NovelToon NovelToon
She Is Mine

She Is Mine

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / CEO
Popularitas:938
Nilai: 5
Nama Author: ArumSF

Berliana dan Exsel dulunya adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Sebuah insiden terjadi, hingga muncul kesalahpahaman diantara mereka.

Masing-masing saling membenci dan mengelak rasa sayang yang masih sama meskipun 5 tahun telah berlalu.

Dengan status dan kekuasaan Exsel, sangat sulit bagi Berliana untuk bisa lepas dari genggaman Exsel.

“Bagiku tak ada kata kembali! kaca yang pecah tak akan bisa memantulkan bayangan seperti semula.” ~Berliana

“Rasanya sulit melepaskan wanita itu, sekalipun dia yang salah. Kenapa?” ~Exsel

Jadi sebenarnya siapa yang salah? dan siapa yang benar?

Hingga perlahan-lahan kebenaran mulai terungkap, kesalahpahaman pun mulai terpecahkan. Hingga pada akhirnya menunjukkan Berliana tidak bersalah. Lalu bagaimana cara Exsel menebus kesalahpahaman itu pada sosok Berliana yang masih dicintainya?

Dan bagaimanakah sikap Berliana yang akan membalas ketidakadilan yang ia terima pada musuh-musuhnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ArumSF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sinta orang ketiga atau hanya korban?

Entahlah ..., Sinta merasa jika kini dirinya adalah seorang penguntit profesional. Mungkin jika di suruh menguntit seseorang, ia akan menerima itu karena merasa jika itu kini sudah menjadi keahliannya.

Buktinya dari masih di mall, di taman, di tempat makan, hingga tiba di penginapan yang tak lain adalah apartemen milik Sang kekasih. Dan kini kekasihnya itu tidak juga sadar jika dirinya sudah menguntit dari tadi.

Dari awal hingga akhir Sinta menguntit, ia dapat menyimpulkan satu hal. Jika kekasihnya Reno telah berselingkuh, lebih tepatnya ia yang selama ini menjadi selingkuhannya Reno, karena sepertinya mereka telah menikah cukup lama.

“Cukup hanya tahu jika dia telah berselingkuh, itu sudah sangat menyakitkan. Apalagi saat tahu jika aku ternyata adalah selingkuhannya, itu ...., lebih sakit dan sungguh sangat mengecewakan. Satu hal yang dapat disimpulkan di sini. Jika lelaki Brengsek itu selama ini telah memanfaatkan aku. Sialan!!!!”

Jadi selama ini Reno menjadi kekasihnya hanya untuk mendapatkan harta dari kerja keras Sinta selama ini. Sudah berapa banyak yang Sinta beli. Apartemen, mobil, uang, pekerjaan dan printilan lain yang ia berikan sebagai kado.

Hanya dalam 2 tahun kehidupan Reno yang tadinya tidak memiliki apa-apa kini sudah memiliki segalanya.

“Sayang,” tanpa di duga Sinta berjalan dengan ekspresi seolah tidak tahu malu. Ia langsung memeluk Reno dari belakang dan tersenyum.

“Kamu?” Reno gelagapan dan terlihat bingung.

“Aku sudah lama cariin kamu loh, kenapa tiba-tiba kamu menghilang akhir-akhir ini?” tanya Sinta dengan nada yang berusaha terdengar manja.

Reno yang tahu jika Sinta tidak pernah sekalipun bersikap manja, ia merasa merinding mendengar itu. Tapi yang lebih bikin merinding lagi adalah tatapan wanita di sampingnya yang menatapnya dengan pandangan bertanya.

“Di ..., dia ....” Reno benar-benar tak tahu dan tidak bisa menjawab. Ia terlihat gelagapan dan bingung untuk menjelaskan.

Di satu sisi, Reno tidak mungkin mengakui kalau Sinta itu kekasihnya. Ia tidak ingin ditinggalkan oleh istrinya yang kini sedang mengandung darah dagingnya. Tapi, di sisi lain Reno juga tak mungkin tidak mengakui jika Sinta adalah kekasihnya, karena ia masih butuh sesuatu dari Sinta.

“Sebentar sayang, ada sesuatu yang aku perlu omongin sama teman aku ini,” ucap Reno pada istrinya. Ia dengan cepat menarik Sinta menjauh.

“Teman?” tanya Sinta dengan senyum dingin.

Tapi Reno terlihat abai dan sedikit acuh. “Aku tahu kenapa alasan kamu tidak mau aku sentuh, itu tak lain karena kamu suka sesama jenis 'kan?” tanya Reno dengan tatapan yang mencela yang ia tunjukkan, dengan disertai senyum yang terlihat meremehkan membuat harga diri Sinta secara tak langsung menjadi jatuh.

Sinta hanya diam, entah mengapa ia tidak bisa berekspresi banyak ataupun merespon. Seolah pemikirannya kini buntu untuk menjawab.

“Aku bisa membantu kamu, asalkan kamu mau untuk terus mengirimi aku uang setiap bulan.”

Akhirnya Sinta yang mendengar itu sadar dengan apa tujuan Reno yang mendekatinya.

“Jadi ini alasan kamu deketin aku selama ini?” tanya Sinta dengan tatapan tak percaya.

Reno tanpa diduga mengangguk mantap dengan tidak perasaan. “Lalu apalagi, untuk apa juga aku mencintai wanita tidak normal seperti kamu?” sinis Reno.

“Satu hal yang harus kamu tahu!, aku tidak pernah mau untuk melakukan hal di luar batas karena kita itu belum memiliki ikatan pernikahan. Sedangkan meski aku sudah hidup mandiri, tetapi keluargaku menekan agar tidak berhubungan melewati batas sebelum ada ikatan pernikahan!” tekan Sinta yang menyorot tajam Reno.

“Aku tidak peduli!. Dan aku hanya percaya dengan berita yang kini masih trending.” Seakan mengejek, tatapan Reno masih meremehkan.

Sinta ingin menangis saat itu juga, kekasih yang mungkin memang belum berhubungan sangat lama dengan dirinya. Tapi kekasihnya itu sudah cukup lama menemaninya, hampir 2 tahun. Dan Sinta yang tahu jika Reno justru tidak mempercayainya sama sekali, ia benar-benar merasa sakit hati

“Sekarang aku tanya kapan kamu menikah dengan wanita itu?” Sinta hanya ingin memastikan, jika dirinya adalah orang ketiga atau hanya korban.

“Pertama, dia adalah kekasih yang sudah menjadi pacarku 5 tahun lamanya. Dan kami menikah baru satu tahun ini,” jujur Reno.

“Jadi tujuan kamu selama deketin aku karena uang?” tanya Sinta ingin memastikan lagi.

“Iya,” dengan pasti Reno menjawab mantap.

“Oke.” Setelah menghela nafas panjang akhirnya Sinta memutuskan.

“Kita akhiri saja hubungan ini--”

“Tapi apa yang sudah kamu berikan tidak bisa kamu minta lagi,” potong Reno yang seakan tidak ingin jika barang pemberian Sinta diminta kembali.

“Hahaha, tenang saja,” ucap Sinta tertawa hambar. Ia menatap Reno dengan pandangan yang sulit di tebak.

“Anggap saja itu sedekah untuk orang yang serakah kayak kamu!” Menghentikan ucapannya untuk sejenak, Sinta sedikit menoleh ke arah belakang Reno.

“Aku harap istri kamu nggak tahu jika hidup kamu selama 2 tahun ini karena biaya dariku. Seorang pengangguran yang tidak bertanggungjawab dan hanya mengandalkan uang dari kekasihnya seperti kamu ini, pasti suatu saat akan kena karmanya,” ucap Sinta dengan senyum sinis.

Menepuk pundak Reno pelan seakan sebagai salam perpisahan. Dengan berusaha terlihat tegar Sinta tersenyum. “Dari apartemen, mobil, bahkan rumah yang telah aku beli untuk kamu. Serta uang yang entah berapa jumlahnya itu, aku tetap anggap itu sedekah. Ya ..., semoga saja Tuhan melipatgandakan rezekiku nanti.” Setelahnya, Sinta benar-benar berjalan melewati.

Jujur Sinta tidak kuat, tapi nyatanya egonya seakan mengatakan jika dirinya harus bersikap kuat dan tegas.

Sinta tersenyum ke arah wanita yang kini sedang hamil. “Semoga anak anda menjadi anak yang baik dan bertanggungjawab.” Setelahnya, Sinta langsung berjalan pergi.

Cukup jauh berjalan, Sinta segera memasuki mobil miliknya. Ia terisak dan menangis dengan kencang!

“Dasar lelaki keparat!”

“Lelaki kardus!”

“Lelaki nggak modal!”

“Lelaki sialan!”

“Mati aja sana ke laut!”

Sinta terus saja menangis sambil memaki, hingga terdengar suara ketawa yang cukup kencang. Hal itu membuat tawa Sinta terhenti.

“Anda,” ucap Sinta tak percaya begitu menoleh.

Lelaki yang ada dilihat Sinta kini adalah lelaki yang tidak pernah Sinta duga untuk bisa di temui.

...*****...

“Perlu aku antar?” tawar Erland begitu melihat Berliana yang keluar dari restoran.

Berliana hanya menoleh sekilas, lalu ia menatap acuh dan kembali menatap lurus.

“Maaf kita tidak kenal,” acuh Berliana dengan ekspresi tak suka yang tidak bisa ia sembunyikan.

“Hahahah.” Erland justru tertawa seolah merasa lucu.

Sedangkan Berliana langsung menghentikan langkahnya, ia lalu menatap Erland dengan tatapan anehnya.

“Anda gila?” ucapan yang seakan menohok hingga membuat tawa Erland berhenti seketika.

Tapi setelah mengatakan itu, Berliana pun kembali melanjutkan langkahnya. Ia dengan cepat berjalan menuju mobilnya. Saat pintu terbuka dan hendak masuk, Erland dengan segera menghadang dan menutup pintu.

“Ada masalah apa Anda dengan saya?” tanya Berliana yang kini berkata sinis.

“Masalahnya adalah, Anda tidak mau pulang dengan saya. Dan saya memaksa Anda untuk ikut dengan saya!” tegas Erland.

“Apa saya peduli?” sinis Berliana. Dengan sedikit kasar Berliana langsung menepis tangan Erland dari mobilnya dan segera memasuki mobil.

“Dasar gila!!!”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!