Cerita ini adalah sekuel dari BOSS GILA KU, jadi biar mengerti alurnya mending baca dulu aja BOSS GILA KU.
"Aku gak benci sama kamu, aku cuma gak mau ada sangkut pautnya sama kamu. Apapun itu." Rena
"Tapi aku mau dan aku akan bikin kamu terus tersangkut sama aku." Roby
Rena seorang gadis manis nan polos, belum pernah berpacaran. Namun hatinya kini terpaut pada sosok sang ASISTEN kepercayaan boss tempatnya bekerja. Pria misterius yang sikapnya sulit ditebak, sampai dimana peristiwa membuatnya membenci dan menjauhi pria itu.
Roby sang ASISTEN yang memiliki latar belakang keluarga suram, masa lalu yang rumit dan suram harus dia jalani semasa remaja. Hingga dia bertemu dengan pemilik RENS CORP dan menjadikannya asisten kepercayaannya.
Roby harus kembali berurusan dengan masa lalu dan orang-orang yang membuat hidupnya berantakan.
Bagaimana kelanjutan kisah cinta R couple, mampukah menghadapi lika-liku peliknya percintaan.
Area 21+
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andriana vhe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pencarian
Hari ini adalah jadwal rutin Rena untuk cek kandungan, biasanya dia akan ditemani oleh orang kepercayaannya yaitu Leni.
Leni adalah seorang gadis yatim yang saat ini bekerja pada Rena, namun hari ini dia tidak bisa hadir dan menemani Rena cek kandungan. Karena hari ini Leni harus menemani ibunya pergi mengunjungi saudaranya di luar kota.
Rena pun memutuskan untuk pergi sendiri dengan menggunakan taksi online, saat sedang menunggu taksinya datang, tiba-tiba sebuah mobil Mercedes Benz S class berwarna hitam berhenti tepat di depannya.
"Ren." sapa Boy saat dia turun dari mobil mewahnya.
"Boy."
"Mau kemana?" tanya Boy yang melihat Rena sudah rapi dengan membawa tas kecil di tangannya.
"Aku mau ke dokter."
"Kamu sakit?" Boy khawatir dengan keadaan Rena.
"Enggak, aku cuma mau cek kandungan." jelas Rena.
"Kalau gitu aku anter ya."
"Makasih Boy, tapi gak usah. Aku udah pesen taksi tadi, nah itu taksinya datang." tunjuk Rena pada sebuah mobil yang baru saja tiba disana.
"Sama aku aja, aku sekalian temenin kamu cek." tawar Boy, dia tidak setuju kalau Rena harus naik taksi online sendirian dalam kondisi hamil.
"Tapi gimana sama taksinya?, kasian kan kalau harus dibatalin." kilah Rena mencoba menolak bantuan Boy.
Boy langsung mengeluarkan 5 lembar uang 100 ribu dari dalam dompetnya dan memberikannya kepada supir taksi itu.
"Pak maaf ya, tapi teman saya gak jadi naik mobil bapak. Ini sebagai gantinya pak, jadi maaf dibatalkan saja ya pak." Boy berkata dengan sopan pada si supir taksi itu.
Kemudian taksi itupun pergi, setelah itu Boy kembali menghampiri Rena yang berdiri tidak jauh dari sana.
"Nah sekarang kamu batalin pesanannya, dan kita berangkat ke rumah sakit sekarang."
"Boy, kamu ya." Rena geleng-geleng kepala.
Merekapun berangkat dengan menggunakan mobil Boy, setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang sekitar 60 menit, akhirnya mereka tiba di sebuah rumah sakit di pusat kota.
Karena memang saat ini Rena tinggal di daerah yang terbilang cukup pelosok, dimana hanya ada puskesmas dan bidan saja. Untuk rumah sakit hanya tersedia di pusat kota.
Setelah mencari tempat parkir, Rena dan Boy turun dan menuju ke bagian pendaftaran. Begitu nama Rena di panggil, Rena dan Boy masuk ke dalam ruang periksa.
Awalnya Rena menolak saat Boy ingin menemaninya masuk ke dalam, tapi Boy bersikeras dan tetap memaksa. Karena tidak mau berdebat, akhirnya Rena mengijinkan Boy untuk ikut ke dalam ruang periksa.
"Selamat siang dokter." sapa Rena begitu masuk ke dalam.
"Selamat siang ibu Rena, ah ini ternyata suami ibu Rena. Wah tampan sekali ya, pantas saja ibu jarang membawa suaminya untuk melakukan pemeriksaan. Ibu jaga-jaga biar suaminya gak dilirik orang lain ya." goda dokter yang seorang ibu paruh baya.
"Ah,,, enggak kok. Dia itu..." ucapan Rena berhenti karena Boy menyela perkataannya.
"Ya Bu, dia itu cemburuan. Makanya saya jarang temenin dia cek kandungan." jawab Boy enteng.
Rena yang mendengar ucapan Boy, menatap Boy dengan mata melotot. Namun Boy hanya santai menanggapinya, bahkan Boy mengedipkan matanya pada Rena, hingga Rena tidak bisa berkata apa-apa.
"Uh kalian so sweet banget sih, pake kedip-kedipan segala." goda si dokter.
"Bisa kita mulai gak periksanya, saya gak bisa terlalu lama tinggalin kedai. Karena orang kepercayaan saya lagi gak ada." Rena mengalihkan pembicaraan.
"Yang biasa antar ibu periksa itu ya." tebak sang dokter yang beberapa kali melihat Rena diantar oleh seorang gadis muda.
"Iya betul."
"Ya udah yuk, naik ke atas brankar." ucap sang dokter.
Rena naik ke atas dan mulai melakukan pemeriksaan, Rena sengaja tidak mau diberitau tentang jenis kelamin bayi. Setelah selesai, Rena turun dari brankar dan kembali duduk di samping Boy.
"Bagaimana hasilnya?" tanya Boy penasaran.
Rena terkejut mendengar reaksi dari Boy yang terlihat begitu antusias, Rena terharu sekaligus miris dengan keadaan yang dia alami sekarang.
Orang lain begitu antusias mengetahui perkembangan anak yang dikandungnya, namun bukan dengan ayah kandungnya yang seharusnya menemaninya dan memberikan seluruh perhatian pada dia dan anak yang dia kandung saat ini.
"Janinnya sehat pak, sehat banget malahan. Liat aja tuh si ibu, berat badannya aja bertambah dengan pesat. Itu menandakan juga bahwa perkembangan janinnya juga bagus." lagi dan lagi, dokter itu menggoda Rena.
"Iya bener dok, ini pipinya aja sampai kaya kue bantal. Dingin-dingin empuk." timpal Boy sambil menusuk pipi cubby Rena dengan jari.
"Issh, apa sih." protes Rena.
"Udah-udah, mesra-mesraannya dilanjutkan di rumah aja. Kalian gak kasian sama nenek-nenek kaya saya. Nanti kalau saya pengen manja-manja sama suami saya, yang ada saya diketawain sama cucu saya."
"Hahahaha, dokter lucu juga ya." Boy tertawa mendengar ucapan si dokter.
"Hus saya ini dokter, bukan pelawak. Tapi kalau ada yang nawarin buat jadi pelawak selingan, saya terima kok. Lumayan buat tambahan naik haji lagi." jawab dokter sambil cengengesan.
"Aaamiiin." jawab Boy dan Rena.
Setelah itu mereka berdua keluar dan berjalan kembali menuju ke mobil setelah menebus resep vitamin di apotek.
"Boy, kenapa tadi kamu malah ikut mengaku sebagai suami aku?" tanya Rena, begitu mereka di dalam mobil.
"Kenapa?, aku salah!"
"Bukan begitu Boy, apa kamu gak malu mengaku sebagai suami aku. Lagi pula aku gak mau dikasihani sama kamu."ucap Rena menatap lurus ke arah depan.
" Kenapa mesti malu, lagian juga kamu harus tau satu hal. Aku itu bukan mengasihani kamu, tapi aku itu peduli sama kamu dan aku gak mau sampai orang akan terus bertanya-tanya dimana suami kamu, dimana ayah dari anak yang kamu kandung." jelas Boy dengan tegas.
"Tapi aku gak mau ngerepotin kamu."
"Aku udah bilang berkali-kali, aku gak merasa direpotkan, karena ini aku yang mau. Jadi stop jangan ngomong kaya gitu lagi."
Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka, mereka hanya terdiam dengan pikirannya masing-masing.
Sementara itu di Ibu kota.
Seorang pria baru saja tiba di bandara internasional Soekarno-Hatta, setelah menempuh perjalanan selama 14 jam, akhirnya dia kembali ke sini lagi.
Dengan tekad yang kuat dan senyum yang tak luntur, dia berjalan mencari sebuah taksi untuk mengantarkan dia ke apartemen miliknya.
Dia begitu bersemangat, saat mengingat bahwa sebentar lagi dia akan menjadi seorang ayah. Walaupun saat ini dia harus bersusah payah dulu untuk mencari keberadaan sang pujaan hati, tapi dia sangat antusias.
Dia sudah tidak sabar menunggu hari esok untuk memulai melakukan pencarian, tanpa dia tau apa yang akan terjadi nanti dengan dirinya dan orang yang disayanginya itu.
"Rena aku kembali, tunggu aku. Aku akan menjemputmu walaupun kamu bersembunyi ke dasar gua sekalipun. Bersabarlah baby, im coming for you."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
Next
👏👏👏👏👏
💪💪💪💪💪💪