NovelToon NovelToon
Maafkan Aku Mendua

Maafkan Aku Mendua

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Selingkuh / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:351.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Mama Lana

Sudah lama menikah, tapi belum pernah merasakan malam pertama?
Mustahil!
Mungkin itu yang akan orang katakan.
Tapi, ini benar-benar terjadi pada Vania.
Saat memutuskan untuk menikah muda,Vani justru dihadapkan dengan kenyataan pahit. Suaminya tidak mau menyentuhnya sama sekali. Bahkan di malam pertama pernikahannya, Faisal meninggalkannya begitu saja.
Entah apa alasannya, Vani sendiri tak mengerti.
Tinggalkan jejaknya sayonk😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Lana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bapak Mertua

"Faisal ...!" Langkah Faisal terhenti saat hampir masuk ke dalam lift khusus karyawan. Ia memutar tubuhnya lagi dan melihat seorang lelaki bersama dua wanita berjalan di belakangnya. "Ke mana, buru-buru amat?" tanyanya lagi.

"Aku mau pulang," jawab Faisal apa adanya.

"Pulang? Ini 'kan masih siang?"

"Ada urusan."

"Gimana kalau kita makan siang dulu. Mumpung si Maya ultah, dia mau traktir kita," ajak lelaki bernama Doni tadi.

"Nggak, ah. Lain kali aja!" tolak Faisal. Ia tahu pasti saat ini Vani sudah menunggunya sejak tadi.

"Udah, ayok! Rejeki nggak boleh di tolak lho?" Laki-laki tadi malah menarik Faisal, memaksa laki-laki itu untuk ikut serta bersama mereka.

"Tapi ...."

"Kebanyakan mikir, ayolah!"

Sampai di kantin Faisal tak juga bisa makan dengan tenang. Padahal di depannya tersaji hidangan yang menggugah selera. Traktiran ulang tahun Maya, salah satu dari wanita cantik yang saat ini tengah tersenyum canggung.

"Makan, Sal, kamu nggak laper?"

"Iya, makan sih, ini enak lho?" ucap wanita satunya lagi.

Dengan sedikit ragu Faisal menyuapkan makan itu ke dalam mulut. Kunyah-kunyah perlahan, enak memang. Lagipula perutnya memang sudah keroncongan sejak tadi.

"Nah, enak 'kan?"

Akhirnya Faisal melanjutkan makannya. Menikmati menu yang terhidang di depannya, sembari mengobrol asik dengan mereka. Faisal bahkan lupa di rumah ada yang sedang menunggunya sejak tadi.

"Senyum, dong!"

Cekrek!

.

.

.

"Kamu ke mana, Mas?" Vani tidak bisa lagi bersabar saat Faisal sampai saat ini belum juga pulang dan memberinya kabar sama sekali. Ia melangkah menyambangi rumah mertuanya berharap menemukan solusi untuk permasalahannya saat ini Vani hadapi.

Kebetulan bapak mertuanya juga berada di rumah. Lelaki tua itu tengah membolak-balikan surat kabar di tangannya.

"Lho, Van, kamu udah pulang?" Lelaki tadi meletakkan surat kabar itu dan melangkah menghampiri menantunya. "Ada apa?" Saat melihat wajah cemas Vani.

"Apa Mas Faisal nggak mampir ke sini, Pak?"

"Faisal?" Wajah tua itu semakin membentuk tiga lipatan di dahinya. "Kan ini masih jam kantor, Van. Emangnya ada apa?" Pak Harjo menatap wajah sang menantu dengan penuh tanda tanya.

"Ibu di kampung sakit, Pak. Terus tadi Vani kasih kabar ke Mas Faisal, katanya lagi jalan pulang. Tapi, sampai sekarang belum juga sampai rumah," jelas Vani panjang lebar.

"Mungkin macet, Van. Kamu udah coba hubungi Faisal lagi?"

"Nggak di angkat, Pak."

Sementara Bu Widia muncul dari dalam rumah karena mendengar suara ribut-ribut dari depan.

"Ada apa sih, Pak?!" tanya Bu Widia setelah sampai di teras depan. Mendapati Vani berada di sana perempuan itu langsung melengos, seperti enggan menatap wajah Vani.

"Ini Vani, katanya nunggu Faisal tapi nggak pulang-pulang," jawab Pak Harjo pada sang istri.

"Ngapain di tunggu? Lagian ngapain nyuruh Faisal pulang siang-siang gini?!" cecar Bu Widia pada menantunya.

"Jangan gitu sih, Bu. Vani 'kan belum jelasin apa-apa ke Ibu."

"Jelasin apa, Pak. Jangan manja, Van. Ngapain nyuruh Faisal pulang siang-siang begini?!"

Vani menghembuskan napas sejenak. Mencoba bersikap sabar seperti biasa. Percuma jika berdebat, ia tidak mungkin menang melawan atau sekedar adu mulut dengan perempuan di depannya.

"Ibu di kampung sakit, Bu. Makanya aku minta Mas Faisal pulang cepat." Akhirnya berusaha menjelaskan.

"Sakit? Kenapa nggak kirimin uang aja buat periksa ke dokter? Ngapain harus pulang segala, ngabisin uang aja kamu."

Dengan entengnya Bu Widia mengatakan itu di depan menantunya sendiri. Seolah tidak ada simpatinya sama sekali. Vani hanya mampu menunduk, meremas ujung hijab yang ia kenakan.

Ternyata datang ke rumah mertuanya bukan solusi terbaik. Bukannya mendapat jalan keluar, Vani justru sakit hati oleh kata-kata ketus perempuan itu.

Ck, kalau tahu seperti ini mending tadi aku di rumah aja, bisik Vani dalam hati.

"Ya udah, Vani pulang aja, Pak. Assalamualaikum ..."

Vani melangkah cepat meninggalkan rumah mertuanya karena tidak ingin membuang waktu dengan meladeni omongan Bu Widia. Sedangkan Pak Harjo menggeleng, melihat kelakuan istrinya yang belum juga berubah pada Vani, padahal sudah seringkali ia menasehatinya.

"Bu ..."

"Udah, Pak. Ibu tahu bapak mau ngomong apa. Mau nasehatin ibu lagi, kan? Jangan galak-galak sama Vani, gitu kan?" Bu Widia langsung memotong ucapan suaminya tanpa jeda.

"Jangan keterlaluan, Bu. Vani juga punya perasaan. Dia istrinya Faisal, menantu kita." Pak Harjo kembali mengingatkan status Vani dalam keluarga besarnya.

"Menantu yang nggak berguna, gitu maksudnya, kan?!"

"Bu ...!"

"Emang kenyataannya gitu, Pak. Bapak sadar nggak sih selama ini?" ucap Bu Widia penuh amarah.

"Vani itu istri yang baik, Bu. Faisal juga sangat mencintai Vani."

"Ck, cinta?" Bu Widia hanya tersenyum tipis mendengar ucapan suaminya. "Lagian dulu kenapa sih Bapak ngotot banget buat jadiin Vani menantu kita? Lihat kan sekarang, dia mandul, Pak!"

Ucapannya sudah semakin ke mana-mana.

"Vani bukan mandul, Bu. Mereka cuma belum di kasih rejeki aja sama Tuhan."

"Alahhh kenapa Bapak bisa yakin kaya gitu? Kalau mandul ya, mandul aja, Pak!" Bu Widia tetap tidak mau kalah. Untung saja Vani sudah pergi. Entah seperti apa perasaan Vani jika sampai mendengarnya secara langsung.

"Udah ah, ibu capek. Mau istirahat aja!" Bu Widia ngeloyor masuk meninggalkan suaminya di teras depan.

Pak Harjo yang melihat istrinya masuk begitu saja langsung mengekor di belakang. Untung saja sebelum benar-benar masuk kamar Bu Widia masuk ke dapur lebih dulu. Mematikan kompor yang masih menyala. Jadi, Pak Harjo bisa mengambil sesuatu dari lemari pakaiannya.

Lelaki tua itu langsung melangkah kearah rumah menantunya. Vani yang saat itu masih mondar-mandir di teras depan pun terkejut dengan kedatangan bapak mertuanya, apalagi lelaki itu menyerahkan sesuatu yang terbungkus rapi dalam amplop berwarna coklat.

"Ini apa, Pak?" tanya Vani tidak mengerti.

"Itu uang. Pakai aja, Van. Lagian Bapak belum terlalu butuh. Semoga ibumu cepet sembuh ya?" ucap Pak Harjo pada menantunya.

Kedua mata Vani membulat sempurna menatap amplop coklat di tangannya. Pasalnya amplop itu terlihat tebal, pasti tidak sedikit uang yang ada di dalamnya.

"Nggak usah, Pak. Ini 'kan uang Bapak. Lagipula Vani masih punya simpanan sendiri kok." Padahal Vani hanya berbohong. Jangankan simpanan, untuk kebutuhan sehari-hari saja terkadang harus berhemat. "Lebih baik Bapak simpan aja, ya?"

Vani menyodorkan amplop itu lagi.

"Nggak apa-apa, Van. Itu buat bantu Ibu kamu. Maaf ya, kalau selama ini sikap ibu mertuamu kurang mengenakkan. Kamu yang sabar ya?"

Ucapan Pak Harjo membuat Vani jadi terharu. Dengan mata berkaca-kaca Vani memeluk tubuh tua itu dan mengucapkan terimakasih berulangkali. "Vani janji akan kembalikan uang ini secepatnya.

"Udah, yang penting ibumu sehat dulu. Jangan pikirin uang itu."

1
Elok Pratiwi
tidak menarik .... cerita ga jelas ... pdhal sdh bab 24 ini cerita ttg siapa yg diceritain siapa ... cerita melebar2 ... cerita ga jelas
Advan S5e
Kurang greget.
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚊𝚍𝚊 𝚢𝚐 𝚝𝚊𝚞 𝚔𝚒𝚜𝚊𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚢𝚐 𝚗𝚊𝚔𝚜𝚒𝚛 𝚟𝚊𝚗𝚒 ? 𝚜𝚙 𝚗𝚊𝚖𝚚𝚗𝚎 𝚕𝚞𝚙𝚊. 𝚋𝚊𝚐𝚊𝚜 𝚊𝚙𝚊 𝚋𝚊𝚐𝚞𝚜
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚋𝚊𝚐𝚞𝚜...𝙼𝚊𝚢𝚊 𝚘𝚛𝚐 𝚗𝚘𝚛𝚖𝚊𝚕 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚖𝚋𝚒𝚕 𝚝𝚗𝚍𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚙𝚛𝚝𝚒 𝚒𝚝𝚞 𝚍𝚛𝚙𝚍 𝚍 𝚏𝚒𝚝𝚗𝚊𝚐 𝚖𝚊𝚗𝚍𝚞𝚕
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚍𝚒𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊𝚗𝚒 𝚗𝚒 𝚛𝚎𝚗𝚊𝚗 𝚜𝚖 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊2😃😃
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚔𝚕 𝚘𝚛𝚐 𝚒𝚖𝚙𝚘𝚝𝚎𝚗 𝚒𝚝𝚞 𝚝𝚊𝚗𝚍𝚊𝚗𝚎 𝚙𝚊𝚊 𝚜𝚒? 𝚊𝚙𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚗𝚢𝚊 𝚕𝚎𝚖𝚎𝚜? 𝚠𝚕𝚙𝚗 𝚍𝚛𝚐𝚜𝚊𝚗𝚐
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚙𝚒𝚛𝚘 𝚓𝚝𝚑,𝚜𝚎𝚔𝚘 𝚊𝚗𝚔𝚖𝚞 𝚋𝚞 1500 𝚝𝚘𝚔 𝚝𝚙 𝚞 𝚖𝚞 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑2
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚝𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚐𝚘𝚋𝚕𝚘𝚔...𝚍 𝚓𝚘𝚗𝚐𝚔𝚘𝚗𝚐𝚔𝚎 𝚊𝚓𝚊 𝚜𝚔𝚊𝚕𝚒𝚗𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚝𝚞𝚊 𝚕𝚞𝚌𝚔𝚗𝚞𝚝 𝚔𝚢 𝚐𝚝..𝚌𝚙𝚔2 𝚔𝚛𝚓𝚊 𝚢𝚐 𝚗𝚔𝚖𝚝𝚒 𝚘𝚛𝚐 𝚖𝚕𝚜.. 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒 𝚔𝚛𝚓𝚊 𝚢𝚐 𝚍𝚗𝚏𝚔𝚊𝚑𝚒 𝚖𝚕𝚑 𝚒𝚋𝚞 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚊𝚍𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊..
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚊𝚖𝚒𝚝2 𝚟𝚊𝚗𝚒 𝚋𝚜2 𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚜𝚑 𝚋𝚛𝚝𝚑𝚗 𝚜𝚖 𝚔𝚕𝚠𝚛𝚐𝚊 𝚛𝚎𝚗𝚍𝚊𝚑 𝚊𝚔𝚑𝚕𝚊𝚔...𝚕𝚐 𝚖𝚊𝚛𝚊𝚔 𝚗𝚒 𝚊𝚕𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚖𝚗𝚌𝚛𝚒 𝚜𝚞𝚛𝚐𝚊 𝚍𝚐 𝚕𝚋𝚑 𝚙𝚝𝚑 𝚔𝚎 𝚒𝚋𝚞 𝚗𝚢𝚊, 𝚢𝚐 𝚙𝚕𝚐 𝚗𝚢𝚔𝚝𝚒𝚗 𝚒𝚜𝚝𝚛𝚒 𝚢 𝚋𝚐𝚒𝚗𝚒.𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒 𝚐 𝚋𝚜 𝚖𝚒𝚕𝚝𝚎𝚛 𝚜𝚕𝚕𝚞 𝚖𝚖𝚋𝚗𝚛𝚔𝚗 𝚗 𝚖𝚖𝚋𝚕𝚊 𝚒𝚋𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚢𝚐 𝚙𝚎𝚗𝚍𝚒𝚊𝚖 𝚜𝚎𝚘𝚕𝚊𝚑 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚒𝚑𝚊𝚝 𝚙𝚞𝚝𝚒𝚑 𝚗𝚖𝚗 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚑𝚒𝚝𝚊𝚖 𝚙𝚎𝚔𝚊𝚝
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚕𝚊𝚔𝚒 𝚘𝚘𝚗 𝚊𝚖𝚒𝚝2 𝚊𝚙𝚊 𝚢𝚐 𝚔𝚖 𝚑𝚊𝚛𝚊𝚙𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚛 𝚕𝚊𝚔𝚒2 𝚒𝚖𝚙𝚘𝚝𝚎𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚋𝚑 𝚖𝚎𝚗𝚝𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚒𝚋𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚊𝚍𝚒𝚔𝚗𝚢?? 𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊 𝚢 𝚞 𝚒𝚜𝚝𝚛𝚒 𝚔𝚕 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚋𝚛 𝚞 𝚜𝚊𝚞𝚍𝚊𝚛𝚊. 𝚕𝚑𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚒𝚓𝚒𝚔𝚊𝚗. 𝚜𝚒𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚕𝚊𝚢𝚊𝚗𝚒 𝚜𝚙 𝚢𝚐 𝚍𝚙𝚝 𝚍𝚞𝚒𝚝𝚎 𝚜𝚙
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚝𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚋𝚘𝚍𝚘𝚑 𝚅𝚊𝚗𝚒. 𝚔𝚕 𝚞𝚛𝚞𝚜𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚝𝚞𝚊 𝚗𝚐𝚊𝚙𝚒𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞𝚗𝚢𝚊. 𝚍𝚒𝚕𝚊𝚠𝚊𝚗 𝚊𝚓𝚊. 𝚕𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒 𝚓𝚐 𝚐 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚓𝚊𝚑𝚊𝚝 𝚐𝚝. 𝚔𝚕 𝚍 𝚌𝚛𝚝𝚊𝚒𝚗 𝚐 𝚙𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊 𝚢 𝚝𝚐𝚐𝚕 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒 𝚊𝚓𝚊
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
nah tho g adil
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
waduh trnyata blm dipake y pntas kapan hamidun nya kasian Vani..masa laki betah g hb jangan2 ada pelampiasan lain🤔
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
untungnya suamine bijksana memaklumi nengahi .. dan nenenagin istri. biasane rata2 anak laki2 lbh membela semua perrilaki ibunya
YK
gobloknya...
YK
pak heri ini ngapain sih, wong anak laki aja lho kok bingung suruh nikah lagi...
Nanik Lestyawati
keren
Mama Lana: Makasih Kakak🙏
total 1 replies
Memyr 67
kalau aq punya ibu mertua toxic juga, aq akan mengeraskan hatiq, untuk cerai. menikah itu untuk meraih kebahagiaan, bukan menahan derita, dijulidin mertua.
Memyr 67
hak, maya gigit jari, makanya may, jangan segitu ngebetnya, grusa grusu. dapat apa?
Memyr 67
luna nggak ngaca, bilang dia lebih segala galanya dari vani. lebih segala kebrengsekannya, dibandingkan vani?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!