Mempunyai paras cantik dambaan semua wanita tak membuat kisah percintaan Rania mulus.
Rania mendapati sebuah penghianatan besar dalam hidupnya, yang dilakukan oleh calon suaminya sendiri.
Terlebih lagi Rania juga harus menerima kenyataan jika dirinya disebut - sebut sebagai perawan tua oleh sebagian masyarakat yang masih mempercayai mitos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kiyarakey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebahagiaan Kevin
Hati Kevin sedang berbunga - bunga sepulang ia mengantarkan Rania pulang kerja.
Ia memasuki rumah dengan bersiul - siul selayaknya orang kasmaran, sambil melihat sepeda motor Rania yang teronggok di garasi villanya senyum Kevin pun menggambang di bibirnya.
"seneng sekali mas,,," ucap Pak Hamid yang keluar dari kamar mendengar suara mobil Kevin.
"iya dong pak,,, saya barusan nganter Rania pulang,,"
"terus motor ini mau di apakan mas???"
"besok mau saya anter ke rumahnya, sekalian PDKT" jawabnya enteng.
"besok Mas Kevin ada meeting lho jam 9 jangan lupa, di sini tidal ada Mas Reno yang siap sedia menggantikan Mas Kevin" ucap Pak Hamid.
"inget lho mas,,, di sini harus jaga etika jangan seperti di kota,,, di sini laki - laki yang bertandang ke rumah perempuan pasti akan di anggap serius mas,,," ucap Pak Hamid meginggatkan Kevin.
"iya pak tenang aja,,, saya mau tidur pak,,,.selamat malam,,," ucapnya sambil menaiki tangga.
"oiya besok ada orang suruhan Oma datang buat tinggal disini masakin kita pak,,,"
"siap mas,,,"
Kevin pun ambruk di kasurnya sambil memeluk gulingnya. Hatinya sangat bahagia, sudah 3 bulan lamanya ia mencari moment untuk berkenalan dengan Rania, semenjak kejadian jatuhnya Rania di depan villa.
Saat ia melihat Rania yang tetap anggun meski terlihat lelah membawa hasil panen itu juga yang membuat Kevin semakin kagum dengan sosok gadis desa seperti Rania.
Cantiknya alami, bukan hasil dari operasi plastik seperti kekasih - kekasihnya yang dahulu.
Dandannya pun biasa, sangat tipis malah lain halnya dengan Laura yang terbiasa memoles wajahnya dengan make up tebal.
Teringat beberapa hari yang lalu, saat ia dan Pak Hamid sedang berkeliling kampung dengan mengendarai motor, mereka sengaja berhenti untuk membeli beberapa kue untuk menemani mereka ngopi pagi.
Di sana ia melihat Rania yang baru saja pergi dari warung sederhana itu. Di sana banyak ibu - ibu yang menyebutnya dengan sebutan perawan tua karena telah di langkahi menikah oleh adik lelakinya.
Kevin pun tak begitu mengerti dengan sebutan itu bisa di sematkan pada Rania, sebab gadis itu baru berumur sekitar 27 tahun, belum tua menurut Kevin.
Ia baru paham setelah dijelaskan oleh Pak Hamid, bagaiamana itu bisa terjadi.
"gadis itu belum tua lho pak,,," tanya Kevin saat mereka menikmati kopi paginya dengan beberapa macam kue yang telah mereka beli.
"disini gadis berusia lebih dari 25 tahun yang belum menikah itu dianggap tua mas, apalagi gadis itu sudah dilangkahi adiknya mas, bakal susah jodoh menurut kepercayaan warga lokal,,," tutur Pak Hamid.
"di Jakarta banyak yang berumur 40 tahun belum menikah"
"kalau disini anak gadis baru lulus SMA biasanumya menikah mas,,,"
"kenapa disini masih begini ya pak,,,"
"ya beginilah kehidupan desa mas,,, orang kota kayak mas mana ngerti,,,"
Kevin mengingat - ingat tentang apa yang ia bicarakan dengan Pak Hamid benerapa waktu yang lalu hingga ia tertidur.
***
Keesokan harinya Kevin pun berangakat ke kantor dengan terburu - buru sebab ia bangun kesiangan.
Jam menunjukkan pukul 8.30 saat ia memacu motornya dengan cepat, ia sengaja membawa motor agar cepat sampai ke kantornya.
Kevin sampai tepat waktu pas pukul 9 dan semua orang pun sudah berkumpul di ruang meeting.
Setelah selesai meeting Kevin pun menyempatkan diri meninjau pembangunan hotelnya yang sudah mencapai 40% itu.
Hotel tersebut adalah hotel impian Oma yang sudah beberapa tahun ini Oma perjuangkan. Setelah perdebatan alot dengan para pemilik lahan, sebenarnya Oma membeli dengan harga yang sewajarnya. Namun ada beberapa warga yang meminta lebih sehingga kesepakatam berlangsung lama.
Menjelang jam makan siang Kevin sudah sampai di villa lagi, dan dia bergegas ganti baju yang lebih santai untuk mengembalikan motor Rania ke rumahnya.
Kevin memang sangat tampan, pria keturunan campuran itu menjadi pusat perhatian saat mengendarai motornya tanpa helm, memasuki kampung Rania.
Banyak ibu - ibu serta gadis - gadis yang menatapnya tanpa berkedip.
Tok,,,,tok ,,, tok,,,
Ketukan pintu yang dilakukan Kevin membuat sang empunya rumah membukakan pintunya.
"Mas Kevin,,," ucap Rania sambil melihat ke halaman dimana motornya berada.
"iya ini aku,,, bukan setan,,, kaget begitu,,,"
"tidak mas,,, hanya itu,, ibu- ibu yang sedang ngerumpi semua perhatiin Mas Kevin" ucap Rania sambil menunjuk dengan dagunya ke arah kerumunan ibu - ibu yang memandang ke arah mereka.
"mari masuk mas,,," tawar Rania yang segera dilakukan oleh Kevin.
"silahkan duduk, saya buatkan minum dulu,,,"
Rania pun gegas pergi kebelakang untuk membuatkan teh hangat.
"eh ada tamu,,," ucap Pak Usman yang keluar dari dalam rumah.
"saya temannya Rania pak,,, saya mengembalikan motor Rania yang kemarin mogok" ucap Kevin.
"kamu tinggal dimana le kok sepertinya bapak pernah lihat???" tanya Pak Usman.
"saya tinggal di villa ujung kampung pak,,, saya sopir disana,,," balas Kevin.
"ow,, begitu,,,"ucap Pak Usman, saat Rania datang membawa 2 cangkir teh manis dan sepiring bolu jadul.
"silahkah diminum mas,,," tawar Rania.
"silahkan diminum dulu le,,," tawar Pak Usman juga.
Kevin pun meminum teh manis itu sedikit lalu meletakkannya lagi.
"Mas ini asalnya dari mana???" tanya Pak Usman lagi.
"saya dari Jakarta pak,, saya bekerja ikut bu Yuli yang punya villa di ujung sana, untuk jaga villanya"
"sudah lama le??" lanjut Pak Usman.
"sudah pak,,, sejak saya lulus sekolah,,,"
Rania pun hanya diam, mendengarkan semua perbicangan 2 lelaki tersebut.
Karena sudah memasuki jam makan siang, maka Kevin pun diajak turut serta makan siang bersama di rumah Rania.
Kevin sangat terheran kala melihat menu makan siang di kampung.
"Rania ini apa???" tanya Kevin saat melihat bentak kotak berwarna coklat kehitaman.
"ouw,,,, ini kan tahu kan tahu bacem,,,kamu belum pernah makan???" tanya Rania, sambil melirik isi piring yang Kevin tunjukan.
Kevin pun menggelengkan kepalanya, ia binggung akan makan apa, karena semua makanan terasa asing di matanya.
Sementara bapak dan ibu Rania hanya senyum - senyum saja melihat Kevin yang kebinggungan.
"apa di Jakarta tidak ada makanan seperti ini nak???" tanya Bu Ningrum.
"kurang tahu saya bu,,," ucap Kevin sambil nyenggir.
Akhirnya ia pun mengambil ikan lele goreng dan tumis kacang panjang.
Meski awalnya takut- takut untuk menyantap ikan berkumis itu, namun setelah tahu rasanya Kevin pun tak berhenti menggunyah.
"Terima kasih atas makan siangnya ya Ran,,, masakannya enak sekali" ucap Kevin.
"aku juga mengucapkan terima kasih mas, karena sudah membawa motorku ke bengkel, mana udah sekalian diantar kesini lagi,,, aku menggucapkan terima kasih banyak"
"tidak masalah,,, kalau begitu aku pamit dulu, sampaikan pamitku pada bapak dan ibu,,,"
"mas pulang naik apa???" tanya Rania lagi.
"udah di jemput Pak Hamid itu,,," ucap Kevin sambil menunjuk ke luar, dimana Pak Hamid sudah menunggunya di dalam mobil.
"ya sudah hati - hati" ucap Rania.
"aku boleh kan lain kali main kesini lagi" imbuh Kevin dengan ragu - ragu.
"boleh mas ,,," balas Rania, yang kemudian di balas senyuman Kevin yang melangkah keluar dari rumah Rania.
Saat Rania mengantarkan Kevin sampai ke mobilnya, tak sengaja pula Irwan lewat di depan rumahnya.
