Setiap Pagi, Mawar selalu berdiri di depan pintu rumah nya. Dimana setiap pagi Para Tentara berlari pagi, senyum mengembang saat seorang Tentara itu memberikan setangkai bunga Mawar.
"Mawar segar, Mas baru petik."
"Saya ganti dengan Mawar yang kemarin."
"Jadilah Mawar , seperti Mawar berduri menjaga dirinya. Tunggu Mas, akan datang melamar kamu. "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Herliyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melepas Untuk Selamanya
Mawar membuka pelan pintu kamar rawat inap Ikhsan, terlihat Ikhsan sudah terlelap. Mawar mendekat, terlihat wajah Ikhsan yang sayu tertidur pulas.
Dari kantong jaket, Mawar mengeluarkan kalung pemberian dari Ikhsan. Dengan perlahan Mawar menaruh di telapak tangan Ikhsan yang terbuka.
"Mas, saya kembali kan ini ke kamu. Saya harus belajar melupakan kamu, saya harus menerima kenyataan kalau sekarang hanya ada Mas Akbar. Terima kasih Mas, atas semua kenangan indah kita, terima kasih. Kamu adalah cinta pertama saya, begitu juga sebaliknya. Semoga Mas mendapatkan wanita yang lebih dari saya, genggaman tangan ini adalah terakhir bagi saya dan bagi Mas juga. Sekali lagi maaf kan saya Mas. " Ucap Mawar sambil menggenggam tangan Ikhsan.
Mawar mendekatkan bibir nya, satu ciuman mendarat di kening Ikhsan dan lalu turun ke bibir.
"Ini ciuman terakhir saya Mas, sekali lagi terima kasih, bahagia lah seperti apa yang di katakan oleh Mas, bahagia dengan cara Mas sendiri. " Ucap Mawar lalu mencium punggung tangan Ikhsan yang ada genggaman kalung.
"Kamu cinta pertama saya, tapi bukan cinta terakhir saya. "
Mawar menahan tangis nya lalu perlahan keluar dari kamar rawat, saat pintu tertutup Ikhsan membuka matanya. Dan melihat di tangan nya ada sebuah kalung dengan bandul bunga Mawar.
"Kamu cinta pertama dan terakhir saya Mawar, saya tidak akan mencintai wanita lain selain kamu." Ucap pelan Ikhsan.
Mawar menatap terkejut saat di depan matanya terlihat Akbar berdiri dengan tatapan tajam.
"Mas, tadi saya. "
"Kita pulang. " Ucap Akbar sambil mengulurkan tangan nya.
"Mas, maaf kan saya. "
"Nggak apa - apa, lupakan. Besok kita pulang penerbangan pertama. " Ucap Akbar datar.
"Iya."
*****
Sinar matahari sempurna menyinari bumi, Ikhsan membereskan pakaian nya dan memasukkan pada tas pakaian nya. Willy membantu mengurus administrasi Ikhsan, saat sedang memasukan tas, Ikhsan melihat kalung milik Mawar tergeletak di atas tempat tidur lalu Ikhsan memasukan kedalam tas pakaian nya.
"Sudah siap Bang? "
"Sudah, oh iya Bang Haikal tahu nggak saya pulang hari ini? " Tanya Ikhsan.
"Bang Haikal sudah pulang, dia satu pesawat dengan Mawar dan kakak Abang. " Jawab Willy.
"Padahal saya masih ingin banyak mengobrol, tapi ya sudah lah gampang di HP. "
"Yuk Bang kita pulang. "
"Naik apa? "
"Mobil lah Bang masa odong - odong."
Ikhsan tersenyum lalu pergi meninggalkan kamar rawat nya.
*****
Sepanjang perjalanan Akbar dan Mawar hanya diam, pikiran dan tatapan nya entah kemana.
"Dari Bandara, apa kamu tidak ingin mampir ke rumah yang Ikhsan buatkan untuk kamu?" Tanya Akbar.
"Mas nggak apa - apa? " Tanya kembali Mawar.
"Siapa sih yang melarang. " Jawab Akbar.
"Maafkan saya Mas, maaf untuk tadi malam." Ucap Mawar.
"Sudah lah, jangan bahas masalah tadi malam. "
"Semalam hanya ingin mengembalikan kalung saja dan ucapan perpisahan. "
"Iya Mas tahu, sudah ya jangan bahas lagi. "
Mawar tersenyum dan mengangguk kan kepalanya, Akbar pun menyandarkan kepala Mawar di bahu nya.
****
Mawar berdiri mematung, melihat sebuah bangunan rumah bercat putih dengan halaman yang luas dengan sisi kanan dan kiri terdapat tanaman bunganya Mawar merah, sebagian juga ada Mawar putih dan ungu.
Mawar tak bisa menahan tangis nya saat melihat semua nya mirip keinginan nya, rumah dengan sebuah taman bunganya Mawar dengan rumah sebagian full kaca.
"Masuk lah, Mas akan tunggu kamu di luar. " Ucap Akbar.
Mawar melangkah masuk ke halaman rumah, terlihat bunga Mawar segar dan aroma Mawar tercium di hidung nya. Pintu rumah pun terbuka lebar, Mawar melihat sekeliling nya rumah yang sudah memiliki perabotan lengkap.
"Ya Allah Mas, kamu ternyata menyiapkan ini semua." Ucap Mawar.
Mawar teringat untuk menuju kamar utama, di buka nya pintu kamar tersebut. Kamar yang luas dengan kasur king size serta terlihat sebuah lukisan besar bersandar di samping tempat tidur.
"Mas, kamu ternyata photo ini di buat lukisan nya. "
Hiks... hiks.. hiks..
"Mas Ikhsan, terima kasih Mas. Terima kasih."
Akbar pun masuk, melihat Mawar yang sedang memeluk lukisan tersebut sambil menangis.
"Maafkan Kakak dek, maaf kan kakak."
Mawar meletakkan satu set perhiasan dan kunci rumah di atas nakas.
"Saya kembali kan Mas, maaf saya tidak bisa menerima ini semua. "
Mawar langsung memeluk tubuh Akbar, dengan lembut Akbar mengusap punggung Mawar dan mengecup pucuk kepala nya.
"Kita pulang? " Tanya Akbar.
"Iya Mas, kita pulang. " Jawab Mawar sambil terus masih melihat sekeliling dalam rumah.
*****
"Willy, belum ada pembagian tugas yang jauh kemana gitu. "
"Abang ini, baru saja pindah kemarin sudah ingin tugas keluar. "
"Kalau nama saya nggak kebawa, nama kamu kebawa kita tukar saja. Saya ingin pergi yang jauh sekali. "
"Abang mau kemana sih? "
"Saya ingin pergi jauh, dan tak lagi ingat mereka berdua."
"Semakin Abang memaksa melupakan, semakin sangat sakit Abang mengingat nya. Biarlah waktu yang membuat Abang akan lupa segala - gala nya. "
"Malam terakhir di rumah sakit, dia datang. Mengembalikan kalung ini, dia memberikan ciuman terakhir untuk saya. Dalam tidur seperti mimpi, saat saya bangun dengan mata masih terpejam ternyata itu nyata. Dia datang mengucapkan kata perpisahan, sampai saat ini masih saya rasakan ciuman dia di kening dan bibir ini. Dia mengatakan saya cinta pertama tapi bukan terakhir, dan saya katakan kamu cinta pertama dan terakhir saya. Sakit Willy, sakit hati ini. Melepas dengan terpaksa di saat sedang sayang - sayang nya. "
"Abang harus bisa belajar lupakan Bang, sedikit - sedikit. " Ucap Willy.
*****
"Mas, makan dulu. " Ucap Mawar.
"Mas bawa di bekel aja ya, Abang harus pagi - pagi sampai. " Ucap Akbar.
"Ya sudah kalau begitu saya siapkan dulu."
"Iya, Mas tunggu di depan ya. "
Mawar pun menyiapkan kotak bekal untuk di bawa Akbar, nasi dan lauk pauk nya tersusun rapi di dalam kotak bekal tersebut.
"Mas ini sudah siap. " Ucap Mawar sambil menyerahkan kotak bekal pada Akbar.
"Terima kasih Yank, Mas berangkat dulu."
"Hati - hati. " Ucap Mawar sambil mencium punggung tangan Akbar.
*****
"Gimana rumah tangga kamu? "
"Baik."
"Baik, atau masih jaga jarak? "
"Kok kamu bicara begitu? "
"Saya paham, pasti kalian belum seperti layak nya suami istri. " Ucap Haikal.
"Benar kata kamu, saya akan lakukan kalau dia siap. Saya kasih waktu untuk dia, karena hati dia sekarang ada dimana. "
"Kamu masih mencintai Mawar kan? "
"Ya masih lah, saya malah tidak hanya cinta tapi sayang sama dia. Cinta saya itu besar, dan saya akan membawa dia bahagia bersama. "
"Mawar sudah jadi milik kamu, jadi kamu nggak usah takut akan di tinggal kan Mawar. Karena saya melihat Mawar sudah memilih."
"Benar, Mawar memilih saya. "
.
.
.
.
.
sakit hati tau dilahirkan tapi tak diinginkan
suka, suka aku suka. 🤭🤭🤭🤭
benar2 cinta sejati . awal baca blm tertarik,lama2 bikin menangis haru terus .
sukses
semangat
mksh