Arsenio Elvarendra, mafia kejam yang dihianati orang kepercayaannya, terlahir kembali di sebuah singgasana yang sangat megah sebagai Kaisar Iblis. Di dunia barunya, ia bertemu seorang wanita cantik—Dia seorang dewi yang menyembunyikan identitasnya.
Bisakah Arsenio mengungkap jati diri sang Dewi? Akankah cinta mereka mengubah jalan takdir di antara kegelapan dan cahaya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BUBBLEBUNY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayangan di Hutan Terlarang
Lucifer Morningstar, Kaisar Iblis, berdiri di tengah arena pelatihan yang kosong, menatap langit yang mulai gelap. Pikirannya dipenuhi dengan kekhawatiran tentang Ezra dan makhluk tak dikenal yang berkeliaran di perbatasannya.
"Sistem," kata Lucifer, "apakah ada perkembangan baru tentang makhluk-makhluk itu?"
[Sistem: Laporan Terbaru. Makhluk-makhluk itu telah diidentifikasi sebagai Pemburu Bayangan, kelompok pembunuh bayaran yang dikenal karena kemampuan mereka untuk menyembunyikan diri dan melenyapkan target mereka dengan cepat dan efisien.]
"Pemburu Bayangan?" gumam Lucifer. "Aku pernah mendengar tentang mereka. Mereka adalah salah satu kelompok pembunuh bayaran yang paling berbahaya di neraka. Siapa yang menyewa mereka, dan mengapa mereka memasuki wilayahku?"
[Sistem: Tidak Diketahui. Analisis Sedang Berlangsung.]
"Perintahkan Zarthus untuk menangkap salah satu dari Pemburu Bayangan itu hidup-hidup," kata Lucifer. "Aku ingin tahu siapa yang membayar mereka dan apa yang mereka rencanakan."
[Sistem: Perintah Terkirim.]
Lucifer menghela napas dan berjalan keluar dari arena pelatihan. Dia merasa perlu untuk melakukan sesuatu, untuk mengambil tindakan.
"Sistem," kata Lucifer, "hubungkan aku dengan Lilith."
Seketika, sebuah jendela hologram muncul di hadapannya, menampilkan gambar Lilith.
"Yang Mulia," kata Lilith, membungkuk hormat. "Ada yang bisa saya bantu?"
"Lilith, aku punya pertanyaan untukmu," kata Lucifer. "Apakah kau sudah mengikuti Ezra?"
"Ya, Yang Mulia," jawab Lilith. "Aku telah mengikutinya sejak dia meninggalkan kerajaannya. Dia saat ini sedang dalam perjalanan menuju Hutan Terlarang."
"Apakah dia aman?" tanya Lucifer.
"Sejauh ini, ya," jawab Lilith. "Tapi aku merasakan sesuatu yang aneh di hutan itu. Ada kehadiran yang gelap dan jahat yang mengintai di antara pepohonan."
Lucifer mengerutkan kening. "Apa maksudmu?"
"Aku tidak yakin, Yang Mulia," jawab Lilith. "Tapi aku merasa bahwa Ezra berada dalam bahaya. Aku sarankan kau mengirim bala bantuan untuk membantunya."
Lucifer terdiam sejenak, mempertimbangkan saran Lilith. Dia tahu bahwa Hutan Terlarang adalah tempat yang berbahaya, dan dia tidak ingin mengambil risiko apa pun.
"Baiklah," kata Lucifer akhirnya. "Aku akan mengirim bala bantuan. Tapi kau harus tetap bersama Ezra dan melindunginya dengan nyawamu sendiri."
"Seperti yang Anda perintahkan, Yang Mulia," jawab Lilith.
"Hubungi aku jika ada masalah," kata Lucifer. "Aku ingin tahu setiap saat."
"Aku akan melakukannya, Yang Mulia," jawab Lilith.
Lucifer memutuskan sambungan dan menghela napas. Dia merasa semakin khawatir tentang Ezra. Dia tahu bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk membantunya.
"Sistem," kata Lucifer, "siapkan portal ke Hutan Terlarang."
[Sistem: Mempersiapkan Portal. Harap Tunggu.]
Setelah beberapa saat, sebuah portal terbuka di hadapannya, menampilkan pemandangan Hutan Terlarang. Itu adalah tempat yang gelap dan menakutkan, dengan pepohonan yang tinggi dan bengkok dan bayangan yang menari-nari.
"Aku harus pergi ke sana sendiri," gumam Lucifer. "Aku tidak bisa hanya duduk di sini dan menunggu sesuatu yang buruk terjadi."
Dia mengambil napas dalam-dalam dan melangkah melalui portal. Saat Lucifer melangkah melalui portal, dia merasakan aura Hutan Terlarang langsung menyelimutinya. Udara terasa berat dan lembap, dipenuhi dengan aroma tanah yang membusuk dan sesuatu yang lebih pahit, seperti ketakutan.
"Sistem, berikan aku peta Hutan Terlarang dan lokasi Ezra," kata Lucifer.
[Sistem: Memuat Peta dan Lokasi. Harap Tunggu.]
Seketika, sebuah peta hologram muncul di hadapannya, menampilkan tata letak Hutan Terlarang dan lokasi Ezra, yang ditandai dengan titik berkedip.
"Ezra cukup jauh di dalam hutan," gumam Lucifer. "Aku harus bergegas."
Dia mengepakkan sayapnya dan terbang ke langit, bergerak cepat menuju lokasi Ezra. Saat dia terbang, dia mengamati sekelilingnya, mencari tanda-tanda bahaya. Hutan Terlarang adalah tempat yang aneh dan menakutkan. Pepohonan tumbuh tinggi dan bengkok, menghalangi sebagian besar cahaya matahari. Bayangan menari-nari di tanah, membuat sulit untuk melihat apa yang ada di depan. Lucifer bisa merasakan kehadiran makhluk-makhluk yang mengintai di antara pepohonan. Dia bisa mendengar bisikan dan gemerisik, tetapi dia tidak bisa melihat apa pun.
"Sistem, apakah kau mendeteksi sesuatu?" tanya Lucifer.
[Sistem: Mendeteksi Beberapa Entitas di Sekitar Anda. Identitas Tidak Diketahui. Tingkat Bahaya: Sedang.]
"Terima kasih, Sistem," kata Lucifer. "Aku akan berhati-hati."
Dia terus terbang, semakin dalam ke dalam hutan. Semakin dalam dia masuk, semakin gelap dan menakutkan tempat itu. Tiba-tiba, dia merasakan kehadiran yang kuat di depannya. Dia berhenti di udara dan menatap ke bawah.
Di bawahnya, dia melihat sekelompok makhluk aneh berkumpul di sekitar api unggun. Makhluk-makhluk itu tinggi dan kurus, dengan kulit pucat dan mata merah yang menyala. Mereka mengenakan jubah compang-camping dan membawa senjata aneh.
"Siapa mereka?" tanya Lucifer.
[Sistem: Mengidentifikasi. Makhluk-makhluk itu adalah Kultus Bayangan, kelompok fanatik yang menyembah kekuatan kegelapan. Mereka dikenal karena sihir yang jahat dan kesetiaan mereka yang tak tergoyahkan.]
"Kultus Bayangan?" gumam Lucifer. "Apa yang mereka lakukan di sini?"
Pada saat itu, salah satu anggota Kultus Bayangan berbicara.
"Kita harus bersiap," kata anggota kultus itu. "Ezra akan segera tiba. Kita harus menangkapnya dan membawanya ke tuan kita."
Lucifer mengerutkan kening. "Jadi, mereka mengejar Ezra," gumamnya. "Aku tidak akan membiarkan mereka menyakitinya."
Dia menukik ke bawah, sayapnya menyapu, dan mendarat di tengah-tengah Kultus Bayangan dengan ledakan kekuatan yang dahsyat.
"Siapa yang berani mengganggu kita?" teriak pemimpin Kultus Bayangan.
"Akulah Lucifer Morningstar, Kaisar Iblis," jawab Lucifer. "Dan aku datang untuk menghentikanmu."
Para anggota Kultus Bayangan itu menyerbu ke arah Lucifer, senjata mereka terhunus. Lucifer menyeringai dan melepaskan kekuatan penuhnya.
Api neraka menyembur dari tangan Lucifer, membakar para anggota Kultus Bayangan menjadi abu. Pedangnya, Pembawa Fajar, bersinar terang, menebas dengan presisi mematikan. Setiap ayunan merobohkan beberapa musuh sekaligus.
"Kalian memilih musuh yang salah!" raung Lucifer, suaranya menggelegar di seluruh hutan. "Kalian tidak akan menyentuh Ezra!"
Pemimpin Kultus Bayangan, seorang pria jangkung dan kurus dengan mata merah menyala, melangkah maju.
"Kau tidak bisa menghentikan kami, Lucifer Morningstar," desis pemimpin itu. "Tuan kami menginginkan Tongkat Genesis, dan kami akan mendapatkannya."
"Tuanmu?" tanya Lucifer, mengangkat alis. "Siapa tuanmu?"
Pemimpin itu menyeringai. "Itu bukan urusanmu. Yang perlu kau ketahui adalah bahwa tuan kami lebih kuat darimu, dan dia akan menghancurkanmu dan kerajaannya."
"Kita lihat saja nanti," kata Lucifer, menyerang pemimpin itu dengan kecepatan kilat.
Pemimpin itu menangkis serangan Lucifer dengan tongkat aneh yang bersinar dengan energi gelap. Mereka bertarung dengan kekuatan dan keganasan yang luar biasa, sihir dan pedang mereka berbenturan dalam ledakan energi yang dahsyat.
Lucifer lebih kuat, tetapi pemimpin itu licik dan terampil. Dia menggunakan sihir gelapnya untuk menciptakan ilusi dan menjebak Lucifer.
"Kau tidak bisa mengalahkanku, Lucifer," ejek pemimpin itu, saat dia menangkis serangan Lucifer. "Aku memiliki kekuatan kegelapan di sisiku!"
"Kau salah," balas Lucifer. "Akulah kegelapan itu sendiri!"
Dia melepaskan ledakan energi yang dahsyat, mengenai pemimpin itu dengan kekuatan penuh. Pemimpin itu terhuyung mundur, wajahnya meringis kesakitan.
"Tidak mungkin..." terengah-engah pemimpin itu. "Aku... aku tidak bisa kalah..."
"Sudah berakhir," kata Lucifer, mendekatinya. "Kau kalah."
Dia mengangkat pedangnya, siap untuk memberikan pukulan yang mematikan. Tetapi pada saat itu, pemimpin itu melepaskan serangan terakhir - ledakan sihir gelap yang kuat yang mengenai Lucifer tepat di dada.
Lucifer terhuyung mundur, merasakan rasa sakit yang membakar di sekujur tubuhnya. Dia jatuh ke tanah, napasnya tersengal-sengal.
"Mungkin aku akan mati hari ini," kata pemimpin itu, suaranya lemah tetapi penuh kemenangan. "Tetapi aku akan membawamu bersamaku!"
Dia mengangkat tangannya, siap untuk melepaskan serangan lain. Tetapi sebelum dia bisa melakukannya, sebuah suara membelah udara.
"Jangan sentuh dia!"
Lucifer melihat Lilith berlari ke arah mereka, pedangnya terhunus. Dia menyerang pemimpin itu dengan kecepatan kilat, memotongnya sebelum dia bisa melepaskan serangannya. Pemimpin itu jatuh ke tanah, mati. Lilith berlutut di sisi Lucifer, wajahnya penuh dengan kekhawatiran.
"Yang Mulia! Apa kau baik-baik saja?" tanya Lilith. "Anda baru saja pulih kenapa anda yang turun tangan sendiri?.
"Aku... aku baik-baik saja, Lilith," kata Lucifer, meskipun dia tahu itu bohong. "Aku hanya butuh sedikit istirahat."
"Kita harus pergi dari sini, Yang Mulia," kata Lilith. "Aku merasakan lebih banyak Kultus Bayangan yang mendekat."
"Kau benar," kata Lucifer. "Bantu aku berdiri."
Lilith membantu Lucifer berdiri, dan mereka berdua melarikan diri dari tempat itu, meninggalkan mayat para anggota Kultus Bayangan di belakang.