"Kau berasal dari masa depan kan?" Ucapan Nares membuat Yarana diam. Bagaimana bisa Nares mengetahui hal itu?-Yarana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Staywithme00, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32
Sekembalinya Nares dan Yarana ke istana, terlihat seseorang yang sedang bersiap pergi dengan sebuah kereta kuda. Sesosok pria tua yang pernah dikenal oleh Yarana.
“Nares, itukan pengrajin besi yang menjadi saksi kemarin?” Yarana berujar dengan tatapan yang fokus pada kereta kuda yang ada di hadapannya.
“Lalu kenapa? Ia kan juga ingin pulang ke rumahnya.” Nares yang tidak peka ini menjawab demikian.
“Iya aku tahu, tapi lihatlah seseorang lagi yang berada disampingnya! Orang itu adalah pengrajin sapu tangan.” Yarana menggeser lengan Nares agar manusia dingin ini melihat kearah yang dimaksud.
“kau yakin?” Tanyanya dengan singkat, membuat dahi Yarana terlipat.
“Iya aku yakin. Tapi, bagaimana caranya ia bisa berada disini?” Gumamnya pelan seraya memperhatikan kereta kuda yang mulai berisikan beberapa barang.
“Daripada kau bertanya-tanya, lebih baik tanyakan saja langsung.” Nares tidak mau ambil pusing dalam hal apapun. Lebih baik bertanya langsung daripada penasaran.
“Baiklaaah.” Yarana mendatangi para pengrajin yang sedang bersiap pergi. Nares hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan Yarana yang selalu penasaran pada suatu hal.
“Bukankah anda pengrajin sapu tangan?” Yarana mendadak bertanya pada seorang pengrajin tua yang sepuh.
“Eehh..” Pengrajin tua memperbaiki posisi kacamatanya, ia memperhatikan dengan baik siapa yang sedang mengajaknya berbicara.
“Benar. Apa kau putri Yarana yang membeli sapu tangan waktu itu?” Lanjut pengrajin sapu tangan.
“Iya benar. Syukurlah anda selamat dan baik-baik saja.” Yarana bersyukur setidaknya pengrajin sapu tangan bisa selamat seperti pengrajin besi yang sebelumnya ditawan oleh perdana menteri.
“Iya Putri. Berkat yang mulia raja melakukan penyelidikan, akhirnya lokasi penyekapan saya pun ditemukan.” Jelas pengrajin sapu tangan.
“Saya minta maaf, karena tindakan saya yang ceroboh membuat anda dalam bahaya.” Yarana merasa bersalah, karena hasil dari
penyelidikannya membuat beberapa orang ditawan dan disekap.
“Tidak apa tuan Putri. Sekarang saya sudah selamat. Justru saya merasa sedikit bangga membantu dalam penyelidikan kasus yang tuan Putri lakukan.” Pengrajin sapu tangan tersenyum lebar, membuat perasaan bersalah Yarana kian menghilang.
“Hei, kau mau aku tinggal Pak tua?” Pengrajin besi berteriak dari dalam kereta kuda.
“Iyaa pengrajin besi yang cerewet.” Teriak pengrajin sapu tangan pada pengrajin besi. Yarana sedikit tertawa mendengarnya. Pengrajin sapu tangan pun tergopoh-gopoh berlari dengan badannya yang sudah mulai keriput. Tak lama, kereta kuda mulai berjalan meninggalkan Yarana dan Nares yang berada di depan istana.
“Putri Yaranaa!” Terdengar suara Vello yang memanggilnya. Yarana dan Nares menoleh ke sumber suara.
“Putri ada hal yang pent..” Fokus Vello teralihkan sebab melihat gaun Yarana yang penuh dengan bercak tanah.
“Hal apa?” Yarana bingung mendengar ucapan Vello yang terputus.
“Eh,” Vello berhenti memperhatikan Gaun Yarana yang sedikit kotor dan lusuh.
“Begini Putri, ada pangeran Leano yang ingin bertemu dengan para bangsawan Bellvana. Jadi, anda dan bangsawan lainnya diharap menghadiri acara makan malam hari ini.” Jawab Vello.
“Oh begitu. Baiklah, kau duluan saja. Aku akan bersiap dan menyusul.”
“Baik Putri.” Vello melangkah mundur dan kembali ke istana.
Setelah Vello pergi, Yarana menatap Nares.
“Kenapa kau menatapku begitu?” Nares tahu, pasti manusia yang ada di hadapannya ini akan bertanya.
“Siapa itu pangeran Leano?” Inilah alasannya kenapa ia menatap Nares. Ia bertanya dengan senyum lebar, hingga membuat matanya menyipit.
“Dia, Pangeran dari Pellvana.”
“Begitu ya.. Lalu, apa tujuannya kesini?” Yarana tahu tidak mungkin seorang bangsawan datang tiba-tiba tanpa ada tujuan yang penting.
“Biasanya kalau ada pangeran dari kerajaan lain berkunjung sendirian, maka tujuannya adalah meminang salah satu putri dari kerajaan tersebut.’ Nares yang sudah dua tahun beradaptasi dengan zaman ini mulai paham bagaimana cara bangsawan hidup dan bersosial.
“Aku rasa, ini adalah informasi yang buruk.” Firasat Yarana sangat buruk tentang pangeran Leano yang sedang berkunjung ke Bellvana.
“Kau ini, selalu saja berpikir begitu. Bukankah lebih baik kau segera mengganti bajumu dan bersiap untuk acara makan malam? Kau ini seorang putri di zaman ini, bukan detektif.” Nares tahu, sejak saat Yarana berbincang dengan pengrajin sapu tangan dan Vello, kedua orang tersebut memperhatikan gaunnya. Mereka pasti sedikit bingung mengapa putri dari kerajaan Bellvana ini terlihat kumal begitu. Hanya saja mereka tidak berani menegur hal tersebut.
“Iya-iya.” Yarana menjawab Nares dengan sedikit kesal. Lalu, ia berjalan masuk ke arah istana.
“Tapi yang dikatakan detektif benar. Aku juga memiliki firasat yang sama dengannya.” Pikir Nares. Ia juga kembali untuk bersiap menghadiri acara makan malam. Ia ingin melihat, apa tujuan sebenarnya dari pangeran Leano.
****bersambung
Author: Terima kasih ya, buat yang setia membaca. Boleh di like ya teman-teman kalau sukaaa. Neomu kamsahamnida:)
😁🔥