[NOT] Beautiful Wedding

Setelah panggilan ditutup, sekuat tenaga Oryza menahan perih di dalam hati lalu kembali ke kamar Ratu.

"Sayang, bunda anterin Abang Raja dulu ya!" ucap Oryza yang diangguki Ratu. Lalu Oryza mengalihkan pandangannya pada Oma Neni. "Ma, aku bisa titip Ratu?" tanya Oryza pada sang ibu mertua.

"Ck ... pake izin segala. Kamu nggak amnesia kan kalau mama ini Omanya Raja sama Ratu?" Oma Neni mendelik dengan bibir berkedut menahan senyum.

Oryza terkekeh sumbang. Sungguh, tidak mudah untuk tertawa di saat hati sedang terluka. Tapi sekuat tenaga ia menutupi lara hatinya di hadapan semua orang.

"Makasih ya, ma! Kalau begitu, aku pergi dulu. Ayo Raja, pamit sama Oma dulu," titah Oryza.

Dengan patuh, Raja menyalami dan mengecup punggung tangan Oma Neni.

Setelah berpamitan, Oryza pun segera mengantarkan Raja. Sembari menunggu jam pulang, Oryza meminta bertemu dengan sahabatnya di sebuah cafe shop yang tidak jauh dari sekolah.

"Hai Za, udah lama?" sapa Tisya, sahabat Oryza.

"Belum lama kok," sahut Oryza lalu mereka pun saling cipika cipiki.

"Muka loe kenapa? Kayak ada beban gitu. Ada masalah?" cecar Tisya saat melihat wajah Oryza tampak murung.

"Sya, gue harus bagaimana?" ucap Oryza yang tiba-tiba matanya memerah lalu mengeluarkan air mata.

"Bagaimana apa, Za? Kamu ada masalah apa? Cerita sama aku. Loe tau kan, loe punya gue. Biarpun semua orang ninggalin loe, ingat satu orang yang nggak akan ninggalin loe dalam situasi apapun itu gue," ujar Tisya seraya mengusap punggung Oryza yang kini telah bergetar sambil menangis.

"Za, ternyata ... ternyata mas Hendrik punya anak dengan perempuan lain," ujarnya mulai bercerita membuat Tisya menganga tak percaya.

"Serius loe?" tanya Tisya yang antara percaya dan tidak percaya.

"Iya, Sya dan lebih parahnya lagi perempuan itu pembantu di rumah gue. Usianya lebih tua satu tahun dari Raja. Bisa loe bayangin gimana hancurnya perasaan gue pas tau itu," cerita Oryza seraya terisak.

"Bang-sat bener si Hendrik. Jadi perempuan itu masih di rumah loe? Terus gimana loe tau anak itu anak Hendrik? Mereka cerita sendiri atau karena mereka ketahuan lagi skidipapap?" cecar Tisya dengan tangan mengepal geram.

"Mana mungkin mereka jujur, Sya. Gue aja baru tau itupun nggak sengaja," lirih Oryza pilu. "Dan loe tau, penderitaan gue kayaknya nggak bakal berhenti sampai di situ aja," imbuh Oryza.

"Apa ada hal lain yang lebih besar dari ini?"

Oryza mengangguk, "Semenjak kenaikan jabatan, mas Hendrik jadi berubah, Sya. Dia ... udah nggak punya waktu lagi buat kami. Dan hari ini sepertinya Tuhan kasi gue petunjuk. Pagi tadi pas gue telepon dia mau ngabarin Ratu sakit karena kangen sama dia yang lagi-lagi nggak pulang, loe tau apa yang gue denger?" Tisya menggeleng. "Gue dengar ada suara perempuan di dekatnya. Tapi dia nggak mau ngaku. Hahaha ... sepertinya gue belum tau suami gue sendiri, Sya. Bodohnya gue selama ini tertipu wajah malaikatnya. Gue yakin, Sya, dia ... mas Hendrik selingkuh," tukas Oryza. Pedih, benar-benar pedih yang kini Oryza rasakan. Bagaimana tidak, suami yang begitu ia percayai justru menikamnya dari belakang. Tak ingatkah dirinya janjinya dahulu sebelum ia menerima cintanya.

'Aku bakal nerima cinta Mas asal Mas mau janji satu hal kepadaku!'

'Apa itu sayang? Mas yakin mas bisa penuhi.'

'Jangan pernah selingkuh! Selingkuh itu penyakit, mas. Sekali mas selingkuh, pasti akan kembali selingkuh. Dan bila sampai itu terjadi, tanpa pikir dua kali, aku bakal ninggalin mas Hendrik, gimana?'

'Kamu nggak perlu minta aku berjanji pun aku pasti akan setia sayang. Tapi untuk meyakinkanmu mas bersedia berjanji. Mas akan selalu setia dan takkan pernah selingkuh. Kalau itu sampai terjadi, mas rela kamu tinggalin bahkan menderita seumur hidup," jawab Hendrik dengan tegas.

Oryza lantas tersenyum, "Baiklah mas, aku terima pinangan mas.'

"Za, gue nggak tahu harus bilang apa sama loe. Mau bilang sabar, tapi gue tahu, nggak semudah itu sebab gue yakin kalau gue yang ngalamin, pasti gue juga bakalan benar-benar hancur. Hendrik benar-benar bajing-an. Nggak nyangka gue muka sok polos itu ternyata kelakuannya b*stard. Terus loe sekarang mau gimana, Za? Bertahan bikin sakit hati, melepaskan ... "