" Aku percaya suatu saat nanti kita akan saling mencintai dan menyayangi, walaupun sekarang kita disatukan dalam ikatan pernikahan karena perjodohan, Tetapi hati seseorang siapa yang akan bisa menebaknya " Fadly ".
" Aku tidak tau apakah aku pantas bersanding dengan dirimu yang hampir sempurna di mata diriku, berbeda dengan aku yang jauh dari kata sempurna untuk menjadi wanita idaman " Azura".
Namun aku percaya kalau kita memang sudah di takdirkan bersama, maka semua kesulitan dan cobaan akan bisa kita hadapi bersama hingga pada saatnya yang kita rasakan adalah kebahagian setiap harinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novi yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part Delapan Belas
" Mas bangun kita shalat subuh dulu " ucap Azura sambil mengoyang-goyangkan badan Fadly agar lelaki itu bangun.
" Iya dek ini Mas bangun, kamu mandi duluan aja dek " jawab Fadly.
Azura yang sudah selesai tugasnya untuk membangunkan Fadly langsung saja mengambil handuk untuk mandi, karena cuaca yang masih begitu dingin membuat Azura tidak ingin berlama-lama dikamar mandi.
" Mas aku udah siap mandi, gantian mas sekarang " ucap Azura saat melihat sang suami yang masih berbaring di tempat tidur.
" Iya dek " jawab Fadly sambil bangun dari tempat tidur dan langsung masuk kekamar mandi setelah mengambil handuk.
Sedangkan Azura yang kini sudah berganti pakaian dan kini sudah lengkap dengan mukenahnya tengah menunggu Fadly berganti pakaian.
" Ayo dek kita shalat subuh " ajak Fadly.
Mereka pun langsung mengerjakan shalat subuh berjamaah dengan khusyuk dan seperti kemarin-kemarin setelah mereka shalat kemudian di lanjutkan dengan berdoa.
Setelah selesai shalat Azura dan Fadly langsung turun ke meja makan untuk sarapan karena setelah itu mereka akan langsung berangkat ke Bandara.
Saat mereka sampai di dapur, Azura yang berniat ingin membuat sarapan untuk Fadly namun ia malah kalah cepat dengan Bundanya karena saat ia melihat meja makan disitu sudah tersaji sarapan ala-ala keluarga Azura seperti biasanya.
" eh anak Bunda udah bangun, sarapan dulu, Bunda udah siapin nasi goreng sama roti dimeja makan, langsung makan nanti kamu telat ke Bandaranya " ucap Bunda Azura.
" Iya Bun, padahal niatnya Azura mau buat sarapan buat kita semua, eh malah keduluan sama Bunda " jawab Azura cengegesan.
Tanpa membuang waktu lagi Azura dan Fadly langsung saja menyantap sarapannya, saat ini di meja makan hanya terisi oleh mereka berdua karena anggota yang lainnya masih berada di kamar belum ada yang turun ke meja makan sedangkan sang Bunda masih sibuk di dapur sehingga menyuruh Azura dan Fadly untuk sarapan duluan.
****
Saat ini Azura dan Fadly sudah sampai di bandara dan sedang berada diruang tunggu, sambil menunggu keduanya saling mengobrol dan menceritakan tentang diri mereka masing-masing, mulai dari makanan kesukaan, minuman, hoby sampai dengan idola yang mereka sukai.
Keduanya yang memang terikat karena perjodohan membuat mereka belum terlalu banyak mengenal satu sama lain, meskipun dulu mereka pernah menjadi tetangga dan pernah dekat tetapi itu hanya sebatas teman masa kecil, keduanya begitu larut dalam obrolan yang bahkan kini sudah tidak terlihat canggung lagi.
Penerbangan dengan tujuan Papua akan segera berangkat.
Kini keduanya sudah berada didalam Pesawat, perjalanan yang lumayan jauh dan memakan waktu lumayan lama akan cukup membuat mereka kelelahan dan membuat pantat mereka tepos karena terlalu lama duduk.
Keadaan di Pesawat yang terlihat tentram dan nyaman membuat para penumpang jadi lebih rileks terlebih lagi dengan adanya Pramugari-Pramugari cantik dan sexy membuat mata kaum Adam menjadi lebih segar.
Ketika Fadly dan Azura sedang mengobrol, seorang Pramugari cantik datang mengantarkan makanan dan minuman untuk mereka membuat Azura mendengus kesal karena Pramugari yang perpakaian cukup sexy itu malah terus melihat ke arah suaminya dengan muka centilnya itu.
" Ini Pak, Bu makanan dan minumannya " ucap Pramugari itu sambil meletakan makanan dan minuman didepan Fadly, namun ketika selesai memberikan makanannya, Pramugari itu belum juga pergi dari hadapan mereka dan bahkan mata Pramugari itu tidak beralih barang seditikpun dari muka suaminya Azura membuat Azura jengkel.
" Mbak itu mukanya di kondisikan dong, ini suami saya, jangan kecentilan gitu " ucap Azura ngegas.
Suara Azura yang ngegas lantas saja membuat Pramugari itu sadar hingga tersentak kaget, Pramugari itu langsung pamit karena kini ia menjadi pusat perhatian penumpang lain karena suara Azura yang lumayan kencang.