🏆 Novel Lomba Anak Genius 2023 🏆
Kisah seorang anak genius bernama Aaron Lee yang piatu sejak bayinya.
Dia dibesarkan dalam keluarga kaya yang memiliki tambang minyak, ayahnya yang bernama Lee Ryder adalah pria tertampan yang termasuk dari sembilan pria terkaya didunia.
Aaron Lee besar bersama seorang pengasuh yang masih muda bernama Margot Evans, gadis yatim-piatu yang diambil oleh keluarga Lee Ryder dari panti asuhan saat dia masih anak-anak.
Margot Evans menjadi bagian keluarga Lee Ryder yang diberi tugas kepercayaan untuk menemani Aaron Lee.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Akhirnya Margot Evans dan Lee Ryder sampai ke rumah.
Saat Margot Evans turun dari mobil yang menjemputnya.
Dia melihat Aaron Lee berlarian turun dari anak tangga teras rumah ke arah Margot Evans.
"Margot !!!", teriak bocah kecil itu.
"Aaron Lee !", sahut Margot.
Margot sangat senang saat dirinya bisa bertemu kembali dengan Aaron Lee.
"Margot !!! Margot !!! Margot !!!", ucap Aaron Lee dengan cadelnya.
Bocah kecil itu terlihat sangat merindukan Margot Evans.
Berhamburan memeluk Margot Evans dengan hati yang senang.
Margot Evans lalu menggendong bocah lima tahun itu sambil tertawa riang.
"Aku merindukanmu Margot !", kata Aaron Lee.
"Aku juga sangat merindukanmu, sayangku !", ucap Margot Evans.
"Kau kemana saja ?", tanya Aaron Lee.
"Maafkan aku, tidak memberimu kabar tentang kami, Aaron Lee", sahut Margot.
Margot sedikit menyesal dengan situasi yang terjadi pada dirinya dan Lee Ryder karena tidak memberi kabar berita kepada Aaron Lee sehingga bocah kecil itu berharap cemas akan keadaan mereka ketika mengalami kecelakaan kemarin.
"Apakah kamu mencemaskanku ?", tanya Margot Evans.
"Tentu, aku sangat mencemaskanmu tetapi ayah bersamamu maka aku tidak perlu lagi merasa cemas", sahut Aaron Lee.
"Mengapa bisa seperti itu ?", tanya Margot Evans.
Margot cukup terkejut dengan jawaban dari Aaron Lee.
"Karena yang menjagamu lebih tangguh dan kuat dari siapapun yang ada di dunia ini, Margot", sahut Aaron Lee.
"Oh, iya !? Apa benar seperti itu ?", kata Margot Evans terperangah kaget.
"Jika ayah yang menjagamu maka semua keadaan akan menjadi aman dan terkendali, Margot", sahut Aaron Lee.
"Benarkah ??? Tapi situasinya tidak seperti itu...", ucap Margot.
"Apakah terjadi sesuatu dengan kalian ?", tanya Aaron Lee.
"Sulit untuk mengatakannya bahkan menggambarkan keadaan saat itu, sayang", sahut Margot.
"Apakah aku berbuat keliru, Margot ?", tanya Aaron Lee.
"Tidak, kau tidak berbuat keliru", sahut Margot.
"Apa itu benar ?", ucap bocah lima tahun itu.
Aaron Lee berbicara layaknya orang dewasa dan terus memberikan pertanyaan tanpa henti.
Bertanya yang terjadi pada Margot Evans akan keterlambatannya pulang hingga menanyakan apa yang menjadi pendapatnya adalah keliru.
Bocah itu sangat kritis sekali dalam menyikapi situasi yang terjadi.
Lee Ryder hanya berdiri diam menyaksikan momen antara Margot Evans dan putranya saling melepas rindu.
"Aaron Lee !", panggil Lee Ryder.
"Iya, ayah, ada apa memanggilku ?", tanya Aaron Lee.
"Apakah kamu tidak merindukan ayahmu ini ?", sahut Lee Ryder.
"Ayah cemburu", ucap Aaron Lee.
"Tidak, aku merasa tidak cemburu, hanya saja sebagai ayahmu, aku berhak mendapatkan perhatian darimu", sahut Lee Ryder.
"Ayah...", panggil Aaron Lee.
"Ya, apa kamu berubah pikiran ?", sahut Lee Ryder.
"Kemarilah !", ucap Aaron Lee.
"Hmmm..., baiklah...", jawab Lee Ryder.
Lee Ryder berjalan cepat ke arah Aaron Lee yang berada dalam gendongan Margot Evans.
Aaron Lee meraih leher ayahnya lalu memeluknya erat kemudian mencium wajah pria tampan itu berulangkali.
"Aku sangat merindukanmu, ayah", ucap Aaron Lee.
"Ayah juga, Aaron Lee...", sahut Lee Ryder.
Terdengar tawa kecil dari bocah lima tahun itu saat melihat ayahnya memeluknya hangat.
Lee Ryder meraih tubuh kecil bocah laki-laki itu dari gendongan Margot Evans tapi tanpa disadari tangan Lee Ryder menyenggol dada gadis cantik itu.
Margot terkesiap dingin ketika tangan Lee Ryder menyentuhnya.
Bibir Margot Evans merekah seraya mendesah lirih.
Lee Ryder yang menyadari kesalahannya laangsung menoleh ke arah Margot Evans.
Pandangan Lee Ryder berubah ketika melihat raut wajah Margot yang memerah dengan mata berbinar-binar.
Lee Ryder tak mampu menyembunyikan luapan hatinya.
Dia langsung mencium pipi Margot Evans cepat.
"Cup...", kecup Lee Ryder.
Margot Evans semakin gelisah serta tak mampu menahan gejolak hatinya yang meletup-letup.
Tangan Margot mencengkeram erat pada lengan Lee Ryder.
Berusaha berdiri tegak serta berpikir jernih.
Namun, Lee Ryder menyadari perubahan pada Margot Evans.
"Aaron Lee sayang, bisakah kamu masuk ke dalam rumah dan pergilah bermain karena Margot dan ayah ada yang ingin kami bicarakan", ucap Lee Ryder.
"Baik, ayah...", sahut Aaron Lee.
Bocah kecil itu lalu turun dari gendongan Lee Ryder dan berlari masuk kembali ke dalam rumah.
Di luar rumah, tampak Margot Evans dan Lee Ryder masih berdiri di halaman rumah.
Lee Ryder langsung menarik pergelangan tangan Margot Evans seraya membawa gadis cantik itu masuk ke dalam mobil.
Pria berambut perak itu menutup pintu mobil dengan keras.
Dia meraih wajah Margot Evans lalu mencium bibir ranum gadis cantik itu.
Margot Evans terperangah saat Lee Ryder mencium bibirnya tapi dia hanya bisa diam menerimanya tanpa mampu melawannya.
Lee Ryder yang mengetahui bahwa tindakannya tidak mendapatkan penolakan dari Margot Evans semakin menambah dalam ciumannya.
Margot menjauhkan wajahnya dari wajah Lee Ryder.
"Kenapa ?", tanya Lee Ryder bersuara berat.
"Eeeh...", gumam Margot Evans.
Gadis itu hanya memalingkan mukanya ke arah lainnya tanpa membalas tatapan Lee Ryder.
"Margot...", ucap Lee Ryder.
Tangan Lee Ryder menarik wajah Margot Evans lalu mendekatkannya ke arah wajah tampannya.
"Margot...", gumam Lee Ryder.
Lee Ryder kembali mencium bibir Margot Evans yang merekah merah.
Gadis muda itu hampir kehilangan nafasnya karena dalamnya ciuman Lee Ryder, dia menarik dirinya dari pria maskulin itu.
Bersandar di dekat pintu mobil seraya mendekap tubuhnya yang terasa panas.
"Kenapa ?", tanya Lee Ryder.
Margot hanya menggelengkan kepalanya pelan tanpa berani menatap Lee Ryder yang ada di hadapannya.
''Margot...", ucap Lee Ryder.
Lee Ryder mengetahui jika Margot terpengaruh dengan sentuhannya serta ciumannya.
Dia menarik pelan Margot Evans kembali ke dalam pelukannya.
Mendekapnya lalu membelai leher gadis cantik itu.
"Apa kamu takut ?", bisik lembut Lee Ryder.
Margot terdiam mematung.
"Jangan takut, Margot...", bisik lagi Lee Ryder.
Sikap Lee Ryder semakin bertambah berani ketika Margot membiarkan dirinya menyentuh tubuhnya.
"Margot...", bisik lembut Lee Ryder diantara bibir mereka berdua.
Saat Lee Ryder hendak mencium kembali Margot Evans.
Gadis cantik itu menahannya dengan menjauhkan dirinya dari dekapan Lee Ryder kemudian berusaha membuka pintu mobil.
"Margot !", panggil Lee Ryder.
Ketika Margot kesulitan membuka pintu mobil yang mereka naiki.
Lee Ryder kembali menarik tangan Margot Evans agar melepaskan pegangan tangannya dari arah pintu mobil.
Memeluk erat gadis yang kini menjadi pujaan hatinya itu.
"Kenapa kamu menarik dirimu ?'', ucap Lee Ryder.
Margot masih terdiam membisu hanya memandang lurus kaca mobil berwarna hitam yang tertutup rapat itu.
"Margot..., jawablah aku...", bisik Lee Ryder.
Lee Ryder menarik dirinya lalu meraih wajah cantik gadis idamannya itu.
"Kamu takut, Margot...", ucap Lee Ryder.
Lee Ryder kembali mencium bibir Margot Evans.
Ciumannya lama dan sangat dalam sehingga mampu menggetarkan tubuh cantik Margot Evans.
Margot dengan cepat melepaskan tubuhnya dari dekapan Lee Ryder.
Menabrakkan tubuhnya ke arah pintu mobil hingga pintu itu terbuka lebar.
Margot turun dari mobil kemudian berlari cepat menuju rumah.
Meninggalkan Lee Ryder yang masih berada sendirian di dalam mobil miliknya.
Margot Evans berlari cepat tanpa menoleh kembali ke arah belakang lalu masuk ke dalam rumah sedangkan Lee Ryder diam di dalam mobil.
Bergeming menatap Margot yang berlari pergi darinya.
Menatap teduh keluar mobil dari balik kaca pintu mobilnya.
"Margot..., mungkin sekarang kamu bisa lari dariku tapi aku pastikan, nanti, aku tidak akan membiarkan kesempatan itu lepas dari tanganku...", ucap Lee Ryder.
Sebentuk senyuman menghias sudut bibir pria tampan itu kala memandang jauh rumah miliknya dari tempatnya duduk.