Azzura. Seorang gadis yang memiliki kekuatan super namun hidupnya berakhir tragis. Sebuah keajaiban terjadi, jiwa Azzura ternyata masuk ke dalam tubuh Azzura Aurora, tokoh figuran dari cerita novel yang pernah dia baca. Akankah Azzura memiliki kehidupan yang layak di dalam novel tersebut atau sama saja dengan kehidupannya di dunia nyata? ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Menolong Azzura
Azzura menepis tangan itu. Dengan sisa-sisa kesadaran yang dia miliki, Azzura berusaha untuk melawan. Namun karena dia sempat oleng, laki-laki itu bisa dengan leluasa memeluk pinggangnya. Azzura terbelalak. Refleks dia mengikut perut laki-laki itu sampai dia terbang terhempas ke belakang.
Brukkkkk!
Laki-laki itu ambruk dengan posisi tengkurap, dia berusaha untuk bangun, namun karena tadi Azzura melemparnya terlalu keras, laki-laki itu kehilangan kesadaran.
"Bos!"
Rubby memanggil Azzura untuk yang ke sekian kalinya. "Sebaiknya kita pulang!"
Azzura mengangguk, dengan langkah sempoyongan Azzura berusaha untuk keluar dari ruangan itu. Beberapa kali dia menabrak orang, namun ketika orang-orang itu hendak membantunya Azzura menepis mereka semua secepat kilat. Sungguh Azzura sudah tidak tahan, dia ingin pulang dan berendam air dingin. Persetan dengan atasannya, Azzura tidak perduli.
"Bos, itu ada mobil suamimu!"
Azzura berusaha untuk membuka mata, saat melihat mobil yang Rubby maksud, Azzura buru-buru menghampiri mobil itu.
Brakkkkk!
"Tuan!"
Brakkkkk! Brakkkkk! Brakkkkk!
"Tuan tolong aku!"
Aaron yang mendengar suara Azzura langsung membuka pintu mobilnya, dia membiarkan Azzura dan Rubby masuk, padahal tadi Aaron berniat untuk keluar karena ada beberapa hal yang harus dia urus di bar tersebut.
"Azzura!"
Aaron mengendus mulut istrinya, laki-laki itu tidak tahan untuk tidak mendengus. "Kau mabuk!" ucap Aaron menatap Azzura sengit.
Bukannya menjawab, Azzura malah memeluk leher Aaron dan mengendus leher itu penuh napsu.
"Tuan tolong aku, ini rasanya sangat panas."
Azzura membuka beberapa kancing baju yang dia kenakan di depan Aaron, pergerakan Azzura tentu saja terbaca oleh laki-laki ini.
"Kita pulang saja Bert. Dan kau Beck, periksa apa yang sudah terjadi pada Azzura!"
Beck mengangguk mengerti. Dia segera membuka pintu lalu turun dari mobil tersebut, sedangkan Bert sudah bersiap untuk membawa mobil mereka kembali pulang.
Sepanjang perjalanan Azzura terus bergerak gelisah, dia kekeuh ingin melepas semua bajunya. Bukan hanya itu, Azzura juga terus meronta seperti cacing yang terkena air larutan garam.
"Tuan, akan sangat bahaya jika Tuan membiarkan Nyonya terus seperti itu, maaf Tuan, Nyonya bisa meninggal."
Aaron melongo, "Apa mungkin ada efek obat segila itu Bert?" tanya Aaron tidak percaya.
Bert mengangguk. "Itu tergantung seberapa banyak obat yang di minum Nyonya Tuan. Sebaiknya Tuan segera menolongnya."
Aaron menunduk, dia menghembuskan napas beberapa kali. Sungguh, cobaan macam apa ini, kenapa Aaron merasa sangat tersudut. Wanita di sampingnya kini malah beralih ke pangkuan Aaron dan semakin bergerak gelisah. Kedua lututnya dia tumpukan pada jok mobil, sementara tangan kanannya sibuk melucuti pakaian yang dia kenakan.
"Tuan ini sangat panas, aku tidak tahan!"
Glekkkk!
Aaron menelan ludah susah payah a4g.4 FC n Azzura memeluknya dengan pakaian bagian depan terbuka, meskipun ini bukan pengalaman pertama untuk mereka namun rasanya kali ini benar-benar berbeda, sikap Azzura dan semua pergerakannya membuat libido Aaron naik ke ubun-ubun.
"Berhenti Bert! Kau keluarlah cari air minum!"
Bert melirik air mineral di samping pintu mobil, namun dia tetap berhenti, membawa Rubby keluar dari mobil tersebut dan membiarkan Aaron dengan Azzura menikmati waktu berdua mereka.
"Tuan! Tolong aku!"
Azzura terus merintih, pinggulnya terus bergoyang mencari sesuatu yang bisa membuatnya nyaman.
"Shi**!"
Aaron mengumpat karena sudah tidak tahan mendapat godaan dari Azzura.
"Azzura kau yak ...."
Mata Aaron terbelalak tat kala bibir istrinya membungkam bibirnya tanpa ampun, gerakan Azzura masih terbata. Aaron tersenyum, gadis di atas pangkuannya ini ternyata masih belum berpengalaman. Ini sulit di percaya mengingat Azzura yang bekerja di sebuah bar. Namun apapun itu, Aaron merasa sangat senang.
"Kau yang meminta ini Azzura, jangan menyesal!"
Setelah membisikkan kalimat tersebut pada Azzura, Aaron kembali menempelkan bibir mereka, saling melahap dan memuaskan satu sama lain, tangan Aaron tidak tinggal diam, tangan besar itu bergerak pada seluruh permukaan tubuh Azzura terutama bagian-bagian yang menonjol. Aaron tidak menyangka jika rasnya akan senikmat ini. Untuk pertama kalinya Aaron menyentuh barang privasi orang lain dengan perasaan yang sulit untuk di artikan. Hingga ketika tangannya bergerak ke bagian sensitif Azzura pun Aaron tidak sungkan sama sekali. Melihat Azzura yang semakin meracau tidak jelas, Aaron malah semakin bersemangat.
"Tu-tuan ... emmmmmm ... Tu-an aku ...."
Azzura tidak bisa melanjutkan kalimatnya saat Aaron mendekapnya erat dengan gerakan tangan yang semakin lama semakin brutal.
"Keluarkan Sayang! Bukankah itu yang membuatmu tidak nyaman!"
****
Aaron membaringkan Azzura di atas ranjangnya. Setelah menyelimuti Azzura sampai ke dada, Aaron keluar dari kamar tersebut, dia menutup pintunya sangat pelan karena takut membangunkan Azzura.
"Tuan laporannya!"
Aaron tidak mendengarkan Bert. Dia melengos pergi menuju kamarnya, sepertinya malam ini Aaron harus mandi air dingin, dia tidak bisa membiarkan dirinya terus berada dalam situasi yang tidak nyaman.
Rubby melompat dari gendongan Bert, dia berlari ke arah kamar Azzura, melompat-lompat ingin membuka pintu, namun karena Rubby tidak bisa membukanya dia kembali mengitari kaki Bert.
"Sebaiknya kau tidur bersama ku malam ini Rubby. Majikan mu mungkin masih lelah."
Bert berucap sambil tertawa kecil, dia kembali turun ke lantai bawah dengan Rubby di gendongan.
Jika Azzura sudah tidur dengan nyaman, lain dengan Aaron. Betapa tidak beruntungnya dia karena harus membantu memuaskan napsu Azzura namun dirinya sendiri malah terjebak pada napsu yang tidak tersalurkan seperti sekarang.
"Arghhhhh!"
Aaron menjambak rambutnya karena sangat kesal, bukan kesal pada Azzura, namun dia kesal pada dirinya sendiri. Awalnya Aaron yakin jika Azzura tidak akan bisa membuatnya goyah. Aaron menikahi Azzura bukan karena cinta, melainkan karena tanggungjawab . Keluarnya sudah menjanjikan sebuah pernikahan pada keluarga Azzura, jadi dia harus memenuhi janji itu.
****
Azzura mulai membuka matanya perlahan. Dia memegangi kepalanya yang masih sedikit pusing. Apa yang sebenarnya terjadi tadi malam, kenapa Azzura merasa sangat lelah.
"Apa kau sudah bangun Cinderella?"
Rubby datang dan langsung naik ke atas ranjang, dia duduk di samping Azzura dan menatap mata wanita itu lekat.
"Bagaimana semalam? Apa Aaron membuat mu puas?"
Azzura mengerutkan kening bingung. Dia berusaha mencerna apa yang Rubby katakan, dan saat ingatan tadi malam muncul, mata Azzura membola, wajahnya memerah padam, dia mulai mengingat apa yang sudah dia lakukan tadi malam, dan apa yang Aaron lakukan padanya.
"Arghhhhh!"
Azzura menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut, dia terus bergerak gelisah sampai berguling-guling di dalam selimut tersebut.
Akhhhh!
Brukkkkk!
"Azzura!"
Aaron membuka pintu kamar Azzura karena mendengar teriakkan dan juga suara barang jatuh. Dia melangkah semakin dalam ke arah ranjang Azzura, sementara Azzura, dia terus meruntuki dirinya di dalam hati. Azzura mencaci dirinya sendiri yang sudah melakukan hal bodoh seperti sekarang. Karena teriakan dan juga dia yang jatuh dari atas tempat tidur, Aaron malah masuk ke kamarnya dan melihat keadaan Azzura yang sangat kacau.
thor thank you bangeet untuk tulisan yg sangaaaat bagus.
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐❤️