Diego Orion Mandala atau biasa di panggil Igo adalah seorang casanova yang memutuskan untuk berhenti dari dunia percasanovaan dan mengejar cinta seorang wanita yang berhasil membuat jantungnya berdegup kencang.
Wanita itu adalah Tia,seorang wanita yang hanya ingin fokus pada kariernya. Sangking ingin fokus pada karier,membuat Tia tidak pernah membuka hatinya untuk seorang laki-laki termasuk Igo.
Sikap Tia yang dingin dan selalu menolaknya,membuat Igo berpikir untuk mendapatkan Tia dengan cara instan. Tapi sayangnya,cara instan Igo itu salah sasaran dan berujung pada pernikahan sang sahabat Yordan dengan kekasih hatinya.
Tapi Igo tak putus asa untuk mendapatkan hati Tia,karena hanya Tia lah wanita yang bisa membuatnya 'menggila' seperti saat ini.
Akankah Igo bisa menjadikan Tia miliknya dan bisa mendapatkan hatinya????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PHSC 18
"Lepas!!!" Tia langsung menghentakkan tangannya dari genggaman tangan Igo saat mereka sudah jauh.
"Galak amat neng. Jangan galak-galak neng sama calon suami. Gak inget yang di bilang PAPI tadi?" Kata Igo sambil menekankan kata papi.
"Siapa suruh megang-megang!!! Suka banget sih ngambil kesempatan dalam kesempitan." Cebik Tia.
"Aku ini terlahir dari keluarga pembisnis Ti,ngambil kesempatan dalam kesempitan tuh udah mendarah daging buat aku." Jawab Igo dengan bangganya.
"Udah akh gak usah ribut,nanti aku aduin nih sama papi." Ancam Igo.
"Ish..!" Geram Tia sambil meninju udara ke hadapan Igo.
"Ya udah yuk,ke kantin." Ajak Igo sambil hendak menggandeng tangan Tia. Tapi cepat-cepat Tia menepis tangan Igo.
Tak lama Tia tersenyum licik saat menemukan ide untuk kembali mengerjai calon suaminya itu.
"Kakak tunggu sini,aku ganti baju dulu."
"Ngapain ganti baju? Orang kita cuma mau ke kantin doang kok."
Tia menggeleng.
"Aku lagi pengen banget makan ayam goreng di restoran cepat saji. Jadi kita ke mall xxx." Jawab Tia dengan nada lemah lembut.
Mendengar Tia mengajaknya makan di luar rumah sakit,hati Igo berbunga-bunga karena akhirnya ia dan Tia bisa juga keluar berduaan. Yah...walaupun hanya untuk sekedar makan di restoran cepat saji. Igo sama sekali tidak curiga mendengar Tia yang lemah lembut seperti itu,padahal seharusnya Igo curiga,karena kalau Tia tiba-tiba lembut pada musuh pasti ada suatu kelicikan yang sedang Tia rencanakan.
"Serius?" Tanya Igo.
Tia mengangguk sambil tersenyum sumringah.
"Ya udah kalau gitu biar aku bantuin kamu ganti baju,biar cepet." Ajak Igo penuh semangat empat lima sambil menggandeng tangan Tia.
"Eits..enak aja. Kalau kakak mau bantuin aku ganti baju,nanti aja setelah kita nikah. Kalau sekarang,biar aku ganti baju sendiri. Oke.!! Jadi sekarang kakak tunggu sini dulu." Goda Tia sambil mengerlingkan sebelah matanya.
Melihat Tia yang genit seperti ini,hati Igo langsung meleleh seperti mentega yang di panaskan.
Tia pun berlalu dari hadapan Igo dan berjalan menuju ruangannya.
"Ti..beneran gak mau di bantuin ganti baju? Aku ikhlas kok Ti bantuin kamu." Teriak Igo saat Tia sudah menjauh darinya.
Tia hanya melambaikan tangannya seolah sedang mengatakan 'tidak perlu.'
"Kita liat aja,habis ini masih mau gak loe nikah sama gue!!! Kalau gue gak bisa membatalkan pernikahan ini,gue akan buat loe yang ngebatalin pernikahan ini.!!" Gumam Tia dalam hati.
Tia sengaja mengerjai Igo dengan tujuan agar Igo ilfeel padanya dan membatalkan pernikahan yang sudah di tentukan orangtua mereka,karena tidak mungkin Tia yang membatalkan,mami dan papinya sudah terlanjur menganggap Igo adalah sosok yang baik,bertanggung jawab,setia dan kharismatik. Sedangkan Tia pribadi merasa kalau Igo adalah buaya empang yang menginginkan dirinya hanya sesaat dan akan meninggalkan dirinya kalau sudah puas mencicipi dagingnya. Dan sebelum hal itu terjadi,jadi lebih baik memutar otak dari sekarang untuk menggagalkan pernikahan mereka.
Setelah Tia menghilang di balik tembok,Igo pun berinisiatif menyusul Tia dan menunggu Tia di depan ruangannya,bukan karena Igo takut Tia mengerjainya lagi,tapi karena ia tidak mau membuat calon istrinya harus bolak-balik.
Begitu sampai di ruangannya,cepat-cepat Tia mengganti pakaiannya dan keluar dari ruangannya.
Ceklek. Tia membuka pintu ruangannya.
"Udah selesai?" Tanya Igo sambil bersandar di dinding.
Sontak suara Igo membuat Tia terkejut,karena Tia tidak tahu kalau Igo menyusulnya dan menunggunya.
"Astaga...kakak ikh bikin kaget aja!!!" Pekik Tia sambil memegang dadanya.
"Masa sih? Tapi ngeliat kamu kaget begini,bikin hati aku makin cenat-cenut tau." Gantian,kini Igo lah yang menggoda Tia dan sambil mengerlingkan sebelah matanya.
Tia memutar bola matanya malas mendengar gombalan si buaya empang.
"Ya udah yuk,kita pergi." Ajak Tia. Tia pun berjalan mendahului Igo.
Melihat Tia yang ingin berjalan mendahuluinya,cepat-cepat Igo menarik tangan Tia dan menggenggam tangannya erat agar Tia tidak bisa melepasnya.
"Ish...lepasin kak!!! Ini tuh rumah sakit,banyak yang ngeliatin." Protes Tia sambil menghentak-hentakkan tangannya agar terlepas dari tangan Igo.
"Biarin aja,biar seisi rumah sakit ini termasuk cicak di dinding,tikus di selokan,lalat di tempat sampah tau kalau kamu itu punya aku,dan sebentar lagi udah aku hak patenin,jadi kalau ada yang berani deketin kamu bisa langsung aku tuntut." Jawab Igo dengan santainya.
"Tapi ini rumah sakit kak!!" Geram Tia.
"Terus kenapa kalau rumah sakit? Emang ada larangannya di rumah sakit pegangan tangan? Udah akh gak usah banyak protes,nanti aku kasih tau papi nih." Lagi dan lagi jurus andalan Igo adalah mengancam akan mengadukan sikap Tia pada orangtua Tia. Kalau sudah begitu,Tia sama sekali tidak dapat berkutik.
"Cih...ancem aja terus!!" Cebik Tia.
Igo tak menjawab cebikkan Tia dan tetap menggandeng tangan Tia. Mereka pun berjalan beriringan keluar dari rumah sakit menuju parkiran.
Senyum sumringah tak luntur dari pipi Igo,seolah-olah ia bangga menggandeng si dokter yang terkenal jutek dengan lawan jenis. Apalagi sepanjang jalan,tak sedikit mata yang memandang mereka berdua. Berbeda dengan Igo yang merasa bahagia bisa berjalan sambil bergandengan tangan dengan Tia,kalau Tia malah kebalikannya,ia merasa malu-semalu-malunya karena di gandeng Igo. Sangking malunya,Tia sampai menutup wajahnya dengan sling bag nya.