Instagram; Tantye005
Tiktok: Cepen
Juara dua lomba anak Genius S4
"Sejatinya, gadis yatim piatu sepertiku tidak akan mendapatkan cinta dari siapa pun, termasuk suamiku sendiri."
Alea harus menelan pil pahit di detik-detik menantikan kelahiran buah hatinya. Wanita itu tidak sengaja mendengar pembicaraan sang suami dengan wanita di masa lalunya. Di mana Rocky, akan menikahi Arumi setelah Alea melahirkan anak yang tidak sengaja tertanam di rahimnya.
Tidak ingin dipisahkan oleh buah hatinya, Alea memutuskan untuk pergi jauh dari kehidupan sang suami hingga 6 tahun lamanya. Selama itu pula dia selalu mendapatkan hinaan lantaran mempunyai anak tanpa suami.
Namun, persembunyian yang dia lakukan akhirnya tercium juga ketika anak kembar yang dia besarkan bertemu dengan Rocky secara tidak sengaja di ajang pencarian bakat cilik.
Akankah Alea dan Rocky dipersatukan oleh anak-anak mereka, ataukah mungkin anak itu akan menjadi pemicu perselisihan karena hak asuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 ~ Tidak mempercayai siapapun
"Kenapa berhenti di pinggir jalan?" tanya Arumi ketika Rocky menghentikan mobilnya begitu saja.
"Tunggu di sini," ucap Rocky kemudian turun dari mobil lalu menyeberang jalan dan semua itu tidak luput dari perhatian Arumi.
Wanita itu bingung melihat Rocky menghampiri gerobak pinggir jalan dan memesan sesuatu. Bukankah makanan pinggir jalan tidak terlalu sehat? Bukan karena penjualnya, tetapi lingkungan sekitar juga debu di jalanan.
Atensi Arumi harus teralihkan beberapa detik akibat ponsel yang terus berdering di tas tangannya. Bukannya menjawab, ia mematikan panggilan masuk dari pria yang pernah menemaninya ke stasiun kereta api dan bertemu anak kecil.
"Kenapa membeli mie ayam?" tanya Arumi saat Rocky telah kembali.
"Tiba-tiba saya ingin," jawab Rocky seadanya. Pria itu kembali melajukan mobil menuju rumah orang tua Arumi yang baru Rocky tahu akhir-akhir ini setelah Arumi kembali lagi dalam hidupnya.
Pria itu membuka kaca mobil dan tidak berniat turun setelah sampai di depan rumah tidak terlalu besar, tetapi terbilang mewah dan cukup berada.
"Tidak mau mampir sebentar?"
"Tidak, Tuan Cakra menyuruh saya mengecek pekerjaan di sini." Rocky menaikkan kaca mobil setelah Arumi pergi.
Tatapannya tertuju pada tiga porsi mie ayam yang dia beli tadi. Sebenarnya Rocky tidak berencana, tetapi melihatnya di pinggir jalan membuat ia teringat akan Alea. Dulu, Alea rela keluar rumah hanya untuk membeli mie ayam karena dirinya berbohong sibuk. Tanpa membuang waktu lama, Rocky melesatkan mobilnya menuju kos-kosan anak dan istrinya.
***
"Ibu, hari ini kita makan apa? Adek udah lapar," tanya Devina yang baru saja menyelesaikan lukisan yang akan di setor.
"Ini ibu baru mau keluar mencari makanan, kalian bisa ibu tinggal sebentar kan?" tanya Alea memastikan
"Hati-hati ibu, kakak akan menjaga adek," ucap Davino.
Alea mengangguk, ia segera meninggalkan kos-kosan, berjalan di pinggir jalan untuk mencari jajanan yang mungkin bisa di beli. Lirikannya tertuju pada mobil yang terparkir tidak terlalu jauh darinya. Ia seperti mengenal mobil tersebut, tetapi lupa siapa pemiliknya.
Sementara orang yang berada di dalam mobil, hatinya sedang ragu dan berdialog bersama pikirannya. Hati Rocky mengatakan agar sekiranya menemui Alea dan memberikan mie ayam itu secara langsung, tetapi pikirannya menolak. Bahkan saat Alea tidak terlihat lagi di hadapannya, ia tak kunjung turun dari mobil.
"Alea pergi sendiri? Artinya ...." Tanpa membuang waktu lama, Rocky segera turun dan memasuki kos-kosan tersebut. Bukan untuk menemui si kembar, melainkan ibu kos demi menitipkan mie ayam yang telah ia beli.
"Tolong berikan pada wanita yang mempunyai anak kembar. Katakan saja dari Anda," ucap Rocky.
"Tapi Tuan, anda siapa? Kenapa tidak membawanya sendiri? Bagaimana jika makanan itu beracun?"
"Saya bisa menjamin bahwa makanannya aman. Jika terjadi apa-apa, hubungi saja saya di nomor ini." Rocky menyerahkan kartu namanya, kemudian bergegas pergi karena takut Alea kembali.
Benar saja, setelah ia berada di dalam mobil, Alea pulang menenteng kresek hitam di tangan. Kening wanita itu mengerut akibat sinar matahari yang terlalu menyengat.
"Kenapa kamu memilih hidup seperti ini? Apakah sebenci itu kamu padaku, Alea? Aku sudah berusaha membuat kamu nyaman dan tidak terancam," gumam Rocky terus memandangi istrinya.
Sedangnya yang diperhatikan menyelinap memasuki pagar kos-kosan bertemu pemilik rumah yang baru saja keluar dari kamar tempat ia tinggali.
"Kakak?" panggil Alea pada putranya usai membuka pintu. "Ibunya masuk karena apa?"
"Ibu itu masuk memberikan mie ayam ini ibu. Katanya untuk kita makan. Kakak sudah menolak, tetapi ibunya memaksa. Maaf ibu karena menerima pemberian orang tanpa bertanya pada ibu," jawab Davino.
"Tidak apa-apa, Sayang. Sekarang kalian makan nasi gorengnya, biar mie ini ibu yang makan." Alea menarik tiga porsi mie ayam tersebut, kemudian menyerahkan nasi goreng pada anak-anaknya.
Alih-alih memakan mie tersebut, Alea malah membuangnya ke tempat sampah. Bukan arogan, ia takut seseorang menjahatinya. Ia hidup 6 tahun dalam cacian dan penghinaan. Tidak sekalipun ia pernah bertemu orang yang benar-benar baik, jadi ia tidak ingin menerima pemberian siapa pun dalam bentuk makanan.
Pernah sekali Alea senang mendapatkan makanan dari tetangganya, namun kesenangan itu tidak berlangsung lama saat membukanya dan aroma busuk menguar. Naasnya, Devina menangis ingin memakan ayam kecap yang telah bermalam tersebut. Dari sanalah awal mula Alea tidak mempercayai siapa pun meski tahu tidak semua orang itu jahat.
"Ibu menangis?" tanya Davino menyusul ibunya yang berdiri di jendela menatap jalanan.
"Tidak, Nak. Ibu kelilipan. Kakak sudah makan?"
"Sudah, tapi kakak tidak bisa menghabiskannya." Bohong, Davino sengaja tidak menghabiskan nasi goreng yang tidak banyak tersebut, lantaran melihat ibunya membuang mie ayam.
"Biar ibu yang makan sebentar, kalian istirahat dulu, jangan terlalu banyak belajar."