NovelToon NovelToon
TERKURUNG OBSESI SANG DOSEN

TERKURUNG OBSESI SANG DOSEN

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Dosen / Lari Saat Hamil / Romansa
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: Regazz

"Apa kabar, istriku? I’m back, Sanaya Sastra."

Suara dingin pria dari balik telepon membuat tubuh Naya membeku.
Ilham Adinata.

Tangannya refleks menahan perut yang sedikit membuncit. Dosen muda yang dulu memaksa menikahinya, menghancurkan hidupnya, hingga membuatnya hamil… kini kembali setelah bebas dari penjara.

Padahal belum ada seumur jagung pria itu ditahan.

Naya tahu, pria itu tidak akan pernah berhenti. Ia bisa lari sejauh apa pun, tapi bayangan Ilham selalu menemukan jalannya.
Bagaimana ia melindungi dirinya… dan bayi yang belum lahir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Regazz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 Ilham babak belur

Bab 26 Ilham babak belur

•••

Naya masih berada di rumah sakit. Ia sudah bersiap akan melarikan diri. Namun, pintu terbuka lebar. Dan melihat Ibu Yanti yang masuk dengan kedua adiknya, Andi dan Aila. Berserta Ilham yang mengikuti dari belakang.

"Ibu!" Naya memeluk Ibu Yanti dengan erat.

Berserta kedua adiknya yang juga memeluk dirinya dengan erat.

"Ibu kenapa disini?" tanya Naya.

"Kamu gak apa-apa kan, Nay?"

"Aku baik-baik aja kok, Bu."

"Jelasin sama aku kenapa Ibu ada disini?"

"Ibu diajak sama Nak Ilham, Naya." balas Ibu Yanti dengan menyebut kata 'nak' pada Ilham. Naya tak suka mendengarnya.

Ilham tersenyum lebar penuh rahasia di belakang Ibu dan kedua adiknya.

"Kak, ternyata yang bakar sawah dan peternakan kita itu Pak Harto, Kak." sahut Andi.

"Hah?! apa?!" Naya membelalakkan matanya lebar.

"...beneran, Bu? Gak mungkinlah Pak Harto pelakunya. Dia kan sahabat bapak, Bu. Gak mungkin dia tega ngelakuin itu." Ia masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Iya, Kak. Pak Harto pelakunya, lihat nih videonya." Aila mulai menunjukkan ponselnya.

Naya langsung mengambil ponsel tersebut dan melihat apa yang terjadi.

"Ini semua berkat, Nak Ilham. Kalau bukan karna dia, gak mungkin kita semuanya tau pelakunya. Pak Harto sengaja melakukan itu, dia iri dengan keluarga kita, Naya." jelas Ibu Yanti. Tapi, Naya merasa ada yang janggal. Ia melihat Ilham yang nampak tersenyum mencurigakan.

Harinya merasa tidak terima. Tapi, video didalam ponsel ini menunjukkan segalanya.

"Sekarang dia udah ditangkap Polisi, Nay. Kamu harus berterimakasih dengan Ilham, dia sudah menolong keluarga kita. Bahkan, dia mau bantu Ibu untuk mengelola semuanya dari awal kembali." Ibu Yanti nampak senang sekali.

Naya masih terdiam, ia masih berpikir.

"Maaf , Ilham. Aku udah curiga padamu." ujar Naya dengan berat hati.

"Iya, gak apa-apa setiap orang pasti punya salah paham kok." Jawabnya dengan santai dan senyuman yang masih menyimpan misteri.

•••

Malam itu, Ibu Yanti tidur di kamar inap Naya bersama dengan adik-adiknya. Sedangkan, Ilham. Pria itu pergi keluar sebentar.

"Dia nampak kejam, tapi ada sisi baiknya juga ya," Bisik Ibu Naya.

Naya juga menyadari hal itu. Sampai sekarang ia tidak mengerti dengan sifat Ilham. Dia terobsesi padanya, tapi tidak mencintainya. Dia ingin menikah dengan orang lain, tapi masih mempertahankan dirinya. Sebenarnya apa yang diinginkan oleh Ilham, ia juga tak tau.

"Tapi dia beneran kejam, Bu. Ibu gak tau kan dengan apa yang terjadi pada Azzam. Dia habis dipukuli oleh anak buah Ilham, dan bahkan tangannya sampai patah, Bu." Naya menceritakan segalanya.

"Astaga!" kaget Ibu Yanti.

"Dia gak sebaik itu, Bu. Dia itu licik, dia rela ngelakuin apa aja buat bikin orang menderita. Pokoknya setelah ibu pulang dari sini, Ibu kembali ke Desa ya. Aku akan berusaha kabur dan meminta bantuan pada Polisi." Naya bercerita dengan nada berbisik.

Ibu Yanti sampai menangis.

"Ibu kenapa nangis?" tanya Naya.

"Ibu takut terjadi suatu hal sama kamu, Nay. Sebenarnya Ibu juga gak yakin dengan Pak Harto ngelakuin hal itu." jelas Ibu Yanti.

Naya ikut menangis, ia tak mampu menahan airmatanya untuk tidak tumpah. Ibu Yanti memeluknya.

"Menangislah,nak."

"Aku takut, Bu hiks...hiks...hiks...kenapa semua ini terjadi sama kita, bu?" Naya mengeluarkan isi beban dalam hatinya selama ini.

Hampir 15 menit ia menangis.

Ia segera menyeka airmatanya.

"Kamu harus sembuh dulu. Setelah itu kita kabur bersama dengan adik-adikmu. Kita akan pergi jauh ke kampung Ibu ya, di Sumatra."

"Tapi,Bu—"

"Sudah, jangan menangis lagi. Ibu masih punya tabungan kok. Apalagi ada biaya kerugian kemarin. Tenang, ya. Kita akan pikirkan segalanya bersama. Yang penting kamu jaga kondisi janin kamu. Bagaimana pun dia gak bersalah, Nak." Nasehat Ibu Yanti kembali membuat hati Naya menjadi lebih tenang.

"Tapi, aku takut, Bu. Aku takut kita ketauan, Ilham itu berbahaya, Bu. Mungkin aja kan di kamar ini dia pakai penyadap."

"Shut! Tenang. Ibu akan atur segalanya. Ibu adalah seorang Ibu yang harus menjaga anak-anaknya, kan?"

Naya hanya diam.

"Lebih baik kamu tidur dulu..." ucap Ibu Yanti.

•••

3 Hari berlalu...

Ibu Yanti, Andi dan Aila sudah kembali pulang. Berniat akan mulai mengemasi barang-barang mereka, mempersiapkan segalanya untuk kepergian mereka nanti.

Naya hanya duduk bersandar di rumah sakit. Saat ini, ia sedang di periksa oleh Dokter dan seorang perawat. Di ruangan itu juga ada Ilham.

"Kondisinya sudah stabil, mungkin besok sudah bisa pulang." ujar Dokter sembari selesai mengecek tubuh Naya dengan stetoskop miliknya.

Ilham berterimakasih pada Dokter tersebut.

"Kamu begitu kami permisi " ucap sang Dokter lagi.

Suasana kamar kembali hening lagi hanya ada Ilham dan Naya saja. Tatapan Ilham yang dalam dan intens membuat Naya merasa canggung. Meski begitu, ia tak ada niatan untuk berbicara lebih jauh.

"Kenapa kamu tidak suka padaku?" tanya Ilham tiba-tiba. Ia menggenggam sebelah tangan kanan Naya dengan erat menatap sosok wanita yang hanya menatap ke lain arah sedari tadi.

"Emangnya kamu suka padaku?" tanya Naya balik.

Ilham terdiam.

Naya masih tidak mau menatap kearah Ilham.

"Suka. Kalau tidak suka tidak mungkin aku mengejar mu hingga sejauh ini."

Naya akhirnya menatap Ilham.

"Itu bukan 'suka', tapi 'obsesi'."

"Kalau aku bilang 'suka', apa kamu akan suka juga?"

"Tergantung."

"Tergantung?" tanya Ilham.

"Kalau kamu berubah jadi manusia yang lebih baik mungkin aku akan suka padamu." jawab Naya menatap kearah lain, tidak ingin kontak mata langsung dengan Ilham.

"Baiklah, aku akan berusaha. Asalkan kamu janji tidak akan kabur."

Naya sedikit tercengang dengan ucapan Ilham.

'Apa dia mau berubah?' batinnya.

Namun, disisi lain ia juga curiga dengan ucapan Ilham.

Seolah-olah ia merasa jika Ilham tau atau sadar bahwa dirinya akan melarikan diri lagi.

"...kalau kamu berani kabur lagi. Aku pastikan orang yang berada di sekitarmu akan mencium tanah semuanya." Nada bicara Ilham kini terdengar mencekam dan datar. Ia menyudahi kalimatnya dengan mencium punggung tangan Naya.

"Kenapa kamu terobsesi sama aku? Aku gak menarik sama sekali. Keluargaku juga miskin, tidak ada yang istimewa dariku."

Ilham tersenyum miring di sudut bibir.

"Karna kamu berani melawanku, dan aku suka itu."

"Gak masuk akal!"

"Emang gak masuk akal. Tapi, aku suka."

"Sekarang aku sudah lemah dan tak berdaya. Kenapa tidak melepaskan ku saja."

Ilham terdiam sejenak.

"Aku juga tidak tau. Mungkin magnet dalam dirimu sangat kuat bisa menarik ku sejauh ini. Ditambah ada sesuatu didalam sini." ujar Ilham mencium perut Naya.

Ia lalu bangkit.

"Kamu pasti pengen cemilan, kan. Aku belikan dulu..."

Naya hanya terdiam menatap kepergian Ilham.

Jawaban Ilham sangat ambigu.

Apa Ilham ada perasaan padanya?

Namun, pria itu masih tidak sadar?

"Jangan banyak ngayal deh, Nay. Ya kali, cowok gila kayak dia suka sama kamu. Itu hanya obsesi gak jelas saja pastinya..." gumam Naya.

Dan sekarang ia mulai merasa dilema.

Kabur atau tidak.

Ia begitu takut sekali dengan ancaman Ilham barusan.

Tempo hari saja ia berani menghajar Azzam dan membuat tangannya hingga patah. Lalu, kedepannya apa yang akan terjadi?

Dengan wajah cemas ia menatap lukisan pegunungan di dalam ruangan tersebut, Naya mengelus perutnya.

"Apa kita harus kabur, nak?" lirihnya.

•••

Pada malam hari...

Naya terbangun karna ada panggilan telepon dari sang Ibu. Saat mengetahui Ilham tidak ada disana, Naya langsung mengangkatnya.

"Sebentar lagi Azzam dan Kaif akan menjemput kamu, Nay. Kamu siap-siap kabur ya malam ini."

"Ibu sekarang ada dimana?" tanya Naya.

"Ibu dan adik-adik kamu ada di rumah orangtuanya Calla, nak."

"Bu, aku berubah pikiran. Aku tidak ingin kabur, Bu. Ilham itu orang yang licik dan gila. Aku gak mau membahayakan kita semua nantinya. Aku memilih untuk menghadapinya, Bu."

"Tapi, Naya..."

"Maaf, Bu. Ini demi kebaikan kita semua. Aku ikhlas." ucap Naya langsung menutup ponselnya.

Brak!

Pintu terbuka lebar menampilkan sosok Ilham yang muncul dengan sorot mata gelap, tajam, menahan amarah dan wajah babak belur. Sontak Naya langsung panik.

Apa yang terjadi?

"Ayo kita pergi dari sini!" titahnya.

Bersamaan dua orang dari belakang langsung menghajar Ilham.

Yaitu, Azzam dan Kaif.

To be continue...

1
Nur Fitriani
kak regaz dirimu dmn ?
Nur Fitriani: aku kira berlanjut ternyata mengulang cerita yang dsini 🙆😢
total 4 replies
Nun Inayah
Ceritanya menarik, bikin penasaran terus menerus...nggak sabar buat nunggu kelanjutannya lagi 😊🙏🏻
Nun Inayah
Lanjut thor
Kaila Nur Dianah
sangat seruu
Nur Fitriani
semoga kak regazz sehat 👍 aamiin
Annisa Henna
kak udah mau 2hari belum update
Anisa Ritonga
bagusss
Annisa Henna
Sabar ya Naya.. Ilham bukan sedang berusaha membuatmu jatuh cinta tapi dia sedang berusaha agar dia jatuh cinta padamu. dia sedang berusaha untuk menyadari itu.
Iyut Iyut ananta
lanjuut kak
Annisa Henna
Okeeee,,, makin seruuuuu saya suka saya suka🤭🤭 semoga Ilham beneran berusaha berubah demi Naya, 🥺 dan semoga semuanya ga terlambat ya Nay 💙
Nur Fitriani
semoga Ilham bisa berubah
Annisa Henna
Licik banget Ilham... kak regazz aku angkat tangan 😩 ga ekspek se licik itu masa iya gda sisi positif nya sama sekali ilham ini? kasian banget naya dan keluarganya🥺
Nur Fitriani
dasar Ilham licik bener ya 🙆🙆 aku sudah berfikir ibu Novi pelakunya 😁🤭 ternyata dia sendiri
Nur Fitriani
gaa double up ya kak regazz. hari Jum'at ini 🤭
Annisa Henna
cepet banget ya bacanya. rasanya mau minta update lagi hahahaha makasih ya kak regazz. 🤣🤭
Iyut Iyut ananta
lanjuut kak
Nur Fitriani
besok Jum'at berkas kak regazz jangan lupa double up ya 😁😁
Annisa Henna: yok bisa yok aku komporin 🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Nur Fitriani
aku kira Ilham akan tau kalau Naya hamil 🙆🙆 bukannya dlu d sebelah Ilham sempat menanyakan ttg anaknya, kak regazz pinter banget bikin penasaran
Annisa Henna: iya kan udah dibilang kak regazz kalo cerita nya sedikit dirubah. nah di novel yg ini Ilham belum tau kalo naya hamil
total 1 replies
Annisa Henna
akhirnya... makasih update nya kak regazz... 💙
Annisa Henna
menurut ku si Ilham ini masih denial dgan perasaan nya. dia kaya ga memahami perasaan cinta. mungkin tangki cintanya kosong dari orang tua nya... Gws Naya semoga Ilham cepet tau kalo kamu hamidun🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!