"Mulai sekarang kamu harus jadi Istriku dan juga Ibu sambung dari Ratu!"
"Siapa kamu? apa hak kamu memaksa aku menikah?"
"Aku Ayahnya Ratu! anakku menyukaimu dan aku harus memenuhi keinginan putriku yang ingin kamu menjadi ibunya!"
"Tapi ingat jangan berharap lebih pada ku! karena statusmu hanya Istri Rahasia dan juga Ibu Sambung Ratu!"
Deg!
"Aku belum bilang setuju!"
"Kamu tidak punya pilihan selain setuju!"
****
Nayyara dipaksa menjadi istri rahasia dari CEO Kejam bernama Ravindra dan juga Ibu sambung anak kecil lucu bernama Ratu.
Nayyara tidak bisa menolak karena Ravindra mengancamnya.
Apakah Cinta akan hadir diantara Ravindra dan Nayyara? Atau justru Nayyara pergi setelah memberikan kasih sayang yang tulus pada Ratu?
Simak cerita nya hanya disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon znfadhila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NAYYARA-18.
Ravin tersentak mendengar ucapan Dea yang sudah datang, Raka sendiri sedang mengurus sesuatu lebih tepatnya sedang mencari informasi tentang kondisi Ayah Nayya.
"Mami.." Ravin berdiri, Dea duduk di sofa yang ada di ruangan Ratu, maklum karena fasilitas yang digunakan Ratu adalah yang terbaik.
"Sini duduk, Mami mau bicara serius sama kamu." ucap Dea melunak, tidak ada lagi tatapan sinis dan juga sindiran pedas dari Dea.
Ravin menurut, dia segera duduk di dekat Dea tanpa banyak protes.
"Ravindra.." Dea menarik nafas pelan, tangan nya perlahan menepuk pundak Ravin.
"Apa kamu mau gini terus Nak? Gak kasian sama Ratu?" tatapan Dea sendu, hatinya sungguh sakit melihat cucu kesayangannya itu terbaring lemah.
"Mi aku minta maaf, aku gak pernah berniat nyakitin Ratu sedikitpun." Ravin memelas, dia sangat menyayangi Ratu dan dia sadar memang ego dalam dirinya masih terlalu tinggi, ego Ravin masih sulit dikalahkan.
"Mami tau, tapi Mami kecewa soalnya kamu masih aja biarin adik tiri istrimu itu berulah, Ravin kalo kamu masih gak tega biar Mami yang hukum mereka!" Dea tentu saja geram karena Tari dan Ibunya masih bebas berkeliaran, entah apa yang sedang di pikirkan Ravin tapi putranya itu begitu menyebalkan.
"Mi, aku gak mungkin diem aja sekarang aku lagi kumpulin bukti supaya mereka bener-bener hancur, dan aku juga mau mereka ditinggalin sama Ayah mertuaku! Ayah terlalu baik buat mereka." Ravin dengan cepat menjelaskan.
Dia bukannya tidak mau menghukum Tari dan Ibunya, tapi disisi mereka masih ada Ayah mertuanya.
Selama ini pria paruh baya itu begitu percaya pada istri dan anak tirinya, mereka memang tampil baik di depan Ayah mertua Ravin tapi di belakang mereka begitu jahat.
"Tapi jangan terlalu lama Ravin, gak baik justru mereka bakal terus berulah." Dea kini mengerti maksud Ravin, tapi Dea juga tidak bisa diam saja.
"Aku ngerti Mi, Leo udah kasih kabar kalo semua bukti yang aku butuhin udah ada, tapi belum sempet aku cek." Ravin kembali menatap kearah Ratu yang masih betah memejamkan matanya.
"Mami harap kamu selesaikan secepatnya."
"Iya Mi."
"Satu lagi, apa kamu belum bisa mengikhlaskan kepergian istrimu?"
Deg!
Ravin langsung terdiam, jujur dalam hatinya bayangan istri tercintanya masih ada, tapi semua yang sudah berpulang tidak akan bisa kembali bukan? Dan hidup kita harus tetap berlanjut.
"Ravin, Mami tau kamu sangat mencintai istri kamu, tapi kamu harus tau kalo Ratu masih butuh kasih sayang dari seorang Ibu, apalagi kamu sibuk kerja dan hasilnya Ratu sendirian kasian dia masih kecil." Dea memberi kode, Ravin mengerti apa maksud dari Dea.
Pastinya Dea menginginkan Ravin menikah lagi agar Ratu mempunyai Ibu sambung, istrinya memang sudah lama pergi dan beberapa tahun terakhir Ravin tidak pernah dekat dengan wanita mana pun.
Lebih tepatnya Ravin belum bisa membuka hatinya untuk orang lain, egonya masih tinggi.
"Mi...."
"Ravin, kamu harus pikirin Ratu juga bukan diri kamu sendiri, Mami tau selama ini kamu berpikir gak akan ada yang tulus sayang sama Ratu kan? Gak semua orang kaya gitu, kamu bisa nilai sendiri, kalo kamu gak punya anak itu gak masalah mikirin diri sendiri tapi jangan lupa sekarang ada Ratu yang harus kamu utamain."
"Mami sama Papi gamau pisahin kamu sama Ratu, tapi kalo kamu gak berubah Mami juga gak bisa diem aja, disini yang bakal jadi korban itu Ratu, jadi Mami hafal kamu bisa pikirin baik-baik." Dea menepuk pundak Ravin kembali, setelah itu Dea memutuskan untuk pergi dan menyusul Raka.
Ravin terdiam, semua ucapan Dea seakan menampar sikapnya selama ini, Ravin memang selalu berpikir jika dia bisa memberikan kasih sayang utuh pada Ratu.
Padahal Ratu tetap membutuhkan sosok Ibu karena Ravin tidak akan pernah bisa menggantikannya sampai kapanpun.
"Apa maksud Mami itu Nayyara?" gumam Ravin, Nayya memang bisa dibilang sudah bisa mengambil hati keluarga Ravin.
Huh!
Ravin menarik nafas berat, dari brankar mata bulat Ratu yang terpejam akhirnya terbuka secara perlahan, gadis kecil itu menatap sekeliling.
Ravin yang tidak sengaja melihat Ratu sadar langsung berlari, hatinya begitu lega melihat Ratu akhirnya sadar.
"Alhamdulillah, sayang akhirnya kamu sadar juga." Ravin hampir menangis, matanya sudah berkaca-kaca.
Ratu terdiam, tapi bibirnya bergetar menahan tangis seperti nya anak itu masih merasakan sakit di kepala dan juga tubuh nya.
"Kakak Nayya......" gumam Ratu pelan, suaranya masih lemah.
"Latu mau Kakak Nayya...." Ratu kembali menggumam, suaranya semakin bergetar dan airmatanya sudah mengembun.
"Ratu sayang Kakak Nayya nya lagi ada urusan, sama Papi dulu ya nanti Papi-"
"NDAK MAU! LATU MAU CAMA KAKAK NAYYA HUAAAA!"
Tangis Ratu langsung pecah, Ravin terkejut bahkan Dea dan Raka yang baru saja datang kaget mendengar teriakan dan tangisan Ratu.
"Ada apa ini Ravin?!" Raka menghampiri Ravin, sementara Dea langsung menenangkan Ratu yang menangis.
"Ratu pengen ketemu Nayya Pi." ucap Ravin sedih, Ratu langsung menangis saat melihatnya saat bangun tadi, kini Ratu terus meracau ingin bertemu Nayya.
"Ratu udah bergantung sama Nayya, Papi rasa kamu tau apa maksud Papi, sekarang ayo kita bawa Ratu ketemu Nayya, Ratu gak akan berhenti nangis." ucap Raka, Ravin mengangguk.
Dia mulai mengalah pada egonya demi kesehatan Ratu, Ravin mencoba membujuk Ratu.
Ravin bilang jika dia akan membawa Nayya kesini, tapi Ratu tidak percaya dan merengek untuk ikut padanya.
Akhirnya karena Ratu tidak bisa dibujuk, Ravin menggendong tubuh putrinya yang masih hangat untuk bertemu dengan Nayya.
****
Nayya kini sedang menyuapi Nanda, pria paruh baya itu masih lemas sehingga makannya pun masih harus disuapi.
"Ayah harus banyak makan, biar cepet sehat." ucap Nayya penuh perhatian.
"Nay udah cukup Ayah udah kenyang." Nanda tidak bohong, rasanya jika dipaksakan maka dia akan mual dan berakhir muntah.
"Ini sedikit lagi Ayah." bujuk Nayya, namun Nanda menggelengkan kepalanya.
"Udah Nay cukup." ucap Nanda, Nayya akhirnya mengangguk.
"Yaudah ini Ayah minum dulu." Nayya membantu Nanda untuk minum.
Tidak lama kemudian terdengar ketukan pintu, Vira sendiri sudah pulang untuk memberikan kabar baik pada kedua orang tuanya.
"Siapa Nay?" tanya Nanda kebingungan.
"Gatau Ayah, bentar aku bukain dulu." Nayya segera membuka pintu.
Ceklek.
"Nayya maaf mengganggu..."
"Pak Ravin, loh..."
"MAMA NAYYA!"
"Mama?"
EH!
Bersambung.........
.
.
rasain noh kenak senggak sama papi raka kn,, makanya jngn ego mulu yg diutamakan ravindra....