Mengisahkan tentang kehidupan rumah tangga seorang wanita yang bersama Sari Lestari, ia akhirnya harus menerima kenyataan pahit setelah mengetahui kebenaran jika suaminya telah menghianati bahtera rumah tangga yang sudah lima tahun mereka jalani. Suaminya berselingkuh dengan sahabat baiknya sendiri hingga hamil, yang membuat Ridwan suami Sari harus menikahi sahabat istrinya di belakang sang istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RANU RINJANI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17
"Yah, Sari sudah keterlaluan. Wajar saja jika Ridwan marah, dia memaki maki sahabatnya sendiri yah." ucap mas Ridwan tak terima jika Sinta ku katai sebagai wanita penggoda.
"Lantas kata apa yang patut kami berikan pada wanita yang merebut suami orang lain? Terlebih jika dia tau bahwa laki laki yang ia rebut adalah suami dari sahabat baiknya sendiri?" jawab ibu cepat tanpa basa basi.
"Bu... Sudah berapa kali Ridwan bilang, Ridwan dan Sinta hilaf bu. Tolong jangan memperpanjang masalah ini!" ucap mas Ridwan pada ibu mertua ku.
"Hilaf tidur di ranjang dengan si jal*ng ini sampai hamil ya?" ucap ibu tertawa meremehkan.
Sirr!!
Mendengar ucapan ibu, hati ku seperti terkena silet. Aku meringis saat mendengar kata kata si j*lang ini sampai hamil, sungguh aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Mas Ridwan membulatkan matanya lebar lebar, mungkin ia tidak menyangka jika ibu tau bahwa Sinta sedang hamil.
"Hamil, bu?" tanya ayah menatap ibu mas Ridwan.
"Sepertinya begitu yah, ayah tanya kan sendiri saja pada Ridwan." ucap ibu dengan nada sinis.
"Maaf kan saya, bu.. Yah.. Saya dan mas Ridwan benar benar hilaf." ucap Sinta memberanikan diri untuk ikut bersuara.
"Bu? Siapa yang kamu panggil bu? Ha ha ha ha.. Aku tidak sudi memiliki menantu berhati iblis sepertimu! Wajahmu memang ayu nduk, tapi tidak dengan hati busukmu itu." ucap ibu sembari menunjuk Sinta yang ada di pundak mas Ridwan.
Sudah persis seperti anak yang meminta asi pada ibunya saja, mengumpat di balik ketek.
"Bu!" bentak mas Ridwan sembari bangkit dari duduknya.
Tak tinggal diam, ayah mertua ku juga ikut bangkit lalu melayangkan tangan kanannya pada pipi putih mas Ridwan.
Plak!! Plak!!
Dua tamparan keras ayah mertua ku mendarat sempurna di pipi mulus laki laki yang masih sah menjadi suami ku itu.
"Berani sekali kamu membentak ibumu!" teriak ayah dengan emosi yang sudah memuncak.
Ibu berdiri menepuk nepuk pundak ayah, menyuruh ayah untuk duduk dan tetap tenang.
Sedang kan Sinta, menarik tangan mas Ridwan untuk kembali duduk di sampingnya.
"Sudah yah, sudah!" ucap ibu mas Ridwan.
"Kamu benar benar sudah kelawatan Wan, kamu mati matian membela wanita seperti dia. Apa kurangnya Sari sebagai istri kamu?" ucap ibu dengan tatapan nanar.
"Bu, Sari memang istri yang baik. Tapi Ridwan juga tidak bisa membendung perasaan Ridwan pada Sinta, kami berdua saling mencintai bu. Tolong... Tolong terima Sinta sebagai menantu ibu, tolong yah." ucap mas Ridwan yang membuat ku menggelengkan kepala.
"Jadi benar, apa yang di katakan ibu kamu jika wanita itu hamil?" ucap ayah mas Ridwan
sembari menunjuk Sinta.
Mas Ridwan mengangguk mantap membenarkan ucapan sang ayah.
Aku tersenyum getir melihatnya, padahal semalam aku berniat mengunjunginya dan membawakan roti untuk sahabat baik ku ini karena tak tega melihat teman baik ku itu sakit. Ternya dia sakit karena hamil anak dari suamiku, Ya Tuhan...
"Sar, kamu tidak marah kan? Kamu bisa menerima Sinta sebagai adik madu kamu kan?" tanya mas Ridwan yang tak ada rasa kasian sedikitpun pada perasaan ku saat ini.
"Apa mas? Kamu meminta ku untuk menerima Sinta sebagai adik madu ku?" tanya ku dengan senyum masam.
"Sar.. Tolong mengerti situasi mas saat ini, Sinta sedang mengandung selama tiga bulan. Tidak mungkin mas tega menelantarkan Sinta sendirian dalam kondisi hamil." ungkap mas Ridwan yang membuat ku ingin menutup telinga, rasanya tak sanggup mendengar permintaan suami ku yang meminta ijin untuk menikahi sahabat ku karena hamil.
Ayah mertua ku menggelengkan kepala, dan ibu mas Ridwan mengelus dadanya berkali kali. Mungkin mereka berdua tak sanggup lagi melihat kelakuan putra semata wayangnya ini.
"Kamu benar benar sudah tidak waras ya Wan! Di mana hati kamu itu? Apa kamu sudah nggak punya hati to? Bisa bisanya menanyakan hal itu sama Sari." maki ibu.
"Sudah bu, tidak apa apa. Toh Sinta sudah terlanjur hamil, kasian juga jika anak di dalam kandungannya harus lahir tanpa seorang ayah." ucap ku dengan wajah datar.
Sejujurnya memang aku sangat sangat sakit hati, toh tidak mungkin lagi jika mas Ridwan akan meninggal kan Sinta terlebih Sinta sudah hamil. Akupun tak ingin pergi sebelum melihat kehancuran mas Ridwan, jadi aku harus tetap terlibat tenang dan santai mengikuti permainan ini. Aku sudah terlanjur basah untuk dan masuk lenih jauh dalam permainan mas Ridwan dan juga Sinta, maka aku harus bisa berenang melabui mereka juga.
Ya, itu lah prinsip yang ku oegang sekarang.
Mungkin memang aku akan tetap menceraikan mas Ridwan, tapi bukan sekarang waktunya. Sekarang mas Ridwan masih di ujung kejayaannya, mereka akan hidup tenang dan bahagia jika ku tinggalkan sekarang dengan gaji mas Ridwan yang mencapai empat puluh lima juta rupiah perbulannya. Sungguh itu terlalu nikmat bukan, jika mereka tak mendapat balasan yang setimpal dari ku.
"Sar.. Apa yang kamu lakukan nduk?" tanya ibu sepontan menoleh setelah mendengar jawaban ku.
"Sudah bu, percaya pada Sari. Sari nggak apa apa kok." ucap ku tersenyum sembari menggenggam tangan ibu mas Ridwan.
"Kamu serius Sar?" tanya mas Ridwan dengan raut wajah berbunga bunga.
"Sar, kamu tidak marah?" ucap betina yang tak punya hati ini akhirnya angkat bicara.
"Tentu saja aku serius, tapi ada beberapa syarat yang harus kamu penuhi. Jika kamu tidak mau, aku tidak akan bisa menikahi Sinta mas. Karena aku masih sah menjadi istri kamu, jadi kamu harus mendapat ijin dari ku terlebih dahulu untuk bisa menikah dengan wanita itu kan?" ucap ku sembari menunjuk Sinta.
Alur cerita gk perlu hrs detail kali, tutup bekal ambil wadah, 🤗
jangan ngalah kmu sar yg tegas dikit dong sm penghiyanat
ishhh jijekkk
lihat tu tingkah simpanan anjing mu