NovelToon NovelToon
ZAYRA

ZAYRA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: MayLiinda

Kehidupan Zayn berubah dalam semalam karena orang tuanya tega 'Membuangnya' ke Pondok Pesantren As-Syafir.
"Gila gila. Tega banget sih nyokap ama bokap buang gue ke tempat ginian". Gerutu Zayn.
---
Selain itu Zayn menemukan fakta kalau ia akan dijodohkan dengan anak pemilik pondok namanya "Amira".

"Gue yakin elo nggak mau kan kalau di jodohin sama gue?". Tanya Zayn
"Maaf. Aku tidak bisa membantah keputusan orang tuaku."
---
Bagaimana kalau badboy berbisik “Bismillah Hijrah”?
Akankah hati kerasnya luluh di Pondok As-Syafir?
Atau perjodohan ini justru menjerat mereka di antara dosa masa lalu dan mimpi menuju jannah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MayLiinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Author POV

Selepas Ashar, langit pondok pesantren As-Syafir pelan-pelan beralih jingga.

Di aula masjid, lantunan ayat suci menggema. Para santri duduk bersaf rapat, mushaf terbuka di pangkuan mereka. Hanya suara pelan huruf hijaiyah, dan sayup desir angin yang mengendap di sela jendela kayu.

Zayn duduk di barisan pinggir. Di depannya terbuka mushaf pinjaman, tapi matanya lebih sering melirik ke luar. Kadang ke arah pintu serambi putri seolah dia nyari seseorang.

Falah di sebelahnya nyengir. “Ngaji, woi. Bukan malah ngawasin akhwat.”

Zayn mendesis. “Mulut lu, Fal. Akhwat siapa orang gue lihatin dia kok bukan akhwat.”

"Dia?Siapa?" Tanya Falah

"Itu." Zayn menunjuj perempuan berkerudung pink yang sedang fokus mengaji.

"Astagfirulloh Zayn,yang bener aja kamu. Dia itu Amira anak pemilik pondok pesantren ini."

"Oh."

"Udah lanjutin bacanya jangan ngelihatin akhwat mulu. Dosa tau,masa iya kamu habis taubat ngelakuin dosa lagi. Ckckck"

"Dih masa ngelihat aja dosa."

"Ya dosa lah Zayn karena itu termasuk dosa zina." Sahut Khairi

"Lah kenapa zina kan gue cuma ngelihat nggak 'perkosa' dia?" Tanya Zayn

Falah,Khairi dan Yusuf menepuk kepala mereka masing-masing secara bersamaan

"Zayn zina bukan hanya tentang 'memperkosa/bersetubuh' tapi juga dengan melihat dan menyentuh lawan jenis yang bukan mahrom itu juga termasuk zina." Jelas Khairi

"Yaelah banyak banget larangannya. Berarti nggak boleh pacaran dong?" Tanya Zayn

Mereka kompak menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Zayn.

"Udah lanjut ngaji lagi yuk keburu maghrib." Ucap Yusuf.

Falah tertawa kecil, sementara Khairi menepuk pundak Zayn. “Nggak apa-apa nggak lancar, yang penting nyoba dulu. Dosa kamu dulu kan banyak, sekarang pelan-pelan bayar tunai.”

Zayn cuma mendengus. Tangannya nahan geli waktu lidahnya belepotan mengeja ayat pendek.

Di kejauhan, Amira sesekali melirik ke arah saf santri putra. Dada gadis itu berdesir, ada rasa aneh melihat Zayn badboy tatoan yang kini duduk nyangkul mushaf, meski cuma modal malas-malasan.

---

Waktu Maghrib menjelang, para santri merapatkan saf. Suara iqamah berkumandang.

Zayn berdiri di samping Falah, sarungnya masih miring sebelah, tapi dia nggak protes lagi. Pas takbir, bibirnya gemetar. ‘Aneh. Apa bener beginian bisa bersihin dosa?’

Selepas salam, para santri masih duduk rapi. Seorang Kyai sepuh naik ke mimbar kayu sederhana.

Suara Kyai tenang, tapi masuk ke dada macam ombak kecil.

“Anak-anakku… hidup ini singkat. Jangan sombong dengan rencana kita. Kadang, takdir Allah datang lewat hal yang tidak kita mau. Termasuk jodoh, amanah orangtua, atau perintah menjaga nama baik keluarga…”

Zayn yang tadinya menunduk, menegakkan kepala. Kata jodoh membuat keningnya berkerut. Di seberang, entah kenapa Amira juga menunduk makin dalam. Hatinya berkecamuk dan menjadi resah,tapi Amira tidak tahu apa penyebabnya.

---

Waktu merangkak ke Isya’.

Selepas ceramah dan sholat isya', suasana pondok kembali tenang karena sudah kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat.

Zayn berdiri gelisah di belakang aula masjid.

“Heh, kalau pinjam ponsel kemana ya? Gue mau telpon bokap.” gumam Zayn.

Yusuf melirik. “Coba ke rumah pak Kyai Syafi'i,biasanya kalau ada yang pingin pinjam ponsel ke rumahnya.”

“Oke. Thank you bro!”

Zayn akhirnya jalan ke teras depan rumah Kyai. Di situlah, kebetulan Amira juga datang dia hendak membawakan air hangat untuk ayahnya yang sedang bicara di ruang tamu.

Langkah Amira terhenti di balik pintu kayu. Suara ayahnya terdengar jelas.

“InsyaAllah, Pak Fadlur. Surat wasiat Almarhum sudah saya pegang. Perjodohan Amira dan Zayn akan tetap jadi amanah. Meski keadaan Zayn sekarang masih mencoba adptasi… kita doakan saja sama-sama semoga dia bisa berubah.”

Amira membekap mulutnya sendiri. Dadanya berdegup kacau. Apa… ini benar? Surat wasiat? Perjodohan?Zayn… Aku?

Tepat di belakangnya, Zayn yang mau meminjam telpon juga terpaku. Matanya menyipit, rahangnya mengeras.

‘Perjodohan…? Gue sama dia? Apa-apaan ini?’

Amira menoleh, kaget melihat Zayn berdiri di tangga teras. Untuk sepersekian detik, tatapan mereka beradu. Penuh tanya. Penuh rasa campur aduk.

Tapi tak ada satu pun kata terucap.

---

Zayn POV

Gue masih berdiri di anak tangga, satu tangan nempel di dinding kayu yang dingin. Suara di ruang tamu udah berhenti, tapi otak gue nggak.

Surat wasiat? Dijodohin? Gue? Sama dia?

Nafas gue berat.

Gue mau ketawa, tapi tenggorokan gue kering. Mau marah, tapi lidah gue beku.

Gue ngelirik Amira dia juga sama kagetnya. Matanya merah kayak nahan tangis, tapi dia tetap diem, bibirnya cuma gemetar.

Ini pondok beneran penjara. Penjara suci yang mau maksa gue nurut bahkan buat urusan hidup gue sendiri.

Gue telan ludah, langkah gue mundur satu, dua… tapi kaki gue nggak mau jauh. Mata gue masih nyari jawaban di sorot matanya. Tapi dia juga nggak ngomong apa-apa.

Gue mendecak pelan. Kalau bener gue sama dia… apa gue bisa jadi orang baik? Apa dia mau sama gue yang busuk begini?

Gue geser pandangan ke langit malam. Angin pondok dingin, tapi kepala gue makin panas.

Zayn Pov End.

---

Amira POV

Tanganku masih gemetaran megang nampan. Gelas air hangatnya hampir tumpah.

Apa yang baru aku dengar barusan? Surat wasiat? Jodoh? Zayn…

Suaranya waktu Kyai bilang “Zayn masih adaptasi”… Aku tau maksud Ayah. Beliau pasti mau menepati amanah. Tapi kenapa hatiku rasanya campur aduk?

Aku ngangkat muka, dan di situ Zayn berdiri — masih menatapku. Tatapannya bikin jantungku makin kebat-kebit. Ada marah di sorot matanya, tapi juga bingung.

Aku mau bilang, ‘Maaf…’ atau ‘Aku juga nggak tau…’ tapi suaraku lenyap.

Kenapa Allah nunjuk dia? Kenapa dia, yang baru belajar wudhu hari ini… yang baru aja tau caranya sholat… harus ditulis di takdirku?

Aku pejam mata sebentar. Angin malam pondok berembus dari sela pintu kayu. Rasanya dingin. Tapi dada ini… panas.

Ya Allah… kalau ini caramu menegur aku, tuntun aku sabar… dan tunjukkan Zayn jalan pulang ke Engkau.

Amira Pov End

---

Author POV

Dari celah dinding kayu, angin malam pondok berhembus pelan. Membawa doa-doa yang masih menggantung sekaligus rahasia yang baru saja sengaja atau tidak, didengar oleh dua hati yang belum siap menerima takdir-Nya.

Zayn dan Amira hanya saling diam. Entah harus marah, bingung… atau pasrah.

Author Pov End.

---

To Be Continued...😊

1
Tarwiyah Tarwiyah
critanya jngan bertele" kak jdi bosen .maaf ya bukan mksd apa" cuma saran
MayLiinda: Siap. Terima kasih kak atas masukkannya .., 🫶
total 1 replies
Rukawasfound
Baca cerita ini jadi penghilang suntukku setiap hari
MayLiinda: Terima kasih 🙏😊
total 1 replies
Donny Chandra
Bagus banget thor! Bisa jadi film nih!
MayLiinda: Terima kasih .., 🙏😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!