Romlah tak menyangka jika dia akan melihat suaminya yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, bahkan sahabatnya itu sudah melahirkan anak suaminya.
Di saat dia ingin bertanya kenapa keduanya berselingkuh, dia malah dianiaya oleh keduanya. Bahkan, di saat dia sedang sekarat, keduanya malah menyiramkan minyak tanah ke tubuh Romlah dan membakar tubuh wanita itu.
"Sampai mati pun aku tidak akan rela jika kalian bersatu, aku akan terus mengganggu hidup kalian," ujar Romlah ketika melihat kepergian keduanya.
Napas Romlah sudah tersenggal, dia hampir mati. Di saat wanita itu meregang nyawa, iblis datang dengan segala rayuannya.
"Jangan takut, aku akan membantu kamu membalas dendam. Cukup katakan iya, setelah kamu mati, kamu akan menjadi budakku dan aku akan membantu kamu untuk membalas dendam."
Balasan seperti apa yang dijanjikan oleh iblis?
Yuk baca ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BDN Bab 26
Dalam seumur hidupnya Wati tidak pernah melihat yang namanya makhluk gaib, dia tidak pernah melihat yang namanya setan. Namun, kali ini dia begitu takut sekali karena melihat sosok yang begitu mengerikan di hadapannya.
Ada seorang wanita dengan wajahnya yang begitu buruk rupa, sebelah wajahnya terlihat rusak karena luka bakar. Sebelah wajahnya lagi, depannya terlihat tulang tengkoraknya, bagian dalamnya, dagingnya terlihat dengan jelas.
Merah dan juga tercium bau yang begitu busuk dari wajah wanita itu, ketika Wati memperhatikan, badan wanita itu juga penuh luka bakar. Baju yang dipakainya compang-camping, dari luka itu keluar belatung kecil yang begitu menjijikan.
Wati memperhatikan kaki wanita itu, kaki wanita itu nampak menapak pada ubin. Kalau misalkan setan, tidak mungkin kaki wanita itu menapak di ubin.
Namun, jika dibilang manusia juga rasanya tidak mungkin. Karena tidak mungkin ada manusia yang bertahan dengan tulang tengkoraknya yang terlihat separuhnya, bau busuk dan penuh dengan belatung.
Wati diam di tempat, dadanya naik turun dengan kencang. Matanya membelalak, dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.
"Si—siapa kamu?!”tanya Wati.
Suara wanita itu bergetar, tapi setengah berteriak.
Berbeda dengan wanita yang ada di hadapan Wati, wanita itu terlihat begitu tenang. Ada senyum yang begitu tipis di bibirnya, sorot matanya menyiratkan dingin yang membeku.
"Aku menantu Ibu. Apa Ibu benar-benar sudah lupa padaku?"
Wati mengerutkan dahi, langkahnya mundur perlahan. Dia merasa tidak mungkin kalau wanita yang ada di hadapannya adalah menantunya, karena walaupun Inah baru saja menyelesaikan operasi, tetapi wajahnya tidak buruk rupa seperti ini.
Wajah Inah tetap cantik, hanya saja memang tampilannya tidak sempurna seperti dulu. Dadanya yang menonjol kini sudah terpangkas habis karena operasi, sudah seperti lelaki jika ditatap.
"Menantu? Menantu Inah maksudnya? Itu jelas tak mungkin, menantuku ada di rumah, Inah lagi masa penyembuhan. Dia nggak mungkin ada di sini. Sebenarnya kamu siapa?”
Wanita yang mengaku sebagai menantunya itu mengerang pelan, suaranya berubah serak saat wanita itu mulai bersuara kembali.
"Sudah aku bilang, aku menantu Ibu. Wanita yang kalian bunuh demi harta dan agar perselingkuhan anak Ibu serta gundik-nya aman.”
Mata Wati melebar sempurna, kenangan kelam yang selama ini sengaja dikubur dalam-dalam tiba-tiba menyeruak. Istri pertama Sugeng itu, Romlah, yang meninggal dalam luka dan api karena ulah putranya sendiri.
Kini, dia ada di hadapannya dengan tatapan matanya yang penuh luka dan juga kebencian. Tatapan yang dirasa begitu mengerikan, Wati sampai benar-benar merasa takut sekali.
"Ka--- kamu, masih hidup atau sudah mati?" tanya Wati.
Suaranya tercekik ketakutan, wanita yang ada di hadapannya benar-benar terlihat begitu mengerikan. Cahaya remang dari lampu corong membuat wajah wanita itu semakin menakutkan, terlebih lagi dengan hawa dingin yang begitu menusuk, menambah suasana di ruangan itu berubah begitu menegangkan.
Wanita yang ada di hadapannya itu mengangkat kepala sedikit, ada senyum penuh amarah di sana. Ada tatapan penuh ketidak ikhlasan, Wati merasa takut sampai tubuhnya gemetaran.
"Aku sudah mati, tapi beruntung aku bisa bangkit dari neraka. Sekarang aku datang untuk membalas dendam. Apakah Ibu sudah siap?”
"Tidak! Jangan bunuh aku, jangan pernah balas dendam kepadaku. Karena aku tidak membunuhmu," ujar Wati dengan tubuhnya yang luruh ke atas lantai.
Wanita yang sejak tadi berdiri itu kini tubuhnya melayang ke udara, tubuh Wati dikelilingi oleh wanita itu. Dia berputar dengan begitu kencang, menghasilkan angin yang membuat tubuhnya menggigil kedinginan dan juga ketakutan.
"Hentikan! Aku pusing! Hentikan! Jangan takuti aku!" teriak Wati.
Wanita itu malah cekikikan, dia tidak memedulikan apa yang dikatakan oleh Wati. Ketika dia tertawa cekikikan, banyak belatung yang keluar dari mulut wanita itu. Belatung itu berjatuhan di atas tubuh Wati.
"Argh! Sakit, jangan! Ini sangat sakit, hoek!"
Selain merasa sakit karena belatung-belatung itu menggigit dan menggerogoti tubuh Wati, wanita itu juga merasa jijik karena ada darah yang menetes di tubuhnya.
Darah itu berwarna hitam kental, baunya sangat menusuk ke hidung. Wati tidak kuat dengan bau yang menguar, dia sampai memuntahkan semua isi perutnya.
"Tolong jangan bunuh aku," ujar Wati dengan suaranya yang begitu lemah.
"Tidak akan, aku tidak akan pernah membunuh kamu, Bu. Karena nantinya akan kamu yang dengan sukarela membunuh diri kamu sendiri," jawab Romlah.
Brak!
Tubuh Romlah yang sejak tadi melayang-layang di udara langsung terjatuh di hadapan Wati, tubuh itu hancur berantakan seperti ditabrak kontainer. Dagingnya seperti daging giling, tulangnya hancur dan darahnya mengalir ke tubuhnya.
Hoek!
Antara takut dan juga jijik yang dia rasakan saat ini, dirinya ingin sekali lari agar keluar dari ketakutan ini. Namun, jangankan untuk berlari, untuk berteriak minta tolong dengan sekuat tenaga saja tidak bisa.
Dia merasa semakin lemah, hingga beberapa saat kemudian wanita itu kehilangan kesadarannya. Melihat Wati yang tidak sadarkan diri, tubuh Romlah kembali utuh. Wajahnya yang tadinya buruk rupa kini terlihat cantik sekali.
"Aku akan terus menghantui kamu, kamu harus bersiap untuk menerima balasan dariku. Aku akan membuat setiap orang yang menyakitiku merasakan mati segan, hidup tak mau."