NovelToon NovelToon
Bellaric

Bellaric

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: LidyaMin

Bella Cintia?" Gumam Eric. Dia seolah tidak asing dengan nama itu. Bahkan ketika menyebutnya namanya saja membuat hati Eric berdesir menghangat.

"Kenapa harus designer ini?" Tanya Eric.

"Karena hanya dia yang cocok untuk mode produk kita pak."

"Apalagi yang kau ketahui tentang designer ini?" Tanya Eric kembali.

"Dia adalah salah satu designer terkenal di dunia. Dia sering berpindah dari negara satu ke negara lain. Karena dia memiliki cabang butiknya hampir di setiap negara yang dia tinggali. Namanya Bell's Boutique. Tapi untuk rumah mode utama nya, dia hanya memilikinya di negara ini. Nama rumah mode itu adalah Bellaric."

Eric terkesiap kala manager produksi itu menyebutkan kata Bellaric.

"Bellaric?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LidyaMin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lo Apa Kabar?

3 bulan setelah kematian mama nya, Eric lebih banyak diam. Dia lebih sering mengurung dirinya di kamar. Papa dan kedua kakaknya juga tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka sangat mengerti bagaimana rasa kehilangan yang di rasakan oleh Eric. Karena dia yang paling dekat dengan mama nya.

"Adik kamu sudah makan?" Papa Eric menghampiri Eno yang sedang membuat kopi di dapur.

"Tadi udah berkali-kali Eno ke kamarnya buat ngajak makan. Tapi jawabannya tetap sama, masih belum lapar." Eno kehabisan akal sudah bagaimana membujuk adiknya agar mau makan bersama.

Dalam sehari Eric paling makan hanya 1 kali saja. Kalaupun mau makan bersama dengan keluarganya, paling hanya sedikit saja.

"Ya sudah papa ke kamar Eric dulu." Papa nya kemudian melangkahkan kaki menuju kamar putra bungsunya yang terletak di lantai atas. Dengan perlahan papa Eric menaiki tangga dan akhirnya tiba di depan pintu kamar Eric.

"Eric, papa masuk ya." Ucap papa nya setelah mengetuk pintu.

Bisa di lihat kalau Eric hanya duduk melamun sambil bersandar di sandaran tempat tidurnya. Eric menatap papa nya sebentar lalu menaruh bantal di atas pangkuannya.

"Ada apa pa?" Tanya Eric saat papa nya sudah duduk di depannya.

"Harusnya papa yang tanya sama kamu, Kamu terus mengurung diri seperti ini. Apa kamu sadar kamu sudah membuat papa dan kakak-kakak kamu kuatir? Berhenti lah seperti ini. Papa tahu kesedihan kamu." Ujar papa nya dengan suara yang sedikit bergetar.

Seketika Eric merasa bersalah kepada papa nya. Eric kemudian memeluk papa nya dan menangis. "Maafin Eric pa, Eric gak bermaksud buat papa sedih. Eric cuma merasa belum siap menerima semua ini."

Papa Eric memeluk erat putranya sambil mengelus lembut pundaknya, agar Eric merasa tenang. Kemudian dengan perlahan papa nya melepas pelukan mereka.

"Papa tahu, begitupun papa merasa sangat kehilangan seorang teman hidup yang selalu setia mendampingi papa dalam keadaan apapun." Ujar papa Eric sambil menepuk pundak Eric.

"Eric bukan hanya kehilangan mama pa, tapi juga Bella. Dia pergi ke Paris di hari yang sama dengan kepergian mama. Eric bahkan belum sempat minta maaf sama dia pa." Ucap Eric dengan wajah yang menunduk lesu.

"Percayalah akan hatimu. Kalau memang dia jodoh mu, sejauh apapun dia pergi, papa yakin dia akan kembali padamu." Papa Eric memberikan semangat untuk Eric.

"Sekarang makan dulu, papa akan menunggu di bawah." Setelah berkata demikian papa Eric keluar dari kamar meninggalkan Eric yang masih duduk terdiam di tempat tidur.

Eric mengangkat kepalanya menatap langit-langit kamarnya lalu menghembuskan nafasnya kasar. Dia merenungkan kembali semua perkataan papa nya tadi. Benar apa yang tadi papa nya katakan. Dia tidak seharusnya dalam keadaan seperti ini terus. Dia harus kembali pada Eric yang sebelumnya. Eric yang ceria. Dia tidak mau membuat papa nya bertambah sedih.

Eric bergegas turun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Setelah selesai membersihkan dirinya, Eric berpakaian santai dan keluar dari kamarnya. Di bawah dia sudah bisa melihat kalau papa dan kedua kakaknya sedang berkumpul di meja makan. Tanpa ragu Eric bergabung untuk makan malam bersama.

Senyum terbit di wajah papa Eric saat melihat kedatangan putra bungsunya. Eno dan Edo pun juga tersenyum dengan kehadiran adik kesayangan mereka.

"Ini baru adik kakak." Ucap Eno sambil menepuk pundak Eric pelan.

Eric membalas perlakuan kakak tertuanya dengan senyuman tulus darinya.

"Nah sekarang ayo makan, kita berdoa dulu." Ujar Papa Eric dan mengajak ketiga putranya untuk berdoa bersama sebelum mereka menikmati makan malam.

***

Pagi ini Eric bangun lebih cepat dari biasanya. Mulai hari ini Eric akan bekerja di perusahaan papa nya. Dia ingin menyibukkan dirinya untuk menghilangkan rasa kesepian yang dia rasakan setelah kepergian mama nya dan juga Bella.

"Wow adikku sangat tampan sekali hari ini." Ucap Edo yang menatap kagum pada adiknya.

Penampilan Eric yang lain dari biasanya. Eric mengenakan kemeja biru muda, dipadukan dengan celana bahan dan juga dasi yang berwarna hampir senada dengan kemejanya. Bahkan penampilan rambut Eric pun tidak seperti biasanya. Dia terlihat sangat tampan.

Eric duduk di sebelah Edo dan mengulas senyum di bibirnya.

"Kak Eno mana?" Tanya Eric pada Edo.

"Bentar lagi juga turun. Nah sana dia orangnya." Ucap Edi sambil menunjuk Eno dengan dagunya.

"Kamu sudah siap de?" Tanya Eno yang baru saja bergabung bersama mereka.

"Eric sudah siap ka." Ujar Eric mantap.

"Baguslah. Papa senang kalau kamu mau terlibat di perusahaan. Karena siapa lagi yang akan meneruskannya kalau bukan Kalian." Ujar Papa Eric pada ketiga putranya.

"Kamu gak usah kuatir. Ada kakak nanti yang akan ngajarin kamu."

"Iya ka." Balas Eric.

"Oh iya hampir Edo lupa. Lusa ada undangan acara ulang tahun perusahaannya om Beno pa." Ujar Edo mengingatkan.

"Ya kita akan datang semua kesana. Bagaimanapun om Beno adalah sahabat papa. Jadi tidak mungkin papa sampai tidak hadir." Ucap Papa Eric kemudian kembali menikmati sarapan paginya.

"Baiklah. Ayo kita berangkat." Ajak Eno pada Eric.

"Pa kami berangkat dulu." Eric pamit pada papa nya.

.

.

.

Tiba di perusahaan, Eno meminta semua karyawan untuk berkumpul. Dia memperkenalkan adiknya Eric pada semua karyawannya. Sebagai tahap belajar Eric di beri kepercayaan oleh kakaknya sebagai manager sebelum pada akhirnya tampuk kepemimpinan akan Eno lepas padanya, setelah dia menikah dengan Elsa nanti.

Eric melakukan pekerjaannya dengan sangat serius dan bertanggung jawab. Papa dan kedua kakaknya juga sangat kagum dengan kerja keras Eric. Apalagi dia juga sedang menjalani kuliahnya. Tapi itu sama sekali tidak menghilangkan rasa tanggung jawabnya dalam bekerja.

"Kamu sudah makan?" Tanya Eno yang datang ke ruangan adiknya.

"Belum kak. Tanggung sedikit lagi selesai." Jawab Eric tanpa mengalihkan matanya dari laptopnya.

"Istirahat dulu nanti di sambung. Ingat, kerja boleh semangat tapi makan jangan sampai di lupakan." Ujar Eno mengingatkan Eric.

Eric mengangkat kepalanya dan tersenyum pada kakaknya. "Baiklah. Ayo kita makan."

Eric merapikan mejanya dan mematikan laptopnya. Kemudian mengambil ponselnya dan berjalan keluar bersama kakaknya.

***

Bella melangkahkan kakinya menyusuri taman kampus hingga ia duduk pada salah satu kursi taman yang ada. Ia hendak bersantai sambil menikmati suasana dan udara yang sejuk pagi ini.

Sudah cukup ramai taman pagi ini. Bella merogoh ponselnya kala ia merasa ponselnya bergetar tanda ada panggilan masuk. Nama yang tertera disana membuat bibirnya seketika membentuk senyuman.

"Halo?"

"Bagaimana kabar kamu sayang? Apa semuanya berjalan dengan lancar?"

"Kabar Bella baik mah. Semua baik-baik saja. Kabar mamah juga gimana?"

"Mamah juga baik sayang. Baiklah mamah tutup ya, mamah mau berangkat ke kantor sekarang. Love you."

"Love you too mah."

Bella mendesah pesan saat panggilan teleponnya berakhir. 3 bulan berlalu. Bella merindukan seseorang yang tidak pernah sedikit pun hilang dari ingatannya dan juga dari hatinya. Seseorang yang mampu membuat Bella tetap semangat menjalani hari-harinya walaupun kisah mereka sudah berakhir. Dia sangat merindukan sosok tersebut. Lelaki yang sangat dia cintai. Cinta pertamanya.

"Eric, lo apa kabar?

1
Ta..h
kocak juga nih temen temennya dev 😅😅
Ta..h
nah pertanyaan bella itu gong nya erik.
Ta..h
so sweet 🥰🥰 banget banget sih.
Ta..h
ko gemess ya 😅😅
Ta..h
udah dandan abis abisan senyum senyum g jelas malah gagal ketemu ya ric 😅😅.
Ta..h
berarti eric sebetulnya udah jatuh cinta sama bella.
Asri Indah Nur 'Aini
berarti secara ga langsung semua masalah datengnya dari Ardi, mulai dari yang terjadi antara Daniel sama Rara maupun yang terjadi antara Clara dan Eric. tapi bagus deh Eric bisa bersatu sama Bella, daripada sama Clara munafik
Magda lena
Luar biasa
Gaulisia
baca yang kedua kalinya💃💃
Deistya Nur
keren, semangat terus thor 👍💪
Farida Deka
Luar biasa
Tiwik Firdaus
masih gagal aja erik kamu belum berhasil membobol gawang dan mencetaknya
Alejandra
Kalau dicerita Daniel seolah" Erick sangat mencintai Clara dan melupakan Bella begitu saja ...
Ester Abidano
great novel
Ester Abidano
great story
Arni Khayanti
Cakeepp mmng itu yg harus dilakukan blokir Daniel, David apalg Clara n Ardi itu juga akan saya lakukan.
Arni Khayanti
Daniel, David n ardi sahabat yg harus ditinggalkan itu kalau saya
Arni Khayanti
jgn percaya sahabat baik laki or perempuan 😂
Arni Khayanti
ditikung sahabat
Mita Karolina
Cerita jane dan David di sebelah mana thor?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!