NovelToon NovelToon
Gadis Incaran Mafia Iblis

Gadis Incaran Mafia Iblis

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Beda Dunia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:37.2k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Wallace Huang, dikenal sebagai Mafia Iblis yang tanpa memberi ampun kepada musuh atau orang yang telah menyinggungnya. Celine Lin, yang diam-diam telah mencintai Wallace selama beberapa tahun. Namun ia tidak pernah mengungkapnya.

Persahabatannya dengan Mark Huang, yang adalah keponakan Wallace, membuatnya bertemu kembali dengan pria yang dia cintai setelah lima tahun berlalu. Akan tetapi, Wallace tidak mengenal gadis itu sama sekali.

Wallace yang membenci Celina akibat kejadian yang menimpa Mark sehingga berniat membunuh gadis malang tersebut.

Namun, karena sebuah alasan Wallace menikahi Celine. pernikahan tersebut membuat Celine semakin menderita dan terjebak semakin dalam akibat ulah pihak keluarga suaminya.

Akankah Wallace mencintai Celine yang telah menyimpan perasaan selama lima tahun?

Berada di antara pihak keluarga besar dan istri, Siapa yang akan menjadi pilihan Wallace?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

"Wallace, cepat hentikan mereka!" perintah Ronald dengan suara bergetar marah saat melihat Sully ditampar bertubi-tubi oleh Nico.

Plak! Plak!

"Aaah!" jeritan Sully menggema di halaman rumah. Suara tangis tertahannya bercampur dengan suara tamparan yang mendarat tanpa ampun di kedua pipinya.

Namun Wallace hanya menatap mereka dengan dingin, matanya menatap tajam ke arah Ronald. "Bukankah mereka menganggap dirinya bagian dari keluarga kita?" ucapnya pelan namun mengandung ancaman tajam. "Kalau begitu, mereka harus menjalani hukuman sesuai aturan keluarga. Kali ini hanya peringatan. Kalau ada lain kali… maka bukan hanya tamparan yang akan mereka terima."

Keringat dingin menetes di pelipis Ronald. Ia menggertakkan giginya menahan amarah. "Kau… dasar anak durhaka!" ketusnya tajam.

"Durhaka?" Wallace menatapnya sambil menahan senyum sinis. "Kalau aku memang durhaka, bukan hanya mereka yang aku hukum. Tapi karena dirimu adalah mantan ketua, aku serahkan saja dirimu pada Kakek."

Ronald terdiam seketika, wajahnya menegang mendengar ucapan itu. Namun ia segera membalas dengan nada tinggi, "Bagaimana pun, wanita ini bukan bagian dari keluarga kita. Apa alasanmu menghukum ibumu dan adikmu?!"

Wallace menghela napas pelan, matanya menatap tajam ke arah Ronald dengan pandangan penuh jijik. "Mereka bukan ibuku dan bukan juga adikku. Wanita yang kau nikahi hanyalah orang yang berasal dari club malam. Dan anaknya… tidak layak menjadi adikku. Seharusnya kau sadar diri sejak awal."

"Kau…!" Ronald hendak membalas, namun kata-katanya terhenti oleh tatapan Wallace yang penuh amarah dan kehinaan.

Wallace menoleh menatap Celine yang berdiri di sampingnya dengan wajah pucat dan mata berkaca-kaca. "Aku akan menikahi Celine Lin," ucapnya tegas, suaranya bergetar menahan emosi. "Dia akan segera menjadi bagian dari keluarga kita. Jadi aku punya alasan untuk melindunginya."

Ucapan Wallace sontak membuat Celine menoleh kaget, matanya melebar menatap pria itu dengan tatapan tak percaya.

"Apa kau sadar dengan ucapanmu?!" bentak Ronald dengan nada kesal, wajahnya merah padam menahan emosi.

"Aku tidak perlu meminta persetujuanmu," jawab Wallace dingin. Tanpa menunggu reaksi siapa pun, ia meraih pinggang Celine dan mengangkat tubuh gadis itu dengan mudah ke dalam gendongannya.

Dengan langkah tegas dan tatapan tajam, Wallace melangkah masuk ke dalam rumahnya sambil memeluk erat Celine dalam pelukannya. "Usir mereka semua," ucapnya pelan namun penuh perintah.

"Malam ini… temui Kakekmu!" titah Ronald lantang dari belakang, namun Wallace tak menoleh sedikit pun. Ia hanya terus berjalan masuk ke rumah dengan tatapan lurus ke depan.

Nico menghentikan tangannya setelah menampar Sully berkali-kali. Wajah wanita itu kini membengkak, bibirnya pecah dan mengeluarkan darah. Sully menunduk menangis histeris sementara Angie memeluk ibunya sambil menangis ketakutan. Ronald hanya bisa menatap mereka dengan mata merah menahan emosi dan malu.

"Pastikan mereka semua pergi… dan tidak kembali lagi," perintah Nico dingin kepada para anggota Wallace lainnya.

Dengan langkah lunglai dan hati penuh ketakutan, Ronald, Sully, Angie, dan semua anak buah mereka akhirnya pergi meninggalkan kediaman Wallace tanpa berani menoleh sedikit pun.

Beberapa saat kemudian.

Di dalam kamar Wallace yang luas dan hangat, Celine terbaring di atas kasur empuk dengan wajah pucat. Dokter pribadi keluarga Huang memeriksa kondisi gadis itu dengan teliti. Suara detak jam terdengar pelan di ruangan itu, menambah sunyi suasana.

"Nona baru saja diberi obat penenang. Jadi dia akan tidur sampai malam," ujar sang dokter sambil menutup kotak obatnya. "Lukanya ringan. Untung saja dia tidak mengalami gegar otak."

Wallace menatap wajah Celine yang terlelap dengan napas pelan, matanya menyiratkan kekhawatiran yang dalam. "Apakah perlu rawat inap?" tanyanya pelan, suaranya terdengar berbeda dari biasanya, penuh kelembutan.

Dokter itu menoleh dan menatap Wallace sambil tersenyum kecil. "Tidak perlu, Tuan Muda. Hanya perlu minum obat dan istirahat yang cukup. Namun… mengenai kondisinya yang depresi… dia butuh waktu yang lama untuk benar-benar sembuh."

Wallace terdiam. Ia duduk di pinggir ranjang, menatap wajah Celine dengan perasaan sesak di dadanya. Tangannya terulur merapikan anak rambut gadis itu yang menutupi keningnya, menatap wajah pucat itu dengan tatapan lembut yang tak pernah ia tunjukkan kepada siapa pun.

"Mulai sekarang… aku akan melindungimu… dengan cara apa pun…"

Empat jam kemudian.

Celine membuka matanya perlahan, pandangannya masih buram saat menatap langit-langit kamar yang remang-remang diterangi lampu tidur. Aroma kayu manis dari diffuser di sudut ruangan menenangkan pikirannya. Saat ia menoleh ke samping, matanya menangkap sosok Wallace yang sedang duduk di kursi, bersandar dengan kedua tangan bertaut di depan wajahnya, menatap lurus ke arahnya.

"Tuan Huang…," seru Celine pelan, suaranya serak. Ia berusaha bangkit dan duduk bersandar di kepala ranjang, menatap pria itu dengan mata yang masih setengah mengantuk.

Wallace menurunkan tangannya perlahan dan menatap gadis itu dengan tatapan lembut. "Bagaimana keadaanmu?" tanyanya pelan.

"Baik-baik saja… sepertinya aku sudah tidur terlalu lama," ujar Celine sambil menoleh ke arah jendela besar di samping kasur. Di luar sana, langit sudah gelap, hanya lampu taman yang menerangi halaman dengan cahaya kekuningan.

"Sudah empat jam," jawab Wallace sambil berdiri perlahan, menatap gadis itu dengan tatapan khawatir. "Dokter memberimu obat penenang."

"Pantas saja aku bisa tidur begitu lama," gumam Celine sambil menatap tangannya sendiri yang masih bergetar sedikit.

Wallace menatapnya dalam diam sebelum bertanya pelan, "Apakah selama ini… kau tidak pernah tidur selama empat jam?"

Celine tersenyum tipis, namun matanya menerawang kosong. "Sulit bagiku untuk tidur selama itu… biasanya aku hanya tertidur beberapa menit… atau satu jam, lalu terbangun lagi. Harus ada bantuan obat… baru aku bisa tidur sampai empat jam seperti tadi."

Wallace terdiam. Dadanya terasa sesak mendengar jawaban gadis itu. Ada rasa sakit yang menusuk hatinya, rasa yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya untuk siapa pun.

"Maaf… atas kejadian hari ini," ucap Wallace pelan, menunduk sambil melipat kedua tangannya di depan perut. Suaranya terdengar berat. "Aku tidak menyangka… ayahku akan bertindak sejauh ini."

Celine menatap pria itu, matanya melembut meski ada kesedihan di sana. "Mereka adalah… keluargamu. Apa yang kamu lakukan tadi… apakah tidak akan menimbulkan masalah ke depannya?" tanyanya hati-hati.

Wallace mendengus pelan, senyum sinis terbit di sudut bibirnya. "Tidak ada masalah," jawabnya pendek. Ia menatap Celine dalam-dalam, sorot matanya berubah menjadi tajam dan serius. "Mengenai apa yang aku katakan tadi… bagaimana menurutmu?"

"Ha?" Celine mengerjap, tidak mengerti maksud pertanyaannya. "Maksud Tuan…?"

"Aku mengatakan… akan menikahimu," ucap Wallace tegas tanpa ragu, menatap langsung ke dalam mata gadis itu. "Apa kau setuju?"

Celine menatap pria itu dengan mata melebar, hatinya berdegup kencang tak karuan. "Menikah…? Tuan… tidak perlu melakukan itu. Aku… aku akan pindah. Aku tidak ingin membuat Tuan Besar Huang salah paham…," jawabnya dengan suara gemetar.

Wallace menghela napas pelan, menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Aku menikah… tidak ada hubungannya dengan dia," ujarnya tegas. "Aku melakukannya demi Kakek. Keinginan Kakek… hanya ingin melihatku menikah sebelum dia menutup mata. Kau bisa mengajukan permintaan apa saja…"

Celine terdiam. Matanya menatap pria itu dalam diam, hatinya terasa hangat dan sakit di saat bersamaan.

"Tuan Wallace… sudah menyelamatkanku berkali-kali… dan sekarang dia ingin menikah demi menyenangkan kakeknya. Kalau aku menolak… aku akan mengecewakannya. Tuan Huang adalah penyelamatku… Ini… kesempatan bagiku untuk membalas kebaikannya… Walau pernikahan ini tanpa cinta…"

Wallace menatap wajah gadis itu yang dipenuhi keraguan. Ia melangkah mendekat, menatapnya dengan mata lembut yang tak pernah ia tunjukkan pada siapa pun.

"Aku tidak akan memaksamu… ajukan saja permintaan apa pun… Aku hanya berharap… pernikahan kita bisa membuat Kakekku bahagia. Aku percaya… dia akan menerimamu."

1
Isnanun
gpp Celine namanya juga gak tau
Bu Kus
haha lucu sekali celine
Reni Anjarwani
lanjut thor
Akai Kakazain
🤭celine2, gmna toh.....smngat thor
Reni Anjarwani
lanjut doubel up thor
Wapik Basit
sangat baik,dan seru
partini
aisss foto yg bikin sakit hati,,tapi si babang ga sadar ,,aihhhh menjengkelkan sekali masa ga sadar tuh dompet sekarang tempat nya di mana dasar mafia bengek no good so dam
yuning
kapan bahagiamu Celine
Akai Kakazain
aduhhh celin kmna ya....thor up nya doble dong,, chyo!
Bu Kus
lanjut
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
yuning
Wallace hebat
partini
selamat ga masuk sembarang lobang
Bu Kus
lanjut lg dong thro makasih
Reni Anjarwani
semoga celin mau menolong wallace
Isnanun
Nico niat baik mu brlum tentu baik sama orang lain
yuning
hanya Celine
Naufal Affiq
tuan nico yang terhormat,hubungin aja celine,suruh celine datang ke hotel,jangan kau bawa wanita malam untuk tuan wellace
Febriana Merryanti
gimana Nico karna ulah mu... siap² Wallace menghukum mu
Bu Kus
Nico cari masalah aja sama sih bos sih nik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!