Pembalasan Istri Yang Disia-siakan

"Sudah hampir satu Minggu Maya meninggalkan rumah ini. Bagaimana keadaannya sekarang? Bagaimana dengan kandungannya?" ucap Adrian yang saat ini tengah duduk di balkon apartemennya dengan ditemani sebatang rokok.

Semenjak Maya pergi dari rumah Adrian tak pernah lagi menginjakkan kakinya di rumah utama itu lagi. la memilih tinggal di apartemen yang baru saja ia beli.

Saat Adrian tengah sibuk memikirkan Maya, tiba-tiba pintu apartemennya di ketuk oleh seseorang.

Dengan malas, Adrian pun beranjak dari zona nyamannya dan membukakan pintu untuk seseorang di luaran sana.

"Kamu? Ngapain kamu kesini?" tanya Adrian yang kaget melihat siapa tamunya.

"Kenapa? Aku ini hamil anakmu, kamu tidak bisa lari dari kenyataan itu Adrian. Kemanapun kamu pergi, aku akan mencari mu," jawab seorang wanita ternyata adalah Nasya.

"Aku tau, tapi tolong jangan ganggu aku dulu. Dari mana kamu bisa tau aku tinggal disini?" jawab Adrian kembali bertanya.

"Tidak penting aku tau dari mana. Adrian aku mau bicara padamu," jawab nasya memaksa masuk ke dalam apartemen Adrian

"Bicara apa?" tanya Adrian mengiringi Michel yang sudah dulu masuk ke dalam apartemennya.

"Aku mau kita menikah," jawab nasya membuat adrian mengusap wajahnya kasar.

"Menikah? Tidak. Aku tidak mau menikahi mu," jawab Adrian menolak.

"Kenapa?" tanya nasya kesal.

"Karena aku tidak mencintai mu. Aku hanya mencintai maya," jawab Adrian apa adanya sehingga membuat Nasya kesal.

"Lalu, bagaimana dengan anak kita ini?" tanya Nasya sembari menangis.

"Baik, aku akan memberimu dua pilihan. Pertama kamu gugurkan anak itu dan aku akan menjamin hidupmu. Kedua, jika kamu mau melahirkannya, boleh juga, aku juga akan menanggung biaya hidupmu dan juga anak itu, dengan catatan kita tidak akan menikah sampai kapanpun," jawab Adrian menaik turun kan kedua alisnya.

"Tidak. Aku tidak mau dengan pilihanmu itu. Aku mau kamu tetap menikahi ku. Tidak masalah jika kita harus menikah secara siri dahulu," balas Nasya menolak semua pilihan Adrian

"Aku tidak mau menikahi mu," ucap Adrian bersikeras.

"Ya sudah, kalau kamu tidak mau, aku akan mengakhiri hidupku sekarang juga," jawab Nasya berlari ke balkon dan memanjat pagar pembatas tersebut.

"Jangan gila kamu Nasya. Kamu dan kandungan mu bisa mati," teriak adrian panik.

"Aku tidak peduli. Jika kamu tidak mau menikahi ku, maka aku akan loncat sekarang juga," jawab Nasya mengancam.

"Baik. Oke, aku akan menikahi mu, sekarang turun," ucap Adrian mengalah.

Kali ini adrian benar-benar dalam keadaan emosi. la benar-benar hancur saat mendapatkan surat gugatan cerai dari wanita yang ia cintai itu.

"Apa kamu bilang? Aku wanita murahan? Lalu kamu apa? Dasar laki-laki buaya. Aku ini sekarang istrimu, dan aku sedang mengandung anakmu. Tolong hargai aku sedikit saja Adrian." ucap Nasya berteriak.

"Aaaarrrrgghhh," teriak adrian frustasi.

Bulan pun berganti, kini perut maya semakin membesar. Begitu juga dengan perut Nasya Kedua wanita hamil itu kini tengah berada di rumah sakit untuk memeriksakan kandungan mereka di rumah sakit dan negara yang berbeda.

Maya sendiri ditemani oleh Ibu Mita, karena Niko telah kembali ke Indonesia beberapa bulan yang lalu. Sedangkan Nasya sendiri di temani oleh Adrian, suaminya.

"Bagaimana dengan kehamilan saya dokter?" tanya maya kepada dokter yang sudah biasa memeriksanya.

"Sejauh ini semuanya baik-baik saja. Usia kandungan anda saat ini sudah memasuki bulan ke sembilan, itu artinya, bayi anda bisa lahir kapan saja," jawab dokter kandungan tersebut menjelaskan.

"Baik, terima kasih dokter. Kalau begitu kami permisi dulu," ucap Maya kemudian meninggalkan ruangan itu.