Gian Aksa Abi Manyu,putra tungg keluarga Abi Manyu,dia mempunyai seorang adik sepupu dari adik sang ayah,di mana ayah dan ibu adik sepupu nya meninggal dunia dalam kecelakaan.
Anindita Putri Handoko putri semata wayang dari keluarga Handoko. Tepaksa menikah dengan orang yang supel dan sedikit konyol.
Anin terpaksa menikah karna sebuah peristiwa yang mengharuskan mereka menikah.
Akan kah pernikahan itu akan berjalan dengan lancar,atau akan berakhir dengan penderitaan.
Ayo jangan lupa untuk mampir melihat kelanjutannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus indrawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17
"kamu masih mau di sini?"tanya Robert.
"iya kak,aku masih ingin lihat pemandangan di sini"jawab Anin.
"baik kalau begitu Kaka masuk dulu"ucap Robert berlalu pergi setelah Anin mengangguk-anggukkan kepala nya.
Anin pun masih duduk di salah satu bangku yang ada di sana,cukup beberapa saat ia untuk kembali ke kamar karna hari sudah menunjukan jam empat sore,ketika berbalik dia di kejutkan dengan kehadiran seseorang.
"Anda"ucap Anin mengelus dada karna terkejut
"kenapa kaget begitu,apa aku seseram itu"ucap Gian kesal.
"ah..Bu..bukan tuan hanya saja saya kaget, tiba-tiba anda sudah berdiri di sini tanpa suara"ucap Anin gugup.
"apakah,sudah mau kembali ke kamar"tanya Gian sedikit datar.
"iya tuan,kalau begitu saya permisi"ucap Anin,ketika hendak melewati Gian,tangan nya di cekal oleh Gian "apa yang anda lakukan tuan"ucap Ani tegas.
"eh..anu..tidak tidak,aku hanya ingin ngobrol saja sama nona Anin"ucap Aksa gugup.
"maaf tuan,saya tidak punya waktu,karna saya sudah di tunggu Kaka saya"ucap Indri ingin berlalu tapi Gian Aksa langsung memeluk Anin.
"tu..tuan,apa yang kau lakukan?"tanya Anin
"kenapa kamu selalu hadir dalam mimpi ku?,kenapa tidak kau biarkan aku tidur dengan nyenyak!"ucap Reino lirih.
deg
Anin tetap memberontak dalam dekapan Gian
"tenanglah,aku tidak akan menyakitimu"ucap Gian lembut sambil mengelus rambut panjang Anin.
"tuan,tolong lepaskan saya,kita tidak sebaik nya berpelukan seperti ini,karna kita tidak saling kenal"ucap Anin.
"berikan aku waktu untuk jelasin semua nya"ucap Gian.
"maaf tuan,tidak ada yang perlu di jelaskan lagi,memang kita tidak kenal sebelum nya"ucap Anin.
"beri waktu aku setengah jam buat jelasin ke kamu?"ucap Gian memohon.
"baik saya kasih waktu anda sepuluh menit,setelah itu tolong jangan ganggu saya lagi"ucap Anin yang di angguk oleh Gian.
"apakah kamu masih ingat,di kota ini pernah menolong ibu-ibu paruh baya yang berjualan di dekat lampu merah.?"tanya Gian menatap wajah Indri ya g masih tidak percaya "waktu itu kamu masih sekita empat atau lima belas tahunan."ucap nya lagi.
"A..aku tidak tau tuan,waktu sudah selesai tuan"ucap Anin berlalu pergi.
ketika Gian memeluk Anin,ada orang yang melihat nya dengan geram
"awas kamu kak,sudah tidak ada di kota A,kamu masih saja mau merebut apa yang aku ingin kan,itu tidak akan terjadi"ucap vero.ya Vero baru datang karna dia juga mendapat undangan karna dia di bawah naungan Azam.
"liat apa yang akan aku lakukan padamu nanti malam"ucap nya lagi
saat ini Gian menatap nanar kepergian Anin,dia pun memutuskan kembali ke kamar,ya tadi dia penasaran saat di kamar,lantas ia mandi dan keluar untuk memastikan bahwa Anin adalah gadis yang waktu beberapa tahun yang lalu.
"jika itu benar kamu,akan aku buktikan bahwa aku akan membahagiakan mu Anin"ucap Gian bermonolog sendiri.
kini dia kembali ke kamar,dan ternya Anin keluar mengenakan dress cantik dan membawa tas nya,bertepatan Gian hendak membuka pintu,Indri keluar dari pintu kamar nya.
tak lama kemudian di susul dengan Robert yang berjalan di lorong menuju Indri.
"permisi tuan Gian"ucap Robert
"sepertinya ada perlu tuan Robert,sampai berpakaian formal seperti ini"ucap Gian penasaran.
"oh iya tuan saya akan mengajak Anin berkuliner di sini"ucap Robert.
"kalau tidak keberatan,apakah boleh saya ikut dengan kalian?tanya Gian ragu.
dengan ragu Robert menjawab "silahkan tuan,tapi mungkin kamu hanya akan makan di pedagang kaki lima"ucap Robert.
"tidak masalah tuan"ucap Gian
"kalau tidak terbiasa jangan di paksa tuan"ucap Anin berjalan duluan
Gian menyunggingkan senyum tipis nya
"mari tuan Aksa,menggunakan mobil saya saja"ucap Robert yang menyusul Anin di ikuti Gian
"Gian,Lo mau kemana?"Azam yang tak sengaja melihat Gian berjalan keluar lobi
"oh,ini gue mau jalan-jalan sama tuan Robert,ada apa?"tanya Gian
"terus kata nya kita mau nonton GP di Mandalika?"tanya Azam
"oh sorry ya,gue lagi ada misi,jadi kalian nonton aja"ucap Gian berlalu mengejar Robert dan Anin.
"maaf tuan menunggu,tadi teman-teman saya mengajak menonton GP di Mandalika sirkuit"ucap Gian
"bagus,kenapa anda tidak ikut bersama teman-teman anda saja tuan"ucap Anin
"Anin sayang,jangan ngomong gitu ga baik"ucap Robert lirih
"tidak apa-apa tuan"ucap Gian semakin penasaran di buat nya.
"pak kita ke tempat makan biasa yang dekat sama lampu merah itu ya"ucap Anin hendak duduk di samping sopir,tapi sama Robert di tarik kerah baju nya hingga membuat Anin mundur
"Kaka, apa-apaan sih,pakai narik-narik segala"ucap Anin kesal.
"kamu di belakang,biar Kaka yang di samping pak sopir"ucap Robert,"aku rasa tuan Aksa tertarik dengan mu dex?ujar Robert menggoda
"ish,Kaka nih,dia yang tertarik aku mah gak tau,malah risih"ucap Anin dengan kesal naik di jok belakang.
"ehem..ehem"ucap Robert berdehem untuk menggoda sang adik.
"pak jalan ya?"ucap Anin lembut
"aneh,dia selalu lembut kepada orang lain,tapi kenapa dengan ku selalu ketus dan cuek"batin Gian
"tuan,apakah anda akan lama di Lombok?"tanya Robert pada Gian.
"tidak tuan saya setelah acara akan langsung ke kota T,buat ngurus proyek baru di sana"ucap Gian melirik Anin yang sedang asik chatting dengan teman-temannya di kantor sang Kaka.
"nona,bagaimana keadaan tuan Frans?saya dengar sampai saat ini beliau belum sadar"ucap Gian basa-basi karna dia tau semua tentang keluarga Frans Handoko.
deg
seketika Anin menoleh kearah Gian,dengan perasaan campur aduk,bahwasanya belum pernah ada yang menanyakan keadaan papa nya.
"nona Anin!!"ucap Gian melambaikan tangan nya di depan wajah Anin,dan membuat nya terkejut.
"ah iya...iya tuan,maaf tadi anda nanya apa?"tanya Anin.
"bagaimana keadaan tuan Frans Handoko sekarang"tanya Gian lagi
"Alhamdulillah papa--"ucap Indri terpotong dengan dering ponsel nya
kring
kring
melihat layar telfon tertera nama 'Gama'
"maaf tuan saya angkat telfon sebentar"ucap Anin yang langsung mengangkat telfon tanpa menunggu jawaban dari Gian
"iya halo gan,ada apa?"tanya Anin
"kamu sekarang si mana Anin,aku nyariin kamu tau"ucap Gama lembut.
"maaf ya,aku gak kasih kabar kamu,soal nya kakak ku juga dadakan sih ngasih tau nya,jadi gak sempat"ucap Anin menyesal
"lantas kamu sekarang dimana?"tanya Gama
"aku lagi di Lombok,nemenin Kaka aku nyari jodoh hahaha"ucap Anin sembari menggoda sang Kaka.
"memang ada yang mau sama kak Robert?"tanya Gama.
Robert hanya geleng-geleng kepala melihat Anin dan Gama telfonan pasti dia akan sering kena kejahilan mereka.lain dengan Gian yang semakin gak nyaman dengan Anin yang selalu tertawa dengan laki-laki lain,Robert uang tau raut wajah Gian menahan cemburu akhir nya dia mengajak bicara
"tuan Gian apa ada tujuan lain setelah makan malam?"tanya Robert.
"tidak ada,lantas anda akan kemana tuan?"Gian balik tanya.
hai hai jangan lupa like komen dan vote ya
i love you all
by:Agus Indrawati