Pria Autisme Itu Adalah Suami Ku

Kini mereka telah tiba dikediamannya Redman, saat turun dari mobil tatapan Elwin kepada Rissa begitu dalam sekali.

Dia benar-benar tidak ingin bertemu dengan mereka berdua, karena dia sangat tau bahwa Darius dan Danu akan melakukan hal yang aneh nantinya.

Rissa yang paham dengan tatapannya Elwin kini dia mencoba menenangkan Elwin.

" Tidak apa-apa, semuanya akan baik-baik saja Elwin" ucap Rissa kepada Elwin

" K-kamu yakin?" tanya Elwin memastikan Rissa

Rissa menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kepada Elwin bahwa dia baik-baik saja. Kini mereka melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam rumah mewah itu.

Elwin benar-benar sangat gelisah sekali, namun dia mencoba untuk percaya dengan ucapannya Rissa bahwa semuanya baik-baik saja.

Saat mereka masuk, dimana mereka langsung berjalan mengarah meja makan karena tidak ada sambutan hangat dari siapapun untuk kedatangan mereka.

Suara langkah kaki yang bersamaan kini tiba dimeja, dimana tatapan mereka seperti sangat aneh sekali melihat kedatangan Rissa dan Elwin serta kedua kakaknya Rissa.

" Kalian sudah tiba? Kemarilah" ucap Darius dengan wajah tersenyumnya

Tersenyumnya bagaikan ada sesuatu yang akan disampaikan kepada Rissa, mereka pun langsung duduk dimana Rissa begitu sangat memanjakan Elwin hingga sampai-sampai membuat mereka menatap kearah Rissa.

" Apa kamu selalu memanjakannya?" tanya Danu kepada Rissa

" I-iya pi, Rissa selalu memanjakannya dan merawatnya dengan baik"

" Seharusnya itu tidak perlu kamu lakukan Rissa, dia sudah berumur bukan anak lagi"

Farrel dan Ferry saling bertatapan saat mendengar ucapannya Danu, bagaimana bisa dia mengatakan seperti itu? Padahal dia sendiri tau bahwa putranya sedang mengidap autisme yang seharusnya tidak bisa mengurus dirinya sendiri.

" Baiklah, kita langsung saja tidak usah basa-basi lagi" ucap Darius membuat Farrel dan Ferry menatapnya" Ayo silahkan makan, kita akan berbicara sambil makan" sambung Darius

Mereka mulai mengambil makanan masing-masing, dimana Rissa yang masih tengah sibuk mengambilkan makan untuk Elwin. Namun entah mengapa Darius langsung berbicara dan membuatnya berhenti sejenak.

" Rissa, bagaimana apa kamu sudah melakukannya dengan Elwin?" tanya Darius membuat Rissa berhenti

Rissa menghelakan nafasnya, lalu menaruh piring itu tepat didepannya Rissa, ternyata benar apa yang dikatakan oleh Elwin.

" Pa, jadi makan siang bersama ini yang paling utamanya untuk membahas itu?" tanya Rissa membuat Farrel dan Ferry menatap Rissa

Mereka tidak menyangka bahwa Rissa akan bertanya seperti itu, dimana Darius tersenyum saat mendengar ucapannya Rissa.

" Tentu saja pembahasan utamanya adalah itu, dan lagi Om Danu sedang mencari keturunan untuk membersihkan warisan dia"

Ternyata yang dikatakan Elwin kemarin adalah benar, mereka sedang merencanakan sesuatu untuk Rissa. Farrel benar-benar tidak menyangka itu akan terjadi.

" Pa, Rissa tidak akan tau nantinya akan melahirkan anak laki-laki atau perempuan"

" Itu gampang Rissa, jika kamu melahirkan anak perempuan maka taruh dia dipanti asuhan atau berikan kepada orang yang memang membutuhkan anak, lalu kamu bisa hamil kembali mencari anak laki-laki" jelas Darius

" Papa" tegur Farrel

Rissa hanya terdiam saja, dia tidak menyangka dengan apa yang diucapkan oleh Darius, benar-benar membuatnya begitu sangat shock sekali mendengarnya.

Dimana Elwin sudah mengepalkan tangannya dia sangat tidak bisa menahan dirinya karena Darius sudah begitu keterlaluan sekali.

Rissa yang hanya bisa menangis, rasanya begitu sakit sekali yang dia rasakan saat ini.

Tiba-tiba.

Brak!

" K-kalian kira Rissa adalah m-mesin produksi untuk melahirkan anak terus?" teriak Elwin membuat Darius dan Danu terkejut

Begitu juga dengan Rissa, dia tidak menyangka bahwa Elwin bisa berbicara seperti itu kepada Darius dan Danu.

" Wow, sekarang kamu sudah bisa membela istrimu ya Elwin? Papi kira kamu akan menuruti dan hanya diam saja" ucap Danu dengan wajah senyum mengejek

" T-tentu saja a-aku membelanya karena dia a-adalah istriku w-walaupun a-aku autisme t-tapi d-dia orang yang a-aku c-cintai"

Air mata Rissa semakin mengalir saat mendengar pengakuannya Elwin, betanya hebatnya dia membela Rissa didepan kedua orang tua yang tidak masuk akal pikirannya.

Farrel dan Ferry juga tidak menyangka bahwa Elwin bisa membela Rissa didepan Darius dan Danu, dari wajahnya terlibat benar-benar sangat tulus sekali dia mengucapkan rasa cintanya kepada Rissa.

Dimana Rissa memegang tangannya Elwin dengan begitu erat sekali.

" Elwin" panggil Rissa dengan nada tangisnya

Elwin semakin marah karena melihat Rissa menangis, dia sudah sangat tau apa yang akan direncanakan mereka dan ternyata benar dugaannya Elwin.

" W-walaupun a-aku autisme t-tapi kalian tidak bisa s-seenaknya memperlakukan Rissa seperti mesin p-produksi" ucap Elwin dengan nada yang mulai ingin menangis

Merasa nada bicaranya Elwin sudah berubah kini Farrel membuka suaranya.

" Pa, jangan begitu keterlaluan yang dikatakan Elwin adalah benar bahwa Rissa bukanlah mesin produksi" ucap Farrel mencoba membelanya

" Kamu jangan ikut campur Farrel, itu bukan urusanmu ini adalah urusan Papa dan Om Danu"

" Pa, mereka berdua adalah tanggung jawabku saat ini jadi apapun yang terjadi kepada mereka pastinya aku akan membelanya"

" Cukup Farrel" bentak Darius membuat Farrel terdiam" Dan kamu Rissa, Papa harap kamu mau melakukan apa yang Papa katakan" sambung Darius

Brak!

Untuk kedua kalinya Elwin menggebrak meja tersebut, dia benar-benar sudah lepas kendali dan tidak bisa lagi menahan marahnya.

" S-sudah a-aku katakan bahwa Rissa b-bukanlah m-mesin produksi" teriak Elwin yang mulai lepas kendali

Dimana Rissa langsung bangun dari duduknya, dia mencoba memeluk Elwin agar merasa tenang.

" Elwin, tenangkan dirimu, lawan dia agar kamu tidak lepas kendali" ucap Rissa sambil memeluk Elwin

Namun apalah daya, Elwin mulai mengamuk dan tidak bisa mengontrol dirinya lagi karena setiap ucapannya Darius membuatnya sangat marah sekali.

" W-walaupun nantinya Rissa melahirkan a-anak perempuan t-tapi itu tidak ada urusannya dengan kalian, a-aku t-tidak akan memberikannya kepada siapapun" teriak Elwin kembali

Air mata Elwin mengalir dipipinya namun tanggapan Darius dan Danu hanya biasa saja tidak ada merasa bersalahnya, padahal mereka lah yang membuat Elwin seperti itu.

Ferry dengan cepatnya bangun dari duduknya serta mendorong kursi dengan kasarnya.

Krek!

" Rissa, ayo kita kembali saja dari pada sini akan membuat kalian berdua sakit hati" ucap Ferry membuat Darius menatapnya

" Ferry, Papa tidak ada memberikan izin untuk Rissa kembali karena Papa belum selesai dengannya"

" Selesai atau belum bukan urusanku Pa, yang penting mereka pergi dari sini, karena disini hanya membuat Elwin menjadi lepas kendali itu semua ulah Papa dan Om Danu"

Ferry membantu Rissa memapah Elwin untuk membawanya keluar, namun Elwin sudah benar-benar lepas kendali dimana penyakitnya kini menghantui dirinya sehingga dia tidak bisa dikendalikan lagi.

" A-aku t-tidak a-akan memberikan k-kepada s-siapa pun j-jika n-nantinya Rissa melahirkan anak p-perempuan" teriak Elwin dengan tubuh yang melawan

Rissa semakin terisak menangisnya melihat Elwin yang begitu membelanya, rasanya hatinya begitu sakit betapa teganya Darius kali ini.

Kini Farrel juga ikut menyusul mereka, tanpa berpamitan sama sekali kepada Darius dan Danu. Mereka berdua saling bertatapan tidak menyangka bahwa Elwin bisa membela Rissa.

" Aku mengiranya dia akan menurut apa yang kita katakan dan ternyat perkiraan kita salah" ucap Danu kepada Darius

" Sepertinya dia mulai mengetahui tentang arti sebuah kehidupan selama bersama Rissa, dan bisa mengerti apa yang kita bahas saat ini" jawab Darius dengan nada santainya

" Kamu benar Darius, dia sudah mulai berubah tidak seperti sebelumnya saat dia belum mengenal Rissa"