Aminah tidak pernah menyangka bahwa dia akan dijodohkan dengan anak konglomerat tapi tidak pernah mencintai nya sedikitpun bahkan dia pun juga tidak pernah mencintai pria itu.
Saat dirinya tahu bahwa calon suami konglomerat nya itu berselingkuh dengan seorang artis terkenal, dia hanya bisa menahan gejolak hati nya yang tersakiti.
Aminah sadar bahwa dia tidak pernah mencintai calon suaminya tetapi rasa sakit karena pengkhianatan cinta sang calon suami konglomerat nya membuatnya menjadi berani dan mengambil sebuah keputusan yang sangat besar dalam hidupnya.
Takdir cinta Aminah terjadi...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku enggan
Aminah duduk terpekur di depan jendela kamar hotel yang menghadap ke arah luar.
Dia terdiam dengan tatapan kosong.
Baru menyadari bahwa ini adalah takdir hidupnya yang pahit bagaikan rasa kaapi tanpa susu murni.
Aminah tidak berani mengatakan pada ibunya jika dia baru melihat Shaheer Sheikh bersama wanita lainnya. Dan berjalan bermesraan di muka umum.
"Oh Tuhan... Ya Allah ! Dosa apakah yang telah kuperbuat selama hidupku hingga Engkau menghukumku seperti ini !?", ucap Aminah.
Aminah mengusap kepalanya yang tertutup hijab warna merah.
Berkali-kali dia mengusap kedua matanya yang kering tanpa mampu berkata-kata.
"Aminah !", panggil ibunya masuk ke dalam kamar hotel.
Yasmina Kapoor membawa sekotak perhiasan lalu mengeluarkan sebuah kalung emas dengan hiasan permata berwarna pelangi.
"Pakailah kalung peninggalan baba, dia membelikanku kalung ini di hari pernikahan kami yang ke tiga puluh tahun !", ucap ibu.
Aminah bergeming tanpa menjawab ucapan ibunya dan masih menatap kosong ke arah luar jendela kamar hotel.
"Aminah... Apakah kamu belum bersiap-siap ?", tanya ibu.
Ibu mengalungkan kalung ke leher Aminah dan duduk di belakangnya.
"Ini adalah hadiah baba karena itulah mathair memberikannya kepadamu agar berkah dari pernikahan kami jatuh padamu, sayang", ucap ibu.
Aminah masih terdiam.
Dia tidak tahu harus menjawab apa saat ini sedangkan hatinya hancur berkeping-keping ketika melihat bakal calon suaminya berduaan dengan perempuan asing.
Apakah dia masih harus menaruh harapan pada hubungan ini ataukah dia harus pergi jauh dari ini semua. Lantas apa alasan dia untuk pergi dan menolak hubungan ini.
"Aminah, segeralah bersiap-siap ! Kita akan pergi ke rumah besar keluarga Sheikh sekarang", kata ibu.
Aminah dengan cepat menangkap tangan ibunya ketika ibunya hendak pergi.
"Mathair...", ucap Aminah.
Ibu menoleh ke arah Aminah dan terdiam.
"Apakah kita masih melanjutkan hubungan ini dengan keluarga besar Sheikh, mathair ?", tanya Aminah.
Yasmina Kapoor tidak bereaksi dengan perkataan Aminah tetapi dia mulai mengerti sikap putrinya yang mulai bimbang.
"Terserah padamu...", sahut ibu.
Aminah tersentak kaget mendengar jawaban ibunya dan dia mulai merasa ketakutan akan membuat ibunya kecewa serta terluka jika dia mundur dari hubungannya dengan Shaheer Sheikh.
"Terserah padaku !? Tapi apakah ini adalah kebahagian mathair jika melihatku bersamanya ?", ucap Aminah.
"Kenapa ? Kenapa kamu bertanya hal seperti itu, nak ?", tanya ibu.
"Apakah ini adalah kebahagianmu, mathair ?", kata Aminah.
"Tidak ! Jika kamu tidak bahagia maka akupun tidak akan merasa bahagia, sayang", sahut ibu.
"Ma-mathair...", gumam Aminah dengan bibir bergetar.
Aminah berusaha menahan air matanya yang akan jatuh sekuat tenaga.
"B-baiklah mathair, aku akan bersiap-siap sekarang", lanjut Aminah.
Aminah memalingkan wajahnya dari ibunya.
"Jika tidak ada yang ingin kamu sampaikan, mathair akan keluar untuk membantu Chandra mengurus Kalini", ucap ibu.
Aminah hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kemana gadis kecil itu ? Apa dia bersama Chandra ? Aku suruh ganti pakaian malah pergi", ucap ibu bergumam.
Ibu berlalu dari ruangan kamar ke arah luar ruangan lain kamar hotel.
Terdengar suara ibu memanggil nama Kalini.
Aminah tidak mampu menahan tangisannya dan terlihat tubuhnya berguncang hebat saat dia menangis.
Air mata Aminah jatuh berderai di wajahnya sehingga menghapus riasan tipis di wajah bening Aminah.
Perempuan cantik itu berulangkali menyeka kedua matanya yang sembab basah dengan kedua tangannya yang gemetaran.
Tubuh Aminah berguncang hebat saat mengingat kembali kejadian di mall.
Mengingat bahwa pria yang akan dia nikahi telah berkhianat tanpa Aminah ketahui, jika saja Tuhan tidak menunjukkannya ketika dia pergi ke pusat perbelanjaan di New Delhi dan melihat calon suaminya bergandengan mesra dengan perempuan asing maka dia tidak akan pernah tahu jika Shaheer Sheikh tidak menginginkan pernikahan terjadi dengannya.
Aminah masih menangis sampai terdengar kembali suara ibunya yang berbicara dengan Kalini dan masuk lagi ke ruangan lainnya dari kamar hotel.
"Aminah ! Apa kamu sudah siap ?", tanya ibu dari luar kamar dalam.
Aminah dengan tergesa-gesa segera mengusap wajahnya dengan tisu serta memperbaiki riasannya yang luntur.
"Iya, mathair...", sahut Aminah.
Satu jam kemudian...
Semua sudah bersiap untuk berangkat ke kediaman keluarga Sheikh di Mahagun Moderne di Noida, New Delhi.
"Jangan lupa Ladoonya, sayang !", ucap ibu mengingatkan Aminah.
Saat mereka hendak pergi meninggalkan kamar hotel.
Aminah hanya terdiam dan jelas sekali keengganan padanya ketika akan pergi ke rumah keluarga besar Sheikh.
Chandra memperhatikan Aminah yang tampak murung.
Dia menyadari sesuatu yang telah terjadi ketika mereka pergi ke mall tetapi Chandra tidak mengetahuinya alasan yang telah membuat Aminah bersedih.
"Biarkan aku yang membawa kotak-kotak ladoo ini ke mobil, bibi Yasmina", ucap Chandra.
"Baiklah, jika tidak ada yang tertinggal, kita segera pergi karena keburu larut malam nanti", kata ibu.
"Iya, bibi Yasmina", sahut Chandra.
Mereka berempat lalu berjalan meninggalkan kamar menuju lift untuk turun ke lantai utama hotel.
Selama perjalanan ke Mahagun Moderne di Noida, New Delhi.
Aminah hanya diam membisu tanpa sedikitpun bersuara sedangkan ibunya tidak terlalu memperhatikan perubahan dari sikap Aminah dan sibuk merapikan saree miliknya.
Mobil toyota warna putih terus melaju cepat menuju daerah perumahan dimana kediaman keluarga Sheikh berada di New Delhi.
Tidak butuh waktu lama, mobil yang dinaiki Aminah telah sampai di Mahagun Moderne di Noida, New Delhi.
Mobil memasuki pelataran rumah mewah setelah melewati penjagaan ketat oleh petugas keamanan.
Semua berjalan lancar dan mobil telah sampai di teras depan rumah keluarga besar Sheikh.
Yasmina Kapoor turun dari dalam mobil sedangkan Aminah masih terdiam di dalam mobil.
"Ayo turun ! Kenapa masih melamun, Aminah ?", ucap ibu.
Aminah hanya menghela nafasnya dan membuka pintu mobil.
Chandra memperhatikan Aminah dari balik kaca spion depan mobil.
Dia sangat khawatir dengan keadaan Aminah saat ini yang terlihat sangat murung.
"Mudah-mudahan Yang Maha Kuasa melindungimu, Aminah !", gumam Chandra.
Chandra lalu turun menyusul yang lainnya setelah dia memarkirkan mobil di sisi lain halaman rumah.
"Dimana ini, bibi Yasmina ?", tanya Kalini cadel.
"Kita sekarang di rumah keluarga Sheikh", sahut ibu.
"Besar sekali rumahnya... Apakah ada manisan di rumah ini, bibi Yasmina ?", tanya Kalini polos.
"Tentu saja, sayang... Akan ada banyak manisan lezat seperti Ladoo, Kalakand, Gulab Jamun, Rasmalai dan masih banyak lagi makanan lezat lainnya", sahut ibu.
Ibu tertawa kecil mendengar pertanyaan dari Kalini saat mereka sampai di rumah besar keluarga Sheikh.
"Wow ! Aku akan memakan semua manisan itu, bibi Yasmina", sahut Kalini riang.
"Oh, oh, tentu saja, sayangku... Kamu boleh memakan semuanya tetapi jangan kebanyakan", kata ibu.
"Kenapa ?", tanya Kalini.
"Nanti gigimu akan sakit jika terlalu banyak memakan Rasmalai atau Jalebi, sayang", sahut ibu.
Kalini tertawa mendengar jawaban ibu.
Mereka berempat menaiki tangga rumah keluarga Sheikh.
Berhenti tepat di depan rumah megah setelah membunyikan bel pintu dengan fitur mengirimkan video ke perangkat mobile melalui jaringan internet melalui wi-fi.
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu