NovelToon NovelToon
Aku, Kamu Dan Akta Nikah

Aku, Kamu Dan Akta Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Pernikahan Kilat / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:12.9k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Nara Anjani Sukma berada di situasi harus menikah dengan adik angkat pria yang akan melamarnya. Sakti Pradana tidak menduga ia akan bertukar jodoh dengan kakak angkatnya. Dua karakter bertolak belakang, pertemuan tak terduga dan pernikahan mendadak seperti tahu bulat, drama rumah tangga apa yang akan mereka jalani.

===

“Sudah siap ya, sekarang aku suamimu. Bersiaplah aku buat kamu bahagia jiwa dan raga.” Sakti Pradana.

“Aku penasaran, apa milikmu bisa sesakti namamu.” Nara Anjani Sukma

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Tukar Jodoh

Bab 17

 

 

Nara keluar dari mobil tanpa menunggu Indro membuka pintu. Menatap bangunan di hadapannya. tidak semewah rumah milik opanya, tapi terlihat nyaman dari luar. Entah di dalamnya, yang jelas Nara tidak terlalu menyukai sifat Samir.

Kalau bukan permintaan Sakti, malas Nara untuk hadir di tempat itu. Sepertinya Sakti sudah tiba, mobilnya sudah terparkir di sana.

“Mbak ini dibawa semua?”

“Iya, bawa masuk.” Nara melangkah diikuti Indro membawa plastik dan paper bag berisi cake juga hadiah untuk keluarga Sakti.

Kehadirannya disambut oleh asisten rumah tangga dan dipersilahkan masuk.

“Wah, sudah datang. Ayo, masuk,” ujar Naryo.

Nara menghampiri pria itu, ayah mertuanya. Meski bukan ayah kandung Sakti. Menyapa dan mencium tangan pria itu. Naryo mengajak Nara ke dalam, ke ruang keluarga.

“Duduk dulu, Ayah panggil Bunda. Jangan sungkan, butuh sesuatu panggil bibi. Sakti belum lama sampai, mungkin sedang mandi.”

“Iya, Yah.”

Indro menyerahkan buah tangan pada asisten rumah tangga dan memberikan paper bag pada Nara yang akan diberikan langsung pada tuan rumah.

“Serius saya pulang mbak?” tanya Indro. 

“Hm. Aku pulang bareng Sakti,” sahut Nara.

Indro akhirnya pamit, meski ragu meninggalkan majikannya. Namun, ia yakin kalau Nara sudah berada di tangan yang tepat yaitu Sakti -- suaminya.

Terdengar langkah kaki, Nara menduga Sakti yang datang ternyata Samir.

“Wah, tuan putri sudah datang,” ejek Samir.

Malas menanggapi mulut Samir, meski ingin sekali memberi tanda pada wajah pria itu. Seperti tanda kepalan atau telapak tangan.

“Ck, ternyata cucu Jimmy Wijaya sangat sombong.”

“Terserah kamu saja. Aku tidak butuh validasi manusia, apalagi dari kamu."

Samir selain menyebalkan juga mudah emosi, padahal dia yang memancing lebih dulu. Memancing di air keruh. Raut wajahnya berubah geram. “Jangan sombong kamu. Beruntung aku gagal melamar kamu, cantik juga percuma kalau songong dan sombong.”

Baru akan menyahut ucapan yang keluar dari mulut rombeng Samir, ada Sinta dan Naryo. Nara menghampiri dan mencium tangan Sinta.

“Sudah datang kamu, duduklah.”

Nara menyerahkan paper bag pada Sinta, berharap kalau wanita itu menyukai buah tangan darinya. Sinta sempat tercengang dengan merk brand hadiah yang diberikan oleh Nara.

“Semoga nanti kamu bisa adil ya,” ucap Sinta.

“Adil, adil maksudnya?” tanya Nara, kali ini dia serius tidak tahu.

“Ya harus Adil, kapan tinggal di rumah opa kamu dan kapan di sini. Termasuk juga memberi nafkah orang tua. Mungkin Opa kamu tidak butuh dinafkahi oleh kalian, tapi Sakti masih harus berbakti dengan kami.”

Nara mengangguk paham, paham kalau keluarga ini agak lain. Sakti akhirnya datang juga, langsung menghampiri istrinya

“Sudah sampai ya,” ucap Sakti lalu duduk di samping Nara, mengusap kepala istrinya dan merangkul bahu.

Samir menatap sinis, dalam hati ia memang menyesal. Nara sangat cantik dan memiliki kekayaan yang keluarga itu inginkan. Hidupnya pasti akan sangat mudah dan mewah kalau menikah dengan Nara. 

Sinta beranjak untuk memastikan hidangan makan malam mereka, obrolan yang terjadi sangat kaku. Hanya Naryo saja yang banyak bicara dengan Sakti, Nara menjawab ketika ditanya.

“Sakti bisa kamu jadikan artis juga dong,” cetus Naryo lalu terkekeh.

Nara menoleh dan menatap Sakti. “Bisa, wajahnya menjual. Tapi saya tidak izinkan itu.”

“Kenapa?” tanya Sakti penasaran.

“Banyak wanita akan menjadi pengagum baik diam-diam ataupun terang-terangan. Kamu suka begitu, aku tidak.” Telunjuk Nara menunjuk dan menekan dad4 Sakti.

“Tidak akan, kalau istriku keberatan. Aku tidak mau kamu cemburu.” Sakti terkekeh, sedangkan Nara mengalihkan pandangan dan mencibir.

Meja makan seakan menjadi panggung bagi Sakti untuk menunjuk kemesraan meski bukan dibuat-buat. Kalau di rumah opa ingin Nara melayani suaminya di sini Sakti yang berperan.

“Gantian, aku yang melayani kamu. Ini cukup atau ….”

“Cukup,” seru Nara saat Sakti mengambilkan nasi dan lauk serta yang lainnya.

Naryo menawarkan pasangan itu menginap, Sakti menjawab terserah istrinya saja dan di luar dugaan Nara menjawab oke.

“Kamu serius menginap di sini?” tanya Sakti saat mereka sudah berada di kamar.

Nara mengangguk dan menatap sekeliling kamar Sakti, tidak luas seperti kamarnya. Hanya ada ranjang ukuran standar, meja belajar, toilet juga lemari pakaian dan balkon yang sempit.

“Kenapa tidak ada TV dan sofa?”

“Tidak muat sayang, lagian aku jarang dirumah.”

Duduk di sisi ranjang sambil bersedekap menatap gerakan Sakti yang melepas kaos memperlihatkan tubuh kekarnya, Nara penasaran dengan tato di punggung dan melewati bahu kanan sampai ke bagian dad4. Penasaran untuk menyentuhnya.

“Ngapain kamu lepas kaos.”

“Ah iya, aku lupa bilang. Ac di sini tidak sedingin di kamar kamu. Pakaian ganti kamu di mobil ‘kan, biar aku ambil.”

“Indro sudah pulang, masa kita pulang pisah mobil,"

"Mandi gih, nanti pakai baju aku." Sakti gegas membuka lemari dan mencari pakaian ganti serta handuk baru. 

***

“Ra, jangan main-main kamu. masa pakai kaos doang.” Sakti mengusap kasar wajahnya karena sang istri menolak menggunakan training.

“Kaos kamu besar, lihat aja hampir sampai lutut aku. Berasa pakai daster.”

“Tapi pikiranku tidak bisa aku kontr0l, Ra.”

“Otak kamu yang ngeres,” seru Nara lalu menaiki ranjang.

Lagi-lagi Sakti mengusap wajah menatap kedua pah4 putih dan mulus saat Nara berbaring lalu menarik selimut.

“Aku capek, jangan berisik.”

Sakti ikut naik ke ranjang, Nara berbaring miring memunggunginya.

“Jangan mepet,” lirih Nara.

“Ranjangnya sempit, Ra.” Hanya alasan Sakti untuk mendekat, bahkan ia tersenyum simpul saat tangannya memeluk Nara. menduga Nara akan berteriak lalu menendangnya, ternyata diam saja. Perlahan terdengar dengkuran halus. “Ra, udah tidur?” tidak ada jawaban. “Kamu pulas, aku mulas Ra. Bakal tersiksa sepanjang malam ini.”

Entah jam berapa, Nara terjaga. Dahinya berkeringat sampai ke leher, begitu emosi sampai jantungnya berdebar.

“Mimpi apa itu, aneh sekali.” Bermimpi ia dan Sakti sedang berpelukan lalu Samir menarik Nara menjauh, dan Serli menarik Sakti menjauh. Rasanya sangat dahaga dan tidak ada air di kamar.

 Nara beranjak pelan dari ranjang lalu memakai celana training yang kebesaran bahkan ia lipat dua kali di pinggang. Keluar dari kamar dengan pelan dan menuruni undakan tangga tanpa alas kaki.

Melihat jam dinding, ternyata jam dua pagi. Tujuan Nara adalah lemari es. Mengambil air dingin lalu meneguknya.

“Kayak habis maraton aja.”

Tanpa harus menoleh, Nara tahu itu suara Samir. Tidak ingin terlihat berduaan di pagi buta dengan pria aneh itu, Nara menutup botolnya untuk dibawa ke kamar.

“Anggap saja begitu, kami pengantin baru jadi wajar kalau tiap malam harus maraton.” Hendak berlalu meninggalkan Samir, nyatanya pria itu menahan dengan memegang tangan Nara.

“Ada hal yang harus kamu tahu.”

Nara menghempaskan tangan Samir. “Sayangnya aku tidak mau tahu.”

“Ini tentang Sakti, kamu dan aku. Yang aku lihat kalian hanya drama, tidak lama lagi pasti cerai.”

“Jaga mulutmu dan jangan mengambil alih tugas Tuhan memprediksi jalannya takdir.”

Samir malah terkekeh. “Aku kasihan, karena di sini kamu hanya korban. Korban balas dendam Sakti. Kalau dipikir aku dan dia hanya bertukar jodoh.”

Penuturan Samir sukses mendapatkan perhatian dari Nara. 

“Tukar jodoh? Lebih tepatnya kamu menyesal karena awalnya kita yang dijodohkan malah Sakti yang dapatkan aku. Kasihan,” ejek Nara.

Samir tersenyum sinis. “Sakti tidak mencintaimu, dia masih mencintai Rosa. Mantan istriku.”

Perlahan wajah Nara berubah mendengar penjelasan Samir.

“Rosa kekasih Sakti ternyata memilihku dan kami menikah. Lalu kamu harusnya menikah denganku, tapi malah dengan Sakti. Kamu ingat, malam itu Sakti tidak menolak karena memang itu tujuannya. Membalas dendam, siapa yang harus dikasihani sekarang?” 

Samir terkekeh lalu meninggalkan Nara yang masih terpaku.

 

 

1
hiro_yoshi74
gemes kan gayanya aja yg judes abis tapi cemburunya keliatan wk wk wk 🤣🤣🤣🤣🤣 gengsi di gedeein yo ra 🤭
Quinza Azalea
buktikan🤣
mmh nengmuti
kera sakti di lwan🤣🤣
Shee
tersakti-sakti tar bisa salto, jumpalitan, dan terbang g ya sak😂😂😂
ada aja bahasa lo sak, kalau kata nara mah lebay tapi dia demen mesam mesem sendiri😂😂
Shee
ini harus syukuran kayanya dah dpt ciuman ya sak😂😂😂
Shee
si Samir ini minta di semir kali biar otaknya glowing😂😂
heran orang ko ribet banget ya biarin aja toh mereka ini yang nikah. situ kalau iri ya tinggal nikah nih sellir nganggur 😂😂
Hani
bagusssss
hiro_yoshi74
harus di cie cieeee in ini ma .......🤣🤣🤣🤣
gayanya ngentol abis ra ehhhhhh demen juga kan di sekop sekop kerasakti🤭🤣🤣🤣🤣
Quinza Azalea
next
mmh nengmuti
nara mulai mode pasrshhh
mmh nengmuti
siap2 kejet kejet ra
hiro_yoshi74
siap mureng muring ra
mery harwati
😄😄 Nara siap² hatimu terbakar tiap detik karena fans Sakti makin sakti & anti badai 🤣
hiro_yoshi74
heleh gayamu ra ngak jadi model di kerubutin uget" aje km dah bete gimana tar kalo dah terkenal 🤭🤣🤣🤣🤣🤣
Siti Nur Rohmah
lahh kukira yg bakal gantiin JD model Nara,ternyata si suami"kera sakti" 🤭
bakal gimana itu keseruannya???
Iccha Risa: bener kak bukan Nara tapi mas Sakti, serunya pasti bikin cemburu Nara...
total 1 replies
Siti Dede
Kera Sakti jadi model dadakan👍
aroem
bagus
hiro_yoshi74
serli . rosa . rina boleh juga tu rekrut jadi trio uget uget ra ...... 🤣🤣🤣🤣
Quinza Azalea
next
mmh nengmuti
nah kan apa sy bilang pasti s rosa pegang dada sambil ku menangisssss membayangkan,,,,,,,🤣🤣🤪🤪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!