(***) Peony surgawi adalah seorang gadis yatim piatu . dia tinggal bersama seorang Bibi penjual bunga yang bernama Aura Herawati , dia tidak mempunyai anak dan suami . Peony tinggal bersamanya semenjak usia delapan tahun .
***
Al gozali Matthew adalah seorang anak laki laki kecil yang sejak lahir telah di tinggal pergi ibunya mengejar kemewahan duniawi . dia tumbuh menjadi anak laki laki yang dingin dan datar seperti Ayahnya Al Gibran Matthew .
semenjak di khianati oleh istrinya ,Al Gibra Matthew sangat membentengi diri dengan namanya wanita .Semenjak sang istri pergi bersama laki laki yang lebih kaya darinya ,karena kehidupan Matthew saat itu masih kalang kabut .
suatu hari Al tanpa sengaja bertemu dengan Piony . melihat kelembutan kesabaran dan kebaikan Piony Al menginginkannya sebagai temannya . karena selama ini kehidupan anak berumur lima tahun itu sangat abu abu .
apakah Matthew akan mengabulkan permintaan Al putra . perubahan apa yang akan terjadi pada Al Gibran Mat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
"Lalu bagaimana dengan kejadian di ruangan gym tadi ? Semua ini begitu berdekatan . Seakan kamu sudah merencanakan sebelumnya . Kau tadi di ruangan gym juga pasti sengaja . Pura pura tersandung barbel yang nyatanya begitu besar dan seharusnya kamu dapat melihat barbel itu .Tapi kamu pura pura tersandung , dan jatuh tepat di antara kedua lutut saya . Bagaimana kamu ingin menjelaskan ini , Gadis kecil?" bisik Matthew membuat bulu kudu Peony berdiri .
Peony meneguk salivanya susah payah ketika suara rendah Matthew malah seakan semakin menggodanya.
"U-untuk itu , S-saya juga tidak sengaja ,Tuan . Memang itu salah saya yang tidak melihat keberadaan barbel itu , yang begitu besar . Itu karena saya ceroboh . Saya tidak fokus ....." cicit Peony .
"Tidak fokus itu karena melihat Anda . Astaga." sambungnya di dalam hati .
"Oh ,ya? Jadi karena kamu tidak fokus . Sehingga tidak melihat keberadaan barbel di sana?" Matthew menatap Peony dengan wajah mengejek .
"Iya ,Tuan . Saya tidak pura pura sungguh."
"Ok , jadi apa yang membuatmu tidak fokus ?"pancing Matthew sambil tersenyum miring .
Pertanyaan itu semakin membuat Peony semakin kaku. Jantungnya semakin bergerak tidak normal ketika Matthew menyeringai ke arahnya .
"Kenapa diam ,ayo jawab? Apa yang membuatmu tidak fokus .
"I-itu ."
Sebelah alis Matthew terangkat menunggu Peony melanjutkan kalimatnya . Matthew geram dan gemas ketika Matthew tak kunjung melanjutkan ."Itu apa ? Cepatlah jawab ."
"Itu karena .....Sesuatu." bisik Peony di ujung kalimatnya .
"Tidak usah berbelit belit ,apa sekarang kamu sedang memancing amarah saya ?"
Peony memejamkan matanya mendengar matthew mulai kesal ."I-tu karena Anda Tuan . Saya tidak fokus karena Anda ."
Akhirnya gadis itu menjawab dengan jujur . Entah karena takut dan terlalu terkejut akan suara Matthew , membuat Peony menyahut cepat dan tanpa jeda .
Jawaban Peony tentu saja membuat Matthew semakin bertanya tanya dia memiringkan kepalanya dengan sebelah alis terangkat ke atas .
"Memangnya kenapa dengan saya ? Kenapa kamu tidak fokus karena saya ?"
"K-karena saya takut dengan Anda ." balas Peony berbohong .
Memang kenyataannya Peony tadi pagi takut untuk berhadapan dengan Matthew . Namun , Peony tak fokus sampai , melainkan karena tersandung barbel . Bukan karena itu , melainkan larena dia melihat pergerakan jakun Matthew saat minum .
Sungguh otak Peony semakin tak beres jika berlama lama melihat si duda hot ini .
Sssttt..
Peony terkejut tiba tiba Matthew menarik dagunya . Wajah gadis itu kini kembali berhadapan dengan wajah arogan sang majikan .
Matthew menatap Peony dengan mata tajamnya . Pria itu seakan sedang menilai jawaban Peony dari ekspresi wajah gadis kecil itu .
"Kamu berbohong , katakan yang sebenarnya ? Apa yang membuatmu tak fokus ? Apa kamu sedang merencanakan sesuatu saat itu .?"
Peony menggeleng ." Tidak ada rencana apa apa ,Tuan. Bahkan rencananya saya ingin minta maaf kepada Anda atas kejadian tadi pagi saat olah raga pagi . Tapi ternyata saya malah melakukan kesalahan lagi dengan begitu ceroboh . Saya sungguh tidak ada maksud lain , Tuan ."
Peony menjelaskan dengan cepat dan nada yang cukup tenang . Meski bibirnya bergetar ,bagaimana tidak , jika kini wajahnya benar benar berdekatan dengan Matthew .
Pria itu masih menahan dagu Peony . Seakan Matthew akan melakukan hal lebih . Pria itu menarik pinggang ramping Peony , gadis kecil itu terkesiap , matanya melotot sempurna melihat perlakuan Matthew . Peony mencoba mundur dan melepaskan diri , tetapi Matthew malah semakin menarik tubuhnya . Sehingga tubuh membentur tubuh kekar duda arogan tersebut .
"T-tuan . Apa yang Anda lakukan?" Peony bertanya gagap , tak berani menatap Matthew .
"Menurutmu ? bukankah ini yang kamu inginkan? Sekarang saya paham yang kamu maksud , kamu tidak fokus karena saya . Itu karena kamu selalu memandang wajah saya? kamu suka pada saya , bukankah begitu?"
Peony terpaku ."T-tidak , bukan begitu ,Tuan . Saya...."
"Ternyata kamu nakal ya , gadis kecil . Tapi seleramu bagus . Tak di sangka gadis kecil sepertimu menyukai pria dewasa yang jauh lebih matang . Tapi sayang , kamu bukan tipe saya . Jadi jangan terlalu berharap ."
Peony terdiam , seakan jantungnya berhenti berdetak . Kalimat terakhir Matthew entah kenapa membuat hatinya berdenyut . Apa dia sedang merasakan patah hati?
"Ayah...Peony?"
Suara mungil Al membuyarkan interaksi antara Peony dan Matthew . Peony langsung mundur dan menundukkan kepala .
"Maaf membuat Anda menunggu lama , Tuan Muda . Ayo kita kembali ke bawah , Anda pasti sudah sangat lapar ."Peony menunduk singkat kepada Matthew sebelum bergerak ke arah Al .
Matthew menatap pergerakan gadis kecil itu dengan wajah datar . Pria itu seakan tidak merasa bersalah setelah melontarkan kalimat kasar kepada Peony .
Dengan santai Matthew berjalan ke arah Al dan menggendong putranya , tanpa menatap Peony .Matthew berjalan keluar kamar seakan tidak terjadi apa apa di antara mereka beberapa menit lalu .
"Kamu sudah menunggu lama Boy ?"
"Iya ,Ayah dan Peony terlalu lama , jadi aku kembali ke atas , kalian tadi sedang apa ?" Al menatap Matthew dengan mata polosnya .
"Tidak ada , hanya sedikit permainan . Sekarang ayo kita ke bawah untuk makan . Kamu pasti sudah lapar."
Peony menatap punggung kokoh Matthew yang berada di depannya . Gadis itu berjalan di belakang sepasang ayah dan anak tersebut .
Entah kenapa kalimat terakhir Matthew tadi malah terus terngiang ngiang ke telinga Peony . Gadis kecil itu menjadi tak semangat , seakan hatinya memang sedang patah , seperti seorang gadis yang baru jatuh cinta dan langsung kandas .
"Kenapa aku malah sedih? Apa benar aku menyukai Tuan Matthew ? Benar dia lebih tua dari aku , dua kali lipat dari umurku saat ini , tapi..."
Peony kembali memperhatikan Matthew dari belakang ." Dia kelihatan masih begitu muda dan tampan dan kekar . Dengan setelan santainya seperti ini , dia malah semakin terlihat muda . Seakan hanya tua beberapa tahun dariku ".
Setelan santai yang di gunakan oleh Matthew saat ini memang membuat pria itu terlihat lebih muda dua puluh dua tahun dari umur sebenarnya . Dia hanya mengunakan kaos santai dan celana santai selutut , seperti anak muda umumnya .
Berusaha untuk tetap profesional , Peony terus mengikuti semua setiap kegiatan Matthew dan Al . Dia juga tetap tersenyum kepada Al setiap kali anak laki laki itu mengajaknya bercanda .
"Anda capek sekali kelihatannya , Tuan Muda . Ingin saya pijit kakinya .?"Peony menatap Al yang sedang terbaring di atas ranjang .
Setelah sedari pagi bermain bersama Matthew di taman dengan berbagai jenis permainan . Matthew akhirnya menyuruh Al untuk tidur siang dulu .
Sekarang mereka berdua sudah berada di dalam kamar dan Peony siap mendongeng untuk sang majikan kecilnya .
"Apa kamu tidak akan lelah nanti ,kalau kamu memijitku ,Peony ?"Peony terkekeh mendengar pertanyaan polos anak laki laki itu ." Tidak , saya tadi hanya menonton Anda dan Tuan Matthew bermain . Jadi saya tidak lelah , biar saya pijit ,Tuan Muda . Biar tidur siang Anda lebih nyenyak ."
secara kamar kan ad cctv nya
aku suka Thor Matt tersiksa
karena benci dan cinta itu terlalu tipis
bujang lapuk kah si Matthew thor
secara dia bilang dadanya masih rata