Pembatalan perjodohan tiba-tiba oleh orang yang paling dicintainya, membuat dirinya sangat terguncang hingga sang ayah akhirnya memutuskan menjodohkannya dengan laki-laki yang pernah menolong dirinya. Yang tak tahunya laki-laki itu adalah teman semasa SMAnya. laki-laki konyol yang selalu mengganggu dirinya disekolah.
"Yang benar saja aku harus menikah dengan dia?" ucapnya dalam hati.
Bagaimana kelanjutan kisah mereka? akan kah cinta akan tumbuh dengan seiring nya waktu? ikuti kisahnya yuk...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nur
Saat terlihat wajah yang bertanya-tanya tiba-tiba terlihat seorang pria dewasa memasuki rumah dari arah belakang rumah dengan pakaian kaos oblong dan celana pendek, penampilan yang sederhana.
"Eh... Awan udah dateng" ucapnya polos.
Pria itu lalu melihat kearah Bening yang melihat kearahnya juga.
"Eh... siapa nih? "tanya pria itu.
" Istri gue"jelas Awan malas.
"Si mitri? siapa si mitri? pacar lu? " tanya pria itu.
"Astaghfirullah ISTRI DIA ISTRI GUE BUDEG" Awan berteriak setelah beristighfar.
"Hah istri? kapan elu nikah? " tanya pria itu terkejut.
"Kemarin Mail... elu kan nggak dateng" jelas emak pelan.
"Hah semalem? kok nikah malem-malem? " tanyanya lagi.
"Susah emang ngomong sama orang yang kuping nya kemasukan coran semen" gerutu Awan.
"Mail... itu singkong udah pada elu cabutin? " tanya emak pada Mail.
"Eh... bangkong dimana bangkong? " telinga Mail yang memang sedikit kurang pendengaran nya kadang memang harus menguras kesabaran orang yang mengajaknya berbicara.
"Astaghfirullah" emak hanya bisa beristighfar menghadapi keponakannya yang satu ini.
Bening pun mencolek tangan Awan dan menunjukkan wajah seolah bertanya siapa orang yang baru saja muncul ini.
"Ini abang sepupu gue, namanya Mail kuping nya rada budeg gara-gara kemasukan coran semen" jawab Awan asal.
"Hah kok bisa? " Bening bingung.
"Ya bisalah dia kan mainan nya di toko matrial" jawab Awan asal.
"Awan... istri lu nanya serius itu kenapa elu jawabannya ngaco sih... " ucap Emak kesal.
"Eh jadi yang di katakan Awan itu tidak benar?" tanya Bening bingung.
"Ya nggak... mantu... Mail ini telinga nya bermasalah karena waktu kecil dia pernah sakit panas tinggi dan gendang telinganya ga kuat dan pecah hingga sekarang ya begini, dia masih bisa normal kalau pake alat tapi jarang dia pake" jelas emak.
"Ooo...begitu" Bening hanya beroh.
"Ning... elu istirahat ajah dulu di kamar gue, gue mau bantu bang Mail di kebon dulu" ucap Awan santai.
Emak mendelik kesal melihat ke anak nya.
Awan yang merasa di lihatin oleh emaknya dengan sinisnya pun akhirnya bertanya.
"Emak kenapa ngeliat nya begitu? " tanya Awan bingung.
"Kenapa kata lu?! " emak kesal.
"Eh Awan... ini tuh istri lu bukan temen lu masa lu manggil nya elu gue ck parah lu panggil sayang kek... darling kek atau istri ku gitu" cerocos emak.
Awan langsung mangap saat mendengar perkataan emaknya.
Sementara itu Bening hanya tersenyum tipis entah kenapa hatinya merasakan ada yang menggelitik saat emak mengatakan itu.
"Emak apaan sih" Awan yang malah kesal sendiri mendengar perkataan emaknya.
"Kok apaan sih, istri tuh seneng loh kalau suaminya memperlakukannya lembut, belajar dari sekarang panggil istri dengan panggilan sayang biar rumah tangga lebih romantis, istri suka loh sama yang romantis-romantis, walau kadang ga beneran di tunjukkin rasa senang nya tapi hatinya pasti tersentuh" emak memberikan nasihat.
"Ayo coba emak mau denger elu panggil istri lu dengan panggilan sayang"paksa emak.
Dan dengan malasnya Awan pun dengan ragu menatap Bening.
" Nur... ayo ke kamar ku"ucap Awan kaku.
Bening langsung terlihat heran karena Awan memanggilnya Nur.
"Awan kenapa elu malah panggil nama istri lu Nur namanya kan_"
"Nur itu cahaya dan bagi Awan Bening itu cahaya di hati Awan" ucap Awan yang tidak memalingkan wajahnya dari Bening.
Jujur Bening tadi sempat salah faham dia fikir Nur itu wanita yang dicintai Awan di masa lalunya, tapi hati nya tiba-tiba sangat tersentuh saat mengatakan kalau Nur adalah cahaya dan cahaya yang dimaksud itu adalah dirinya. namun Bening berusaha menyembunyikan perasaan nya saat ini dengan memasang wajahnya biasa saja.
Lain halnya dengan emak yang langsung berwajah ceria saat mendengar alasan anaknya memanggil istrinya seperti itu.
"Jiah anak gue ternyata bisa romantis juga hehe" celetuk emak.
"Tadi disuruh romantis sekarang malah bilang nya begitu ck emak maunya apa sih" Awan kesal lebih tepatnya dia malu.
"Ayo Nur ke kamar ajah kamu istirahat disana" Awan lalu menggenggam dan menarik tangan Bening pelan dan berjalan ke arah kamar nya yang ada di lantai dua.
Emak hanya tersenyum saja saat melihat tingkah malu-malu anaknya itu.
Saat sampai di depan pintu kamar yang berwarna coklat clasic itu, Awan langsung menekan gagang pembuka pintu dan langsung mengajak Bening masuk.
Awan tetap menggenggam tangan Bening dan membawanya masuk kedalam kamar nya. dan mengajak Bening duduk di pinggir kasurnya karena tidak ad sofa atau tempat duduk di kamar ini hanya ada kasur saja dan meja rias dengan kaca yang besar.
"Elu istirahat ajah dulu gue mau bantu bang Mail di kebon semoga elu nyaman di kamar ini" ucap Awan lembut.
Wajah Bening berubah suram saat Awan berbicara padanya seperti layak nya orang asing lagi.
Namun Awan tak menyadari hal itu, dan seperti yang di katakan emaknya pria ini memang kurang peka dengan perasaan wanita.
Awan berjalan keluar kamar nya, meninggalkan Bening sendirian dengan kekecewaan di hatinya.
Entah kenapa dia jadi merasa seperti itu dia sendiri pun bingung padahal kalau boleh jujur hatinya masihlah menyimpan nama Bintang.
Dan beberapa menit kemudian. terdengar suara orang menyanyi dari liat jendela.
sebagai kekasih... yang tak dianggap
aku hanya bisa mencoba menahan...
sgala amarah...
Deg.
Bening langsung memegang dadanya saat mendengar nyanyian yang di nyanyikan Awan, jujur hatinya terasa sakit karena dia jadi teringat kembali pada Bintang, karena selama ini Bintang selalu seperti itu tak pernah menganggap nya ada.
"Kenapa kamu harus menyanyikan lagu itu Awan... " ucap Bening lirih.
Bening yang tadi berdiri di jendela berjalan ke sisi kasur dan duduk disana, tak lama ada yang mengetuk pintu kamar, Bening pun berjalan ke arah pintu dan membuka pintu kamar tersebut, tak lama terlihat emak yang berdiri di balik pintu membawa nampan berisi makanan yang berbentuk bola oval.
"Bening... kamu kenapa nak? " tanya emak lembut saat melihat wajah Bening yang terlihat sedih.
"Eh... nggak apa-apa mak" Bening berusaha menyembunyikan perasaannya.
"Apa Awan menyinggung mu? " tanya Emak lembut.
"Eh.... tidak mak dia tidak pernah bersikap tidak baik pada Bening" jawab Bening lembut.
"Lalu apa yang membuat kami sedih? " tanya emak lagi.
Tak lama terdengar kembali suara Awan yang sedang bernyanyi.
dengarlah sayang ku
tiada yang lain saat ini
kau yang slalu di hati
kau yang selalu di hati....
"Anak itu" keluh emak sambil menggeleng kepala pelan.
Tak lama kemudian terdengar suara Mail.
"Cie... yang udah kawin nyanyinya lagu cinta" goda Mail.
"Eh elu denger bang? " tanya Awan bingung.
"Ya denger lah kan gue punya kuping" Mail menahan kesal.
"Ya tapikan kuping lu kurang waras" Awan masih bingung.
"Ya itu kalo gue lagi nggak pake ini" Mail. menunjukkan sesuatu yang terpasang di telinga nya.
"Ooo elu pake itu kirain ketinggalan hehe"Awan tertawa.
" Sayangin istri lu Wan... bini lu cantik kalo nggak lu sayang nanti di ambil orang "Mail memberikan nasihat.
" Ya iyalah bang... gue sayang kok sama dia kalo nggak sayang nggak gue nikahin"
"Siapa juga yang nggak demen sama bini gue udah cantik, pinter, baik lagi"
Emak tersenyum mendengar perkataan anaknya.
Dan tanpa mereka sadari Bening pun tersenyum saat itu.