Xiao Mei Ling, gadis muda berbakat dialam Surgawi, terlempar kedunia bawah saat tanpa sengaja terperosok kedalam lubang pusara dihutan kematian ketika mencari tanaman herbal.
Dunia bawah yang hampir sama dengan alam Surgawi, namun tak ia ketahui seluk-beluknnya. Jelas membuat Xioa Mei Ling kebingungan.
Namun ditengah keputus-asaan itu, tanpa sengaja ia menemukan kerangka manusia ditempatnya terlempar. Saat ia akan menguburkan kerangka itu dengan layak, kilasan ingatan milik kerangka itu memasuki fikiran, ketika ia menyentuh bagian tengkorak.
"Hah, namanya sama denganku dan wajahnya..?"
"Baik, aku akan menggantikanmu menjaga keluargamu. Terimakasih Xiao Mei Ling, maaf aku memanfaatkanmu untuk bisa hidup didunia ini."
Bagaimana perjalanan hidup Xiao Mei Ling didunia bawah ini bersama dengan ruang dimensi Long yang ia miliki.
Apa ia akan hidup seperti dialam Surgawi.?
Atau malah menjadi seseorang yang jauh lebih berkuasa...?
Mari ikuti kisahnya dalam cerita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Restoran Hei'hu
Karena grand opening restoran hewan spiritual dilakukan serentak dilima Ibukota. Maka pembagian tugas pun dilakukan.
Untuk semua rumah usaha diIbukota pusat diurus Xiao Chen bersama kedua istri dan ketiga anaknya.
Untuk Ibukota Guizhou dibawah kendali keluarga Xiao Yan.
Xiao Bai sekelurga kebagian Ibukota Jiangsu.
Ibukota Luoyang dibawah asuhan keluarga Xiao Heng.
Sedangkan Xiao Rong bersama suami dan putranya, mendapat tugas mengatur diIbukota Shicuan.
Untuk nyonya Xiao tua, berada dirumah mengasuh kedua putri Xiao Rong yang masih berusia delapan tahun.
Sedangkan selir Dong dan Xiao Jing, tidak dilibatkan. Mereka dibiarkan saja berleha-leha dirumah untuk sementara waktu, sebelum nanti dieksekusi.
Ketua Xiao sendiri mengurus izin usaha yang belum selesai, sekaligus mengawasi para tukang yang melakukan pembangunan juga renovasi.
Xiao Chen dan Kedua putranya mengawasi paviliun Hei'hu.
Gu Jia dan Yin Yue, bertugas dipenginapan dan restoran.
Xiao Mei Ling bersama Suzi dan Suli berada direstoran hewan spiritual sudah sejak pukul enam pagi.
Selain mengantarkan daging yang sudah bersih, per bumbuan dan bahan tambahan lainnya. Mei Ling dan kedua pelayannya juga membantu didapur.
Memasak beberapa menu bersama koki yang telah lulus seleksi, memarinasi daging dan jerohan yang bisa diolah, serta membuat aneka macam minuman sehat berkhasiat.
Ada tujuh kuali tanah liat berukuran besar, yang berisi tujuh macam olahan daging serta iga hewan spiritual yang siap langsung disajikan jika ada yang memesan.
Sedangkan sepuluh jenis menu lain, baru dibuat dadakan ketika orderan datang.
"Tetap jaga apinya agar masakan tetap panas juga air tidak menyusut dan hangus."
Kata Mei Leng memberi intruksi pada para pekerja dapur.
Begitu pintu restoran Hei'hu dibuka, kerumunan orang-orang sudah menunggu, langsung meringsek masuk.
Air liur mereka sudah sejak tadi menetes, akibat aroma masakan yang menguar menggoda tercium hingga radius satu kilo meter.
Bak ayam dilepas dari kandang, semua berlomba mencari tempat duduk.
Lantai satu dan dua langsung penuh terisi, bahkan masih menyisakan antrian panjang diluar restoran.
Mei Ling, Suli, Suzi dan para pelayan terdiam bengong melongo, melihat kejadian tersebut.
Riuh suara para pemesan makanan, mengembalikan kesadaran mereka.
Lima belas pelayan baik pria dan wanita serta lima belas karyawan bagian dapur, tergopoh-gopoh kewalahan meladeni pesanan.
Harga yang sudah ditempelkan pada dinding dan pintu bangunan sejak 2 hari lalu, nyatanya tak menyurutkan minat antusiasme penduduk Ibukota pusat.
Satu porsi olahan daging spiritual, paling murah dijual dengan harga tiga puluh koin perak dan paling mahal dua koin emas.
Untuk minuman dibandrol dengan harga lima dan sepuluh koin perak.
Sedangkan satu kendi arak juga anggur, lima puluh koin perak dan termahal dua koin emas.
"Luar biasa, daging hewan spiritual ini sangat lezat. Tubuhku terasa ringan dan jauh lebih bugar."
"Benar, tehnik memasak yang digunakan sangat baik . Aku baru menemukan makanan dengan rasa yang seperti ini."
"Gurih, manis dan pedasnya pas, sungguh kaya akan rasa. Aku sangat puas. Tidak sia-sia mengeluarkan koin perak dan emas untuk kelezatan yang tidak akan kita ditemukan dimana pun."
"Iya benar..! iga bakar madu kenari juga kelinci panggang almond ini sungguh sangat nikmat. Dagingnya empuk dan lembut, bumbunya meresap sampai kedalam."
"Sup rusa akar bulan ini sangat enak, gulai sembilan rempahnya juga luar biasa lezat."
Obrolan segelintir pengunjung restoran dengan mulut penuh terisi makanan.
Ternyata bukan cuma para kaum Adam saja yang menjadi tamu restoran itu.
Nyonya dan nona muda juga ikut ambil bagian. Selain untuk merasakan kelezatan masakan, mereka juga ingin mendapat manfaat bagi kecantikan serta kesahatan kulit dan tubuh.
Ada beberapa orangtua yang turut serta membawa putra-putra mereka.
Rasa enak dari daging ditambah komplitnya bumbu dan rempah dicampur dengan air spiritual saat mengolahnya, menjadi kunci kelezatan hidangan.
Apalagi selama diruang dimensi jiwa, semua binatang spiritual itu diberi makan rumput herbal serta minum air spiritual. Menjadi nilai plus yang tak bisa diabaikan.
Restoran yang ada dipenginapan juga sampai saat ini selalu ramai, karena bumbu serta campuran air spiritual yang digunakan.
Teh osmanthus dengan kurma madu dan gula pear, paling diminati dipenginapan dan restoran.
Untuk direstoran Hei'hu, minuman andalanya ialah teh bunga Layin dengan gula pear salju.
"Jika pengunjungnya seperti ini terus, sepertinya nona harus menambah pelayan dan koki."
Suara Long menggema ditengah-tengah kegiatan Mei Ling.
"Kau benar Long..! sejak pagi kami tidak beristirahat." balas Mei Ling.
Sudah pukul satu siang, pelanggang masih saja banyak berdatangan. Mei Ling mengintruksikan untuk dua orang secara bergantian makan siang.
"Nanti upah kalian aku tambah ya..? sebagai ganti karena kalian tidak beristirahat."
"Terimakasih nona muda..!" jawab bahagia berbinar para pekerja.
Beruntung ada air spiritual, jadi mereka tak merasa lelah meski bergerak tanpa jeda sejak tadi.
"Kalau ada saudara kalian yang mau bekerja, kalian bawa saja besok." kata Mei Ling tanpa menghentikan aktifitasnya.
"Butuh tambahan pelayan berapa orang nona..?" tanya kepala koki.
"10 orang dan 5 koki paman..!"
"Aku akan membawa adikku besok." kata kepala koki.
"Aku juga akan membawa kakakku."
"Ada sepupuku yang menganggur, besok akan aku ajak kemari."
Para karyawan lain menimpali, dengan tetap bergerak gesit kesana-kemari.
Kerepotan itu juga terjadi direstoran Hei'hu yang ada diempat Ibukota lain.
Penginapan dan restoran pun sama, terlebih juga paviliun Hei'hu
"Pasang pengumumam, restoran kita buka sampai matahari terbenam saja." titah Mei Ling pada pemuda karyawan yang bisa membaca dan menulis.
"Baik nona muda...!"
Begitu papan mengumuman dipasang, pengujung malah makin membeludak. Bahkan ada yang take way untuk nanti malam dinikmati bersama keluarganya dirumah.
Sungguh diluar nalar. Tepat pukul enam petang ketika restoran ditutup, penghasilan yang diperoleh amat sangat mencengangkan.
Tiga ratus tiga puluh dua koin emas tujuh puluh perak, memenuhi laci meja kasir.
Xiao Mei Ling memberi satu porsi sup babi bermata biru dan iga bakar madu kenari untuk dibawa pulang, serta dua puluh koin perak sebagai konpensasi pada para karyawan.
Sementara bagi Suli dan Suzi, Mei Ling memberikan lima stel baju baru, kosmetik, parfum, sepatu, asesoris rambut dan lima puluh koin perak.
Tepat pukul tujuh setelah restoran bersih, semua membubarkan diri termasuk Mei Ling, Suli dan Suzi.
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
.masih banyak typo..