NovelToon NovelToon
Transmigrasi Jiwa Baru Aqinfa

Transmigrasi Jiwa Baru Aqinfa

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: amethysti

"Aku terbangun di dunia asing. Tanpa ingatan, tanpa petunjuk, tapi semua orang memanggilku Aqinfa—seolah aku memang gadis itu."

Namun, semakin lama aku tinggal di tubuh ini, semakin jelas satu hal: ada sesuatu yang disembunyikan.

Wajah-wajah yang tampak ramah, bisikan rahasia yang terdengar di malam hari, dan tatapan pria itu—Ziqi—seolah mengenal siapa aku sebenarnya... atau siapa aku seharusnya menjadi.

Di antara ingatan yang bukan milikku dan dunia yang terasa asing, aku—yang dulu hanya Louyi, gadis sederhana yang mendambakan hidup damai—dipaksa memilih:
Menggali kebenaran yang bisa menghancurkanku, atau hidup nyaman dalam kebohongan yang menyelamatkanku.

Siapa Aqinfa? Dan… siapa sebenarnya aku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amethysti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Es Mulai Cair!

Langkah Aqinfa terhenti sejenak di depan meja hidangan. Di hadapannya, puluhan piring berisi makanan menggoda indera penciuman: nasi kukus beraroma herbal, sup daging monster tingkat rendah, hingga bubur qi hangat yang biasa dikonsumsi murid untuk memulihkan stamina.

Namun bukan itu yang menjadi fokus Aqinfa saat ini.

Matanya terus mengikuti sosok berambut perak panjang yang berjalan tak jauh di depannya. Rambut Ziqi berkilau seperti benang cahaya bulan, jatuh rapi hingga punggung, menciptakan aura yang dingin dan tak terjamah. Gerakan tubuhnya nyaris tak bersuara, seolah setiap langkahnya tidak menyentuh lantai.

“Senior! Tunggu dulu! Aku juga mau ambil makanan bareng!”( seru Aqinfa, bergegas menyusul).

Ziqi tidak menjawab. Ia hanya mengambil piring, lalu mulai menyendok sup dengan gerakan halus dan stabil. Matanya yang pucat keperakan menatap lurus, tidak memperdulikan suara di sekelilingnya.

Tapi Aqinfa tak kehabisan akal.

Ia berdiri tepat di sebelah Ziqi dan ikut mengambil makanan, mulutnya mulai cerewet seperti biasa.

“Wangi banget ya sup-nya. Senior lebih suka yang pedas atau gurih?” (tanyanya santai sambil menyendokkan sup ke piringnya sendiri).

Tak ada jawaban.

“Kalau aku sih suka yang gurih. Tapi kadang kalau cuaca lagi dingin kayak sekarang, makan yang pedas itu paling nikmat! Eh, ngomong-ngomong... Senior dingin banget, kayak... balok es yang bisa jalan.”( aqinfa menyeringai, berharap ada reaksi).

Namun Ziqi tetap diam.

 “Masa iya dia bisu?”(Aqinfa menggembungkan pipinya dan bergumam, cukup keras agar terdengar).

Tangan Ziqi berhenti sejenak. Sorot matanya melirik Aqinfa—hanya sekilas. Tapi cukup untuk membuat jantung Aqinfa berdetak sedikit lebih kencang.

“Ohhh! Dia hidup ternyata!” (seru Aqinfa girang).

“Kupikir tadi kamu patung... eh, maksudku orang yang sangat fokus!”(timpa aqinfa dengan Ujung telinganya mulai merah, tapi dia terus pura-pura tenang.)

Ziqi tidak menjawab. Ia hanya mengambil dua potong roti qi, lalu berbalik menuju meja kosong di sudut aula makan.

Aqinfa buru-buru mengambil cangkir dan berlari kecil ke arah tempat minuman.

Setelah selesai mengambilkan makanan untuk Yayue, Aqinfa sempat berbalik dan menghampiri meja teman-temannya. Ia meletakkan cangkir itu di hadapan Yayue dengan ekspresi malas.

“Nih, makanan dan teh pesananmu. Jangan banyak komentar!” (gumam aqinfa sebelum buru-buru kembali ke meja lain—tepat di mana Ziqi masih duduk diam menikmati makanannya).

Yayue menerima makanan dan teh itu dengan alis terangkat, namun bibirnya masih menyungging senyum seperti biasa—santai tapi sulit dibaca.

Langkah aqinfa cepat, tapi penuh percaya diri. Tanpa ragu, Aqinfa duduk lagi di kursi sebelah Ziqi, seolah tempat itu memang miliknya sejak awal.

“Kau nggak ambil minuman? Tenang, aku bawakan!” (serunya aqinfa dengan percaya diri).

Tak lama kemudian, ia kembali membawa dua cangkir: satu teh herbal hangat dan satu jus qi dingin. Ia mendekat ke meja Ziqi yang sepi, lalu duduk tanpa izin di kursi di sebelahnya.

“Coba ini, teh herbal. Katanya bisa menenangkan pikiran.”(seru aqinfa dengan suara lembutnya, Ia menyeruput minumannya sendiri dengan senyum lebar).

Ziqi sempat menoleh. Mata peraknya menatap teh itu sebentar. Lalu, tanpa berkata apa-apa, ia mengangkat cangkir itu dan meminumnya perlahan.

Aqinfa menahan napas... lalu tersenyum seperti matahari pagi.

“Kau suka? Kupilih yang hangat karena kau kelihatan... ya, agak beku,” (ujar aqinfa lalu tertawa kecil).

“Kau sangat berisik."(Ziqi akhirnya bersuara, suaranya rendah dan datar).

 “Akhirnya kau bicara! Hah! Itu kalimat pertamamu untukku, senior Ziqi!”(Aqinfa menatapnya dengan terkejut)

“Aku tidak ingat kita pernah saling sapa,” (sahut Ziqi ringan, tanpa ekspresi).

“Kita belum. Tapi aku bakal buatmu ingat hari ini. Tanggal sekian, waktu sarapan, aku duduk di sampingmu dan kau... akhirnya bicara!” (seru Aqinfa dengan bangga).

Ziqi memiringkan kepalanya sedikit, menatapnya dengan datar. Tapi... ujung bibirnya terangkat. Hanya sejenak. Sangat tipis.

“Kau... baru saja senyum?!”(Aqinfa membelalak).

Ziqi kembali menunduk, tenang, dan melanjutkan makannya.

“Yup. Aku lihat. Tak bisa kau sembunyikan!”(aqinfa menyeringai)

Dari kejauhan, teman-temannya menatap heran dari meja seberang.

“Dia berhasil duduk di sebelah Ziqi...”( gumam Axia tak percaya)

“Dan dia bikin Ziqi bicara?!” (seru Weyi terpana).

“Dia benar-benar berhasil mencairkan gunung es!” (tambah Seril tak percaya).

Sementara itu, Yayue memperhatikan dari kejauhan. Ia bersandar santai di kursinya, satu tangan menopang dagu, senyum samar menghiasi wajahnya.

“…Menarik sekali...Lebih cepat dari yang kuduga.”(gumam yayue dengan senyum tipisnya)

1
Linechoco
Aku suka gaya penulisanmu, jangan berhenti menulis ya thor!
Millennium Earl
Memukau dari awal hingga akhir
Mich2351
Ceritanya bikin nggak bisa berhenti baca, lanjutkan thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!