmu, kau tidak perlu hawatir Mawar." Jelas Tuan Satria dengan wibawanya.
Nampak Mawar terdiam dengan deru nafas yang kencang, perempuan itu sedang memikirkan sesuatu untuknya, sebenarnya dia bisa dengan senang hati menerima tawaran Tuan Satria, tapi seakan sakit hati melihat kemenangan Melati atas Rafael, dan Mawar menolak tawaran itu.
"Aku tidak butuh semua itu, aku tulus mencintai mas Rafael, tolong jangan tinggalkan aku mas." Seru Mawar berderai air mata.
Kemudian ibunya memeluk Mawar dan memenangkan putrinya itu, sementara ayahnya hanya tertunduk dengan wajah sendu, meski setengah hatinya bahagia karena Melati akan kembali hidup bahagia, tapi disisi lain ada duka untuk anaknya Mawar, sehingga dia hanya menundukkan kepalanya, tanpa berkata apapun.
Braaks...
Tiba-tiba Mawar terjatuh ke lantai, dia tidak sadarkan diri, sehingga membuat semua orang disana panik, Melati yang menghawatirkan adik kembarnya bergegas mendekapnya.
"Mawar bangunlah, ada apa denganmu." Jerit Melati dengan meneteskan air matanya.
Setelah itu Rafael membopong Mawar ke kamar tamu, perawat yang menjaga ayah mertuanya membantu memeriksa keadaan Mawar, dan perawat itu menghubungi Dokter yang ada di rumah sakit, tidak membutuhkan waktu lama, Dokter pun datang dan memeriksa Mawar, semua orang diminta untuk keluar dari kamar itu, hanya ada Dokter dan Mawar di dalamnya.
Dokter memeriksa kondisi Mawar, dan semua nampak baik-baik saja, setelah itu Mawar terbangun dan menangis di hadapan Dokter itu, dia mengiba meminta pertolongan padanya.
"Dokter tolonglah aku, katakan pada semua keluargaku jika aku sedang mengandung, suamiku ingin menikah lagi dengan perempuan lain Dok, dan perempuan itu adalah saudara kembarku sendiri, Dokter lihat ada perempuan yang wajahnya mirip denganku, dia yang akan menjadi maduku Dok, karena agama menentang hubungan seperti itu, suamiku membuat keputusan untuk meninggalkan ku Dok, tolonglah aku untuk sekali ini saja Dok." Pintar Mawar dengan sandiwara nya.
Terlihat Dokter itu sangat bingung harus berbuat apa, dia sudah disumpah untuk tidak berbohong mengenai tugasnya, tapi sebagai seorang perempuan, Dokter itu memahami derita yang diucapkan Mawar, apalagi Mawar memohon dengan berlutut dibawah kakinya, karena tidak tega setelah mendengar ucapan Mawar, Dokter itupun mengiyakan permohonan tidak masuk akalnya, ya siasat Mawar telah berhasil membuat Dokter itu bersandiwara sesuai keinginannya, nampak peluh membasahi kening Dokter perempuan itu, tanpa mengatakan apapun pada Mawar, dia melangkahkan kakinya keluar kamar, dan semua orang menatapnya dengan cemas.
"Dokter apa yang terjadi pada anakku? sebelumnya dia baik-baik saja, tapi setelah mendengar kabar buruk, dia jatuh pingsan seperti itu, aku sudah berusaha menyadarkannya, tapi dia tidak bangun-bangun." Ucap sang ibu dengan mata berkaca-kaca.
Jadi benar yang dikatakan perempuan itu, ibu ini mengatakan jika dia pingsan setelah mendengar kabar buruk, jika aku menjadi dirinya, pasti aku juga akan pingsan, dan perempuan yang berwajah mirip dengannya ini, pasti dialah saudara kembar perempuan itu, kenapa dia sangat tega pada kembaran nya sendiri, baiklah aku akan membantunya dengan mengatakan jika dia sedang mengandung, dengan begitu suaminya akan tetap bersamanya, dan perempuan jahat itu tidak akan bisa mendapatkan suami kembarannya sendiri, batin Dokter itu didalam hatinya.
...Bersambung....