Kean tak seberuntung kakak-kakaknya, yang menemukan jodohnya dengan mudah, Kean berkali-kali gagal menikah bahkan yang terakhir di khianati wanita yang di cintainya dengan tulus.
Lelah mencari jodoh hingga usianya semakin matang Kean nyaris menyerah dan justru di jodohkan dengan gadis desa pilihan Bundanya.
Lentera si gadis miskin yang menjadi tulang punggung keluarganya, kehidupannya tak seberuntung gadis-gadis yang lain, namun semua itu berubah ketika bertemu dengan Bunda Mutia sebagai Bosnya. Akankah Kean mau menerima jodoh dari bundanya??? Bisakah dirinya hidup bahagia dengan gadis desa pilihan ibunya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bunda Jatuh Sakit
📞"Apa Yah??? Bunda masuk rumah sakit??? " Kean terkejut begitu mendapatkan kabar dari sang Ayah, dia pun langsung menjadwalkan pesawat untuk kembali ke jogja tanpa pikir panjang lagi.
Sepanjang di perjalanan Kean terus memikirkan bagaimana keadaan dari Bunda tersayangnya, rasa bersalah karena sudah mengabaikan pesan-pesan dan panggilan bundanya membuat Kean semakin diliputi rasa bersalah.
Sampai di rumah sakit Kean langsung menuju ke ruang dimana sang Bunda di rawat di sana sudah banyak saudara-saudara yang lain.
"Kak Intan udah di sini??" Kean terkejut saat mendapatkan tatapan tajam dari Kakak sulungnya yang paling tegas.
"Kau masih ingat pulang???" Tanya Kak Intan.
"Bagaimana Bunda Kak? " Kean tak ingin menjawab pertanyaan Kakaknya itu justru balik bertanya.
"Kamu tak di ijinkan masuk dulu." Ucap Kak Intan geram.
"Kamu masih ada urusan sama Kakak!!" Kata Kak Intan lalu menarik Kean untuk menjauh agar tak bising di dekat ruangan sang Bunda.
"Kak Aku menghawatirkan Bunda." Kean merajuk memohon.
"Kalau kamu menghawatirkan Bunda harusnya dari awal kamu gak buat Bunda banyak pikiran terus jadi jatuh sakit begini bisa kan??? " Kata Kak Intan membuat Kean menunduk merasa bersalah.
Kak Intan belum puas mengomeli adiknya ini jika sang adik belum bisa menyadari apa letak kesalahannya, bahkan tangannya masih setia di pinggang.
"Kak, maaf." Kata Kean pada akhirnya.
"Kamu itu laki-laki Kean!!! Atau jangan-jangan kamu udah ganti jenis kelamin makanya jadi pengecut??? Iya???" Kak Intan geram rasanya pada adik satu ini.
"Bagaimana bisa kamu menikah lalu meninggalkan istrimu sekian waktu tanpa melihat bagaimana keadaanya hingga Bunda terus diliputi rasa bersalah yang luar biasa, karena sudah menyeret gadis baik itu pada pria pengecut seperti dirimu!!" Kak Intan terus berkata hingga Kean tak berani lagi menatap mata tajam di hadapannya.
Kak Intan tak berubah, meski sudah menikah karakter tegas dan tajamnya saat berbicara masih saja terasa, apalagi jika sudah menyangkut sang Bunda.
"Aku perempuan, Zea dan Zia perempuan, Bunda perempuan, apa kamu juga ingin suami kami berlaku seperti dirimu???" Ucap Kean tersadar dari kesalahan yang membuat Bunda jatuh sakit begitu pun sang kakak menjadi marah.
"Kamu keterlaluan sekali Kean, untung istrimu orang yang sabar, jika itu aku aku mungkin sudah melempar dirimu ke laut jika bisa!!" Kata Kak Intan masih geram.
"Kak, maaf, aku akui aku salah, tapi... " Masih mencoba mengelak.
"Gak ada kata tapi, salah tetap salah Kean, menelantarkan itu kesalahan." Tegas Kak Intan memotong ucapan Kean.
"Aku bertanggung jawab, aku mengirim asisten terbaik, aku mencukupi kebutuhannya aku menafkahinya kak, Aku hanya belum siap bertemu, lebih tepatnya belum bisa menerima pernikahan ini sepenuhnya." Kata Kean tak terima jika di sebut menelantarkan.
"Apapun itu, Kau itu suaminya yang harus tau langsung keadaan istrimu aku juga gak yakin apakah kamu sudah melihat rupa istrimu." Kata Kak Intan langsung pergi karena jengah.
Kean mengacak rambutnya yah memang benar dia belum melihat bahkan tak mau melihat tapi Kean butuh waktu ini tidak mudah bagi dirinya.
Kean melangkah ke ruang Bunda dan di sana semua mata sudah menatap tajam kearahnya termasuk sany Ayah yang selalu melindungi dan ramah pada dirinya, sedangkan sang Bunda bahkan tak mau melihat dirinya.
"Bun..." Kean manggil sang Bunda namun Bunda Mutia tak ingin menoleh.
"Bun, maaf..." Ucap Kean tapi sang Bunda masih setia melengos.
"Aku tak punya anak pengecut!!" Ucap Bunda yang sukses membuat Kean sesak.
...****************...
Up dikit ya kak, masih belum fit, vote jangan lupa ya... 🙏🙏🤗
Kasih ulasan juga dong, jangan lupa jejak manisnya😍🙏🙏🙏
lanjut aku baca cerita Faiza dan Zein 👍
Terima kasih author dan sehat sehat juga untuk author nya 😍😍
Sudah lounching kah buku nya Faiz dan Zain ??