NovelToon NovelToon
Di Antara Dua Hati

Di Antara Dua Hati

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Perjodohan / Cintamanis / Patahhati / Tamat
Popularitas:4.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Suesant SW

Dara anak seorang pembantu di jodohkan dengan seorang pewaris tunggal sebuah perusahaan karena sebuah rahasia yang tertulis dalam surat dari surga.

Dara telah memilih, menerima pernikahannya dengan Windu, menangkup sejumput cinta tanpa berharap balasannya.

Mampukah Dara bertahan dalam pernikahannya yang seperti neraka?
Rahasia apa yang ada di balik pernikahan ini?

Mampukah Dara bertahan dalam kesabaran?
Bisakah Windu belajar mencintai istrinya dengan benar? Benarkah ada pelangi setelah hujan?

Ikuti kisah ini, dalam novel " Di Antara Dua Hati"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suesant SW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18 MENCARI KEKUATAN DARI HATI

"Mbak Parmi...untuk pagi ini, aku ingin memasak sendiri untuk tuan besar." Dara bangun lebih pagi, bahkan setelah sholat subuh dia hanya duduk terpekur, sambil berdzikir.

Segala Do'a di panjatkannya untuk meredakan kebimbangan dan kegundahannya, berharap dia tidak salah mengambil keputusan.

Hari ini adalah akhir dari semua hubungannya dengan Windu, dan juga mungkin akhir hubungannya dengan rumah ini, yang sudah tiga tahun menjadi rumahnya sendiri.

Tak ada kesedihan melebihi sebuah perpisahan yang direncanakan.

Dara sangat tahu di mana hatinya, meski bagaimanapun Windu memperlakukannya, dia tak akan bisa dengan mudah mengikis perasaannya pada laki-laki cinta pertamanya itu, yang telah dicintainya dalam diam.

"Nyonya muda..." Mbak Parmi masih berdiri di depannya. Wajah itu penuh dengan berjuta tanya. Dia telah melihat bagaimana Dara melewati dua bulan terakhir dengan kemuraman yang begitu jelas.

Dan hari ini dia melihat, mata itu memerah dan bengkak.

Selama ini dia telah melihat betapa renggangnya hubungan sepasang suami istri yang baru menikah itu, mereka begitu jauh bahkan seolah seperti orang asing saat bertemu di dalam rumah ini.

"Mbak Parmi...aku hanya ingin memasak untuk tuan besar." Betapa serak suara Dara, hampir tak bisa menyembunyikan kesedihannya karena akan memasak untuk tuan Danuar sekaligus mertuanya yang tak kurang-kurang sayangnya dengan dirinya.

"Nak Dara..."Suara mbak Parmi akhirnya menjadi berbeda, bergetar namun lembut.

Itu adalah panggilan sayang mbak Parmi kepada Dara sebelum Dara menikah dengan Windu. Dan Dara karena mengikuti panggilan banyak orang pada wanita yang telah belasan tahun itu mengabdi kepada keluarga Danuar itu, tetap memanggilnya mbak Parmi, meski mungkin jika menilik usia mereka dia seharusnya memanggilnya bibi atau semacamnya.

"Ada apa, nak?" Tanya mbak Parmi perlahan dengan mata yang tak berkedip.

Dara tak bisa menahan air matanya untuk tumpah kesekian kalinya, dipeluknya wanita tua sebaya dengan ibunya almarhumah itu.

Tangisannya tak tertahan, selaksa kegetiran yang dipendamnya sendiri seolah ingin melompat dari dalam dadanya.

"Mbak..." Dia tersedu memeluk tubuh ringkih yang juga sangat menyayanginya itu.

"Nak Dara, matamu tak bisa berbohong, banyak hal yang coba kau sembunyikan, tapi matamu itu nak bercerita banyak." Mbak Parmi memeluk nyonya mudanya itu sambil mengelus punggungnya.

"Mbak, Dara harus bagaimana mbak?" pertanyaan itu tak bisa dibendungnya, meski dia tak bisa menceritakan semuanya.

"Menangislah nak, menangislah...jika itu bisa melegakan hatimu. Jangan kamu menahannya karena itu menyesakkan." Bisik mbak Parmi.

"Mbak, Dara sedih sekali, kenapa Dara harus mengalami semua ini." Dara terisak, seolah sedang bertemu ibunya.

"Nak, Tuan muda menyakitimu, ya?" Tanya mbak Parmi lamat-lamat.

Dara tak menjawab, dia hanya menangis tanpa membenarkan atau menyanggahnya.

"Setiap hal, selalu ada jalan keluarnya nak, Tuhan memberikan ujian dia pasti mempunyai kunci jawaban. Jika kamu membuka matamu dengan benar-benar, tak ada yang benar-benar buntu. Kita selalu di beri kesempatan memilih.

Dan pilihan kita menentukan masa depan kita." Mbak Parmi menepuk lembut punggung nyonya mudanya yang polos ini.

"Mbak, aku lelah...aku mungkin harus menyerah..." Sahut Dara terbata-bata sambil melepaskan pelukannya dengan wajah sembab.

"Nak, menyerah itu bukan jalan, menyerah itu adalah kekalahan. Lakukan apa yang menurutmu benar tapi jangan katakan itu adalah tanda menyerah. Kamu boleh beristirahat sebentar, setelah itu berdirilah lagi. Kekuatanmu ada pada hatimu. Tegarlah, nak." Mbak Parmi tersenyum.

"Perjuangkan hakmu tanpa merendahkan harga dirimu, mbak Darsih dan nyonya besar pasti senang melihatmu dari atas sana, jika kamu lebih kuat dan berani."

Kata-kata itu seperti kekuatan yang begitu besar bagi Dara, di sekanya air matanya dengan tergesa. Seolah beserta pulasan itu dia ingin menghapus semua kesesakan yang di rasakannya.

"Terimakasih, mbak. Terimakasih untuk semua kekuatan ini." Dara berucap dalam nada bergetar. Dia tak perlu menceritakan apapun, mbak Parmi telah mengerti dengan apa yang di alaminya.

Apapun yang menjadi akhir dari drama kehidupannya hari ini, dia akan tegar seperti nasehat mbak Parmi.

"Nyonya muda, mau masak apa?" Tanya mbak Parmi dengan senyum lebar, dia senang Dara tak lagi menangis.

"Aku mau memasak bubur ayam dan tekwan untuk tuan besar."

"Itu menu kesukaan tuan besar yang sering di buat nyonya besar dulu." Mbak Parmi menyela dengan sedikit heran, menu itu jarang di buat karena hanya masakan nyonya besar yang pas dengan lidah pak Danuar jika membuat menu itu.

"Aku sudah bisa membuatnya seperti resep nyonya besar." Dara menyahut sambil berjalan mengambil sebuah celemek yang bergantung di lemari sudut.

"Tuan besar pasti senang." Mbak Parmi tersenyum pada Dara.

"Untuk tuan muda, biar aku bantu membuatkan sarapan untuknya." Mbak Parmi menawarkan diri.

"Aku akan membuat sendiri juga untuk tuan muda...." Jawab Dara dengan ringan.

Mbak Parmi terdiam, hanya menatap pilu pada gadis yang sesungguhnya sangat periang dan itu, hanya saja ada sesuatu yang telah terjadi padanya, merampas senyum dan keceriaannya.

"Tuan muda sangat menyukai omelet dan sandwich." Tanpa sadar dia bergumam sambil membuka freezer besar di sudut ruangan yang lain. Dia tahu makanan favorit Windu, omelet dengan banyak daun bawang serta roti sandwich isi tuna.

Setidaknya, dia telah melayani mertua dan suaminya itu sebagai istri yang baik di akhir pengabdiannya di rumah itu meskipun itu hanyalah dengan membuat menu breakfast kesukaan mereka.

...***...

Dara berjalan perlahan, kakinya menapak lantai tujuh gedung bertulis "Law Firm Dirga and partners".

Dara begitu elegan dan berbeda dengan sepatu kitten hill cream yang digunakannya tampak kontras dengan dress floral dasar biru navy dengan bunga-bunga kecil warna pink tua dan putih. Bagian luarnya di balut dengan jas bolero warna putih yang lumayan panjang.

Tangannya menjinjing sebuah tas hitam dari salah satu brand yang terkenal, ini semua adalah kostum yang tersedia di dalam lemari pakaian besar, diperuntukkan oleh nyonya Danuar secara khusus untuk Dara.

Pertama kali sejak Dara menikah, dia menggunakan pakaian dari dalam lemari itu.

"Pertama dan terakhir kali, mungkin aku bisa menghargai mama yang telah begitu baik padaku, menggunakan pakaian yang selalu jadi impiannya di kenakan oleh seorang anak perempuannya." itulah yang terbersit dibenaknya.

Dia pernah beberapa kali ke ruangan pak Dirga di lantai 7 gedung ini, untuk mengantar dokumen atau semacamnya, dulu saat mama Windu masih hidup. jadi dia tidak asing dengan tempat ini.

Dara mengetuk pintu dan seorang perempuan dengan baju rapi dan badan ideal yang dikenal Dara sebaga Bu Hana, sekretaris pribadi Pak Dirga menyambutnya.

"Ibu sudah di tunggu." Kata Bu Hana sambil mempersilahkan masuk.

Di dalam ruangan besar itu, telah duduk Windu disebuah sofa besar dengan setelan abu-abu motif kotak yang maskulin, setembak dengan arah pintu. Ketika Dara masuk, mata Windu yang tajam itu tertuju kepada Dara dengan tatapan sedikit terpana. Dia tidak pernah melihat penampilan Dara begitu anggun sekaligus elegan. Dara tampak berbeda siang ini.

Dara menatap lurus ke depan, pertama kali dalam hidupnya tak lagi gugup bertemu pandang dengan laki-laki yang telah membuatnya jatuh cinta sekaligus menyakiti hatinya dengan luar biasa.

Laki-laki itu tampak sedikit lebih kurus ketika Dara sedikit memperhatikan. Rambutnya terlihat lebih panjang. Yang sama hanya alisnya yang tebal dengan mata yang bersinar dingin itu.

Pak Dirga yang duduk di sofa yang lain menghadap meja yang sama segera berdiri, menyalami Dara dengan sikap formal sementara Windu tak bergeming di tempatnya duduk.

"Maaf, jika harus menunggu...jalan sedikit macet siang ini." Dara berucap sambil mengambil tempat, tepat di depan Windu yang tak berkedip menatapnya.

(Author sudah menepati janji double UP hari ini untuk Dara😊 Terimakasih sudah menunggu, ya. Nantikan episode berikutnya🙏😅 Akak pindah lapak dulu nulis novel sebelah🤭 lope2 sekebon bawang buat para readers kesayangan🤗🤗)

...Windu Putra Danuar...

...Dara Ranissa...

...Terimakasih sudah membaca novel ini❤️...

...VOTE, LIKE dan KOMEN kalian selalu author nantikan😊...

...I love you all❤️...

1
Arlini Pakan
Kecewa
Arlini Pakan
Buruk
Visencia Alingga
Luar biasa
Visencia Alingga
Lumayan
heni hariati
nyimak
Mebang Huyang M
Luar biasa
Mebang Huyang M
ngulang lagi baca ceritamu thor . kangen dgn mba dara yg imut.
Riska Afzal
😭😭😭
Tiara
Novel terbaik yg pernah aq baca di aplikasi ini 🙏🙏🙏🙏
Terimakasih
Tiara
Cerita ini ada "isi" nya. Terimakasih penulis udah menuangkan sesuatu yg sangat baik, sesuatu yang sangat menginspirasi. Banyak pelajaran yang bisa dipetik, sangat mengagumkan.
Rangkaian katanya indah tapi mudah dimengerti.
Karakternya tokoh2nya kuat,
Alurnya jelas, jadi tidak melewatkan 1 kalimatpun,
Sekali lagi Terimakasih 🙏🙏🙏🙏🙏
Eny Frihdihastuti
aku suka jalan ceritanya.
author pandai merangkai kata.
tapi tak pandai memilih visual windu, ga cocok tor sama dara haha maap ya tor 🙏
JandaQueen
apakah itu harus cuci darah spt pd org yg alami gagal ginjal ya..?
JandaQueen
dan kata2 keramat itu akhirnya meletusss
JandaQueen
berani ngapa2in bocah imut ku, tak santet onlen kau pak eko...🤣🤣
JandaQueen
ah si imut radith, suka sama cewek lebih tua ini rupanya... sini nak... tante aja yg peluk kamu... 😄
Vitriani
Lumayan
Dewa Rana
nangis aku thor 😭😭😭
Romi Tama
ya Allah😭😭😭
ami
Luar biasa
iren thezer
suka ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!