Tasya baru pulang membeli sayur. Belum sempat masuk kerumah masih berada dihalaman, ibu mertuanya langsung meraih uang kembalian yang Tasya pegang.
"apaan sih buk, itu nanti sisanya buat beli apa yang kurang didapur. main ambil aja, dasar mertua serakah".
"halah, kasih aja lah kamu ini harusnya bisa membelanjakan sesuai kebutuhan. kalau sisa ya kasih keaku atau gak keibu.
seakan tak memperdulikan Tasya, bu Wiji pun berlalu pergi.
itulah tabiat mertua Tasya yang serakah, serta suaminya yang sangat perhitungan. namun kesabaran Tasya pun ada batasnya, hingga suatu saat Tasya pun meluapkan emosinya yang selama ini dia pendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riiya Mariiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 31
"ya aku lihatnya gitu sih, entah gimana caranya dia bisa kenal pak Burhan aku gak tau. Dan ternyata dia yang merebut suami kamu. Kamu gak dendam?" tanya Keenan.
"buat apa sih dendam? Mending balas dengan kesuksesan aja. yang ada mantan pasti menyesal, ya gak?" tanya Tasya sambil menyenggol bahu Keenan.
"ya udah yuk pulang, tdi aku udah hubungi keluarga pak Arto. Nanti katanya mau ke rumah sakit, administrasi udah ku urus semua kok. Sekarang waktunya pulang", ajak Keenan.
"oke.." jawab Tasya.
Didalam mobil Adi dan Salsa saling mendiamkan. Adi masih terpikir ucapan Keenan tentang calon istrinya tadi.
"kamu kenapa diam aja sih?" tanya Salsa jengkel.
"ya kamu bikin malu aja, ujung ujungnya kamu sendiri kan yang diserang sama orang orang",
"kok kamu marah sih mas sama aku?"
"ya habisnya kamu gak tau tempat. Itu rumah sakit masih aja bikin ribut. Sekarang semua orang tau kan hubungan kita awalnya hubungan terlarang", jawab Adi kesal.
"kamu juga mas, ngapain kayak cemburu gitu sama Tasya. Mau itu calon istrinya apa bukan ya biarin ajalah. Ingat aku ini lagi hamil anak kamu. Emangnya mantan istri kamu mandul", ucap Salsa dengan nada kesal.
"bisa diam gak! Kalau masih mau ngomel mendingan kamu turun aja disini" gertak Adi.
Salsa hanya terdiam mendengar perkataan suaminya. Dia tak mau kalau harus turun di tengah jalan seperti ini.
Sampailah mereka dirumah. Salsa menutup pintu mobil dengan sangat kuat sampai terdengar dari dalam rumah.
"Salsa! Gil* kamu ya! Bisa rusak mobil aku! Istri gak tau diuntung, udah bagus dinikahin. Akhlak aja gak ada bagus bagusnya dari Tasya" teriak Adi.
"oh kamu mulai bandingin aku sma mantan kamu mas? Hei, kamu itu juga gak lebih baik dari Keenan. Aku waktu masih sama Keenan semua yang aku minta dikasih sama dia. Tas mahal, perhiasan, rumahku yang ku sewain demi ikut sama kamu itu Keenan yang beliin. Aku rela ninggalin Keenan hanya demi kamu mas! Tapi kamu apa? Dasar mokondo! Selama aku nikah sama kamu belum pernah kamu beliin aku barang yang aku mau! Malah aku yang nombok pengeluaran keluarga kamu!" bentak Salsa, lalu berpaling dan masuk rumah.
"si*l mana banyak tetangga lagi, dulu Tasya aku marahin gak pernah seberani ini", gumam Adi.
"Di, kamu berantem sama istrimu? Kenapa?" tanya bu Wiji sambil tergopoh gopoh menghampiri Adi.
"ceritanya panjang bu, kedalam aja. Gak enak dilihat tetangga", jawab Adi lalu masuk ke rumah.
Adi terduduk lemas disofa ruang tamu. Dia menatap langit langit rumah dan menghela nafas panjang.
"Tika, ambilkan kakakmu air putih habis itu buatin kopi sana", ucap bu Wiji. Tika pun bergegas ke dapur.
"Salsa hamil bu", ucap Adi.
"bagus dong Di, berarti itu membuktikan yang mandul itu Tasya. Terus kenapa kamu marah marah sama istrimu?" tanya bu Wiji.
"sebenarnya gak berantem tadi kami bu, tapi Salsa udah buat keributan didalam rumah sakit. Iya kalau diluar rumah sakit gak masalah, ini didalamnya. Niatnya mau ngejelekin Tasya didepan semua orang. Malah kita berdua yang kena semprot ibu ibu. Malu lah Adi bu", jawab Adi menjelaskan kejadian di rumah sakit.
"dan lagi Tasya bu, dia udah mau nikah lagi. Tadi ketemu sama cowoknya juga", sambung Adi.
"serius kamu kak?" tanya Tika. Adi mengangguk pelan.
"cepet banget mau nikah. Jangan jangan dia selingkuh lagi, makanya dia ngotot pengen cerai sama kamu kak", sambung Tika.
"gak usah gitu Tik, kakakmu ini kan juga selingkuh", bals Adi. Tika terdiam.
"susul istrimu Di, orang hamil itu sensitif perasaannya. Kamu harus sedikit ngalah dulu, jangan sampai dia stres. Nanti bahaya untuk kandungannya, bisa keguguran nanti. Sudah sana masuk kamar", tutur bu Wiji.
Adi membaringkan tubuhnya diatas tenpat tidur. Dia mencoba memeluk istrinya dari belakang, dan berbisik di telinganya.
"Sal, maafin aku ya. Jangan marah lagi".
Salsa membalikkan badannya ke hadapan Adi. Hanya dengan kata kata itu dia luluh.
"kamu jangan bentak bentak aku lagi mas, aku ini lagi mengandung anak kamu lo".
"iya sayang, ya sudah jangan marah lagi. Kan ini malam jumat, masa mau marah marahan terus", ucap Adi.
"ih kamu ada maunya ya, dasar laki laki", Salsa memukul pelan tangan Adi.
"ya kan kewajiban sayang", jawab Adi langsung menyergap bibir Salsa.
Salsa pun merespon c*uman suaminya. Tangan Adi menyelinap masuk ke dalam baju Salsa. Begitupun dengan Salsa, tangannya berhasil membuka resleting celana milik suaminya yang sudah terlihat tegak berdiri dibawah.
C*uman Adi kini beralih ke dad* Salsa yang sudah siap dia sambut dengan kedua gunung kembar miliknya. Sedangkan tangan Adi bermain di gua bawah milik Salsa.
Salsa melepas apa yang dia pegang. Des*han demi des*han keluar dari mulut Salsa. Seperti biasa setelah mencapai puncaknya, dan mengeluarkan semuanya. Mereka lakukan sekali lagi dan bahkan berulang kali setiap dua jam sekali sampai pagi.
Tasya melihat progres pembangunan pagar rumahnya. Sudah sekitar tiga puluh persen.
"nak, apa gak berlebihan mau bangun pagar tinggi, terus dikasih kawa berduri juga?" tanya bu Sundari.
"gak lah bu, ini kan juga buat keselamatan ibu dan bapak kan. Coba masih ada bude sama pakde, pasti rumah ini tambah rame ya bu", ucap Tasya menghela nafas.
"bude sudah bahagia disana nak, pasti sudah ketemu pakde juga. Wes lah, jangan diingat ingat didoakan aja" tutur bu Sundari.
Sebuah mobil sport berwarna merah tiba tiba berhenti didepan rumah Tasya.
"siapa nak? tapi itu bukan mobil Mila kan?" tanya bu Sundari.
"bukan bu, tapi aku juga gak pernah lihat bu", jawab Tasya heran.
Lalu dia berjalan ke depan menghampiri mobi sport itu. Tasya penasaran siapa pemilik mobil sport tersebut. Namun saat pintu mobil dibuka dan yang keluar adalah seorang Keenan itu lebih membuat Tasya tercengang lagi.
"Keenan? kok bisa tau rumah aku", gumam Tasya.
'
"assalamualaikum.."
"waalaikum salam", jawab pekerja serentak.
"cari siapa mas?"
"yang paling cantik disini siapa pak?" tanya Keenan.
"owalah... Mbak Tasya to. Wes wes kasih jalan dulu, pangeran mau ketemu tuan putri itu" ledek Yanto.
"permisi..", ucap Keenan sambil membungkukkan badannya.
"Ih, malu tau kenapa sih tadi bilang kayak gitu. Dikirain kita ada apa apa lagi", ujar Tasya.
"ya kan kalau ada apa apa juga gak papa",
"lagian kok kamu tahu sih alamat rumah aku?" tanya Tasya.
"kan kamu punya sahabat. Ya jelas tahu sahabatmu lah.
"Mila...." ucap Tasya dengan nada panjang.
...****************...