KEMBARANKU MADUKU
Seperti biasanya, rutinitas di pagi hariku adalah menyiapkan segala keperluan untuk mas Rafael sebelum dia berangkat ke kantornya, pakaiannya sudah ku siapkan di atas ranjang, dan segera ku siapkan sarapan untuknya, meski di rumah sudah ada pembantu, tapi aku selalu menyiapkan yang dibutuhkan suamiku sendiri, karena aku ingin selalu menjaga keharmonisam rumah tangga ku, supaya tidak seperti rumah tangga orang tuaku yang berakhir dengan perceraian, meski sekarang ibuku sudah menikah kembali dengan lelaki yang pernah dicintainya dimasa lalu, sementara ayahku memilih hidup sendiri, karena sampai detik ini, beliau masih memiliki perasaan untuk ibuku.
Sudah hampir satu bulan lamanya ayahku tinggal bersamaku dengan saudara kembarku, ayahku sudah sakit-sakitan dan Mawar tidak bisa menjaganya seorang diri di desa, karena Mawar sudah mendapatkan pekerjaan di kota yang sama denganku, dan kembaranku itu meminta ijin untuk tinggal di rumahku, dengan alasan dia tidak bisa menjaga dan merawat ayah seorang diri, mas Rafael yang tidak tegaan memberikan ijin supaya Ayahku dan juga Mawar bisa tinggal di rumah kami, lalu aku harus mencari seorang perawat untuk mengurusi segala kebutuhan ayah, karena aku dan mas Rafael sama-sama bekerja, sedangkan Mawar juga jarang di rumah, sejak ayahku tinggal di rumahku, ibuku sangat marah dan tidak ingin berkunjung ke rumahku, Mawar yang merasa ibu tidak suka dengan kehadirannya di rumahku, merasa sangat kesal pada ibu, sehingga Mawar bertengkar dan mengatakan kata-kata kasar pada ibu.
"Bukannya ibu tidak suka jika kau tinggal bersama kakakmu, tapi apa perlunya kau mengajak ayahmu yang tidak berguna itu", seru sang ibu di depan rumah Melati.
"Bagaimanapun ayah yang telah merawatku sejak kecil, aku tidak mungkin menelantarkan nya di desa seorang diri, mungkin ibu bisa tega kepadaku dan tidak pernah menjenguk ku di desa, karena itulah ibu pilih kasih terhadapku, ibu lebih menyayangi kak Melati, karena itulah ibu tidak suka melihatku dan ayah ada disini", sahut Mawar dengan lantang.
Terlihat mas Rafael memisah pertengkaran mereka, dan aku pun meminta Mawar untuk mengalah dan lekas berangkat kerja saja, supaya perdebatan itu tidak berlangsung lebih panjang, dan ayah yang berada di dalam kamar, tidak mendengar keributan di pagi hari itu, lalu ibu berbicara dengan mas Rafael untuk mengusir ayahku, dan membiarkan Mawar tetap tinggal bersama mereka, sementara aku harus memastikan Mawar sudah berangkat ke kantornya, lalu aku mengatakan pada ibu, jika ayah akan tetap tinggal di rumah kami.
"Meski ibu tidak suka dengan keberadaan ayah di rumah ini, aku harus tetap merawatnya bu, dia adalah ayah kandungku, dan Mawar satu-satunya saudara kandungku, dia mempercayakan ayah untuk kami rawat bersama, Melati mohon supaya ibu lebih bijaksana dan mengerti dengan kondisi ini, tidak ada di dunia ini yang namanya mantan orang tua bu", ucapku seraya bersimpuh dikaki ibuku.
"Semoga kau tidak salah mengambil keputusan dengan membiarkan Mawar dan juga ayahmu tinggal disini".
Meski ibu sedikit luluh dengan ucapanku, dia tetap enggan masuk ke dalam rumah, dan mengatakan padaku dan juga mas Rafael, jika ibu tidak sudi masuk ke dalam rumah kami, selama ada ayah di dalam, lalu ibu pergi bersama sopir pribadinya, ibu meninggalkan rumah kami tanpa menoleh ke belakang lagi, membuat hatiku hancur dan tersayat, bagaimanapun aku tidak dapat memilih antara ibu ataupun ayahku.
"Sudah ya sayang, jangan kau masukan ke dalam hati ucapan ibu tadi, beliau hanya sedang marah dan sedikit kecewa karena kita mengijinkan ayahmu untuk tinggal disini, cepat atau lambat ibu akan melupakan ucapannya tadi, dan akan segera berbicara denganmu lagi", ucap mas Rafael seraya memelukku.
"Semoga apa yang diucapkan ibu tidak terjadi, bagaimanapun Mawar dan juga ayah adalah keluargaku, meski kami terpisah sangat lama dan belum saling mengenal satu sama lain, mereka tetaplah keluargaku".
"Kau sudah mengambil keputusan yang benar sayang, mari kita pergi bekerja, aku akan mengantarmu lebih dulu", ucap mas Rafael seraya menggandeng tanganku ke dalam mobil sedang miliknya.
Tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat, mas Rafael menghubungi ku melalui panggilan telepon, dan menanyakan jam berapa aku pulang dari butik, keseharianku adalah sebagai disainer, merancang berbagai model pakaian untuk segala acara yang akan digunakan oleh langganan ku yang seorang artis dan model, karena itulah waktu ku lebih banyak habis di butik, bahkan hari ini aku harus pulang lebih malam, karena ada gaun yang belum selesai ku buat, meski aku mengandalkan tenaga pegawai ku, aku tetap melakukan segalanya sendiri, dari memilih bahan gaun dan modelnya, harus aku sendiri yang membuatnya, karena semua pelanggan lebih suka jika aku yang membuatnya, menurut mereka hasil disain dan kain yang aku pilih untuk mereka lebih bagus dan elegan.
"Maaf mas aku belum bisa pulang, lebih baik kau pulang duluan saja, nanti aku bisa pulang naik taksi online".
"Tapi sayang aku sangat merindukanmu malam ini, aku ingin melakukan permainan panas denganmu, bisakah kau pulang lebih awal lagi".
"Aku usahakan ya mas, kau pulang mandi dan istirahatlah, aku akan segera menyelesaikan pekerjaan ku", ucapku seraya mematikan panggilan telepon suamiku.
Dan disaat aku sibuk dengan pekerjaan ku di butik, saudara kembarku Mawar diam-diam sering memperhatikan suamiku, ketika mas Rafael baru saja masuk ke dalam rumah, Mawar menghampiri nya dan menawarkan teh untuknya, tapi mas Rafael menolaknya dan bergegas masuk ke dalam kamar, entah sejak kapan Mawar sering membayangkan mas Rafael dengan otak kotornya.
Semakin ku perhatikan tubuh mas Rafael sangat menggoda, dadanya yang lapang, wajahnya yang tampan, serta kekayaan yang dimilikinya, membuatku berhasrat untuk memilikinya, seandainya dia adalah suamiku, pasti aku tidak usah capek-capek bekerja seperti sekarang, kenapa mas Rafael harus menjadi suami kak Melati, aaargh... Membayangkan semua ini membuatku kesal saja, batin Mawar didalam hatinya.
Terdengar oleh Mawar jika dia meminta mbak Saroh untuk membuatkan nya susu jahe, karena tubuhnya agak kedinginan saat itu, lalu Mawar buru-buru ke dapur dan melihat Rafael dengan pakaian tidurnya, yang membuat lelaki itu sangat menggoda, dengan kancing baju yang terbuka memperlihatkan bulu-bulu halus didadanya yang lapang, kemudian Rafael berjalan melewati Mawar yang masih terpaku ditempatnya berdiri, tercium aroma wangi dari tubuh lelaki tampan itu, membuat hasrat Mawar sebagai perempuan normal bergejolak.
Dan disaat Mawar tersadar dari lamunannya, mbak Saroh sedang berjalan dengan membawakan susu jahe untuk Rafael.
"Mbak Saroh biar aku saja yang membawakan nya untuk mas Rafael, tolong kau buatkan teh hangat untuk ayah ya, karena perawat ayah baru saja pulang, dan dia belum sempat memberikan obat untuk ayah", pinta Mawar dengan mengambil segelas susu jahe untuk kakak iparnya itu.
Kemudian Mawar membuka dua kancing piama nya, supaya kedua gundukan kembarnya terlihat oleh Rafael, dengan harapan suami kakak kembarnya itu tergoda setelah melihat lekuk tubuhnya.
...Mau dilanjut apa ga nih kisahnya, yuk tinggalkan komentar, mau ditulis bagaimana nih ceritanya 😄...
...Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
zeefany
lanjuttttttt
2023-01-23
0
Wida Ningsih
Lanjut
2022-03-16
0
Fatimah Afath
waduhhhhh
2022-03-10
0