Kisah yang indah bagai di negeri dongeng. pernikahan yang megah dan mewah, suami yang tampan dan kaya raya, serta mau menerima ia apa adanya, benar-benar di rasakan Kim Hyuri di kehidupan nyata.
Suaminya, Dominic Kiehl benar-benar mencintainya. sehingga apapun yang Yuri mau, dengan mudah ia dapat kan.
Namun, di setiap pernikahan pasti akan ada badai yang mendera. tuduhan palsu, fitnah keji, hingga goyahnya kepercayaan.
Akankah semua keindahan dan kebahagiaan ini bertahan??..., atau cukup sampai disini dan saling merelakan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Tsania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft
Hari pernikahan Momo dan Jake semakin dekat. terkadang, Hyuri harus ikut menemani Momo untuk melihat gedung, menemui wedding organizer atau pergi ke butik melakukan fitting baju. begitu juga dengan Jake.
Selain baju pengantin, tentu ada baju Bridesmaids yang sudah di siapkan Momo dan Jake untuk mereka. salah satu yang menjadi Bridesmaids adalah Hyuri dan Biexiu.
"Ah, entahlah ay. jika kau tidak bisa datang hari ini, batalkan saja pernikahannya.", ujar Momo di telpon. ia nampak emosi, lalu menutup ponselnya. Hyuri, yang sedang berkeliling dengan pembuat desain sembari melihat-lihat baju Bridesmaids, segera meminta izin untuk pergi sebentar dan segera menghampiri sahabatnya.
"Hai, kenapa?.", tanya Hyuri. Momo menggeleng.
"Baiklah. cerita padaku, saat kau sudah tenang, ok?!.",
"Tapi jangan marah-marah tidak jelas seperti ini. bagaimana kalau keluar, cari minuman sebentar?!.", tawarnya. Momo mengangguk.
"Sebentar, aku pamit kan pada mereka dulu. khawatirnya, mereka mencari kita, nanti.", ujar Hyuri. Momo, mengangguk lagi.
Hyuri melangkah pergi meninggalkan sahabatnya. tidak lama kemudian, gadis itu sudah kembali lagi. ia segera menghampiri Momo, dan menggandeng tangan berkulit putih itu.
Hyuri menggoyang-goyang kan tangan mereka yang bertaut. ia berulang membuat sahabatnya kembali tersenyum, dengan sering-sering meliriknya. tentu, saja tingkah lucunya itu, membuat Momo tersenyum kecil.
Mereka berjalan kaki menuju cafe yang tidak jauh dari tempat desainer mereka tadi. mereka segera masuk dalam cafe, dan mencari tempat duduk. Hyuri melambaikan tangannya, memanggil pelayan.
"Selamat siang.",
"Ada yang bisa di bantu?!.",
"Mau pesan apa, kak?.", tanyanya, sembari menyodorkan menu pada Hyuri.
"Banana milk, dua.", ucap Hyuri, ia lalu menoleh ke arah Momo. memberi isyarat, jika ingin pesan yang lain.
"Enggak. banana milk saja, dua. tambah cake coklat dua, juga.", ucap Momo.
"Baik, mohon ditunggu.", ucap pelayan itu, ramah. sebelum undur diri.
"Mau cerita?.", tanya Hyuri, saat pelayan sudah pergi. Momo, langsung memalingkan wajahnya, menatap jalanan lewat jendela kaca. ia nampak beberapa kali menghela nafas dalam.
"Jake, sedang ada rapat.",
"Sedangkan, jas nya belum di coba.",
"Aku memintanya datang, sebentar. tapi, dia bilang nggak bisa. yaudah, aku bilang aja gitu.",
"Kalau ngga bisa datang hari ini. mending nggak usah ada pernikahan.", ceritanya. wajahnya, masih terlihat cemberut. Hyuri tersenyum.
"Jake pasti sedang menyelesaikan pekerjaannya, sebelum acara pernikahan kalian.", ujar Hyuri, mencoba menenangkan. Momo mengangguk.
"Mungkin. tapi, dia juga harus datang untuk hal ini. enggak semua hal, bisa aku handle sendiri.", ucap Momo. ia membantu pelayan, meletakkan semua pesanan mereka yang baru saja datang.
Ponsel Hyuri berdering. ia segera mengangkatnya.
"Hai, kamu dimana?.", tanya suara di seberang.
"Aku di cafe.", jawabnya.
"Sama Momo?.", ucapnya, dengan nada bertanya. Hyuri, memandang sahabat yang duduk di depannya, yang tengah menikmati banana milk nya.
"Iya.", jawabnya, sembari mengangguk.
"Share lock, ya?!.",
"Jake, coba telpon Momo. tapi, nggak di angkat.", jelasnya.
"Kita di cafe deket dari tempat fitting baju, kok.", ujar Hyuri.
"Oh, ok. tunggu disana, ya?!. jangan kemana-mana.", pintanya.
"Emm.", jawab Hyuri, mengangguk. dan panggilan pun terputus.
"Siapa?.", tanya Momo, saat melihat Hyuri meletakkan ponselnya di meja, dan menarik gelas minumannya.
"Biexiu.", jawabnya, ragu. Momo, membulatkan matanya seketika, saat mendengar jawaban sahabatnya.
"Kalian?!.", ia memberi isyarat dengan kedua jarinya. membuat Hyuri, yang paham dengan maksud Momo, segera menggeleng.
......................
"Terus sejak kapan?!.", tanya Momo, yang tidak merasa puas dengan jawaban Hyuri sebelumnya. Hyuri tersenyum tipis. bukannya merasa malu, ia hanya merasa senang memiliki banyak teman selain Momo, di kota ini.
"Kemarin.", jawabnya. Momo menutup mulutnya dan membulatkan matanya. menunjukkan reaksi lucu yang membuat Hyuri tersenyum malu.
"Eits, kita ngga ada apa-apa lho!.",
"Cuma teman.", jelas Hyuri.
"Oh, teman ya?!.", goda Momo.
"Beneran, kok. cuma, teman.", tegasnya, kesal. sahabatnya ini senang sekali menggodanya.
"Iya, juga ngga apa-apa, kok. aku dukung.",
"Bie, orang yang asyik dan pribadinya menyenangkan. dia tuh, cowok humoris tau?!. random, juga.", ujar Momo, yang di akhiri dengan tawa renyah. Hyuri, hanya kesal melihat sahabatnya, yang sedang menertawai nya. tapi, karena Momo tadi sedang bad mood. jadi, dia hanya bisa diam dan bersabar menghadapi sikap Momo, yang terus menerus menggodanya.
"Aku belum bisa buka hati lagi untuk orang lain, mo.", ujarnya. ia meminum banana milk nya sekilas. Momo menghela nafas dalam.
"Udahlah, itu kan masa lalu. kamu berhak bahagia, lho.", ujar Momo. ia tidak ingin Hyuri bersedih lagi.
"Iya, tapi ngga sekarang.", jawabnya.
"Trus kapan?.", tanya Momo lagi. ia nampak tidak setuju dengan ucapan sahabatnya itu. Hyuri menggeleng dan tersenyum kecut, mengingat kejadian di malam sebelum sang ayah meninggal.
"Kenapa?.", tanya Momo yang melihat Hyuri, seperti menahan air matanya. gadis itu mencoba menarik nafas, agar lebih lega dan mencoba tersenyum di depan sahabatnya.
"Kita sahabat, ya?!. sampai kapanpun akan begitu.",
"Aku udah anggap kamu seperti adik aku sendiri, lho.",
"So please!. jangan ada yang di tutupi dari aku.", ujar Momo, menjelaskan betapa posisi Hyuri di hidupnya. Hyuri tersenyum mendengar bahwa, ia lebih dari sahabat bagi Momo.
"Thank you.", ucapnya, menatap Momo tulus.
Pintu cafe terbuka. nampak seorang pria sedang berdiri di sana, sembari menatap dua orang gadis yang tengah asyik mengobrol dan menikmati hidangan mereka. Biexiu segera berjalan menghampiri.
"Hai, maaf aku sedikit lama di jalan.", ucapnya. lalu, mengambilnya duduk di samping Hyuri. ia melambaikan tangan pada pelayan, meminta buku menu.
Setelah memilih beberapa menu, ia mengembalikan lagi buku menu itu pada pelayan.
"Mohon tunggu sebentar, tuan.", ucap pelayan sebelum undur diri.
"Ok.", jawabnya di sertai anggukan.
"Kok, kamu sendiri?!.", tanya Hyuri. Biexiu nampak menghela nafas.
"Iya. sorry, Jake bentar lagi nyusul.", jawabnya. ia menatap Momo yang sedari tadi hanya diam.
"Are you, oke?.", tanya Biexiu.
"Ya, engga lah.", jawabnya kesal.
"Ok, please!. maafin Jake. dia lagi fokus nyelesein pekerjaan kantor sebelum hari pernikahan kalian. itu sebabnya, kita kebut-kebutan kerja kantornya.", jelas Biexiu.
"Harusnya, yang minta maaf itu Jake, lho. bukan kamu.", ucap Momo, kesal.
"Dia ngga anggap penting pernikahan ini.",
"Buktinya, fitting baju aja dua ngga bisa ngusahain waktunya.", omelnya.
"Ya, gimana?!. om sama tante kan, harus ke Inggris untuk ngasih tau keluarga besarnya di sana. jadi, terpaksa Jake sama aku yang handle semua.", jelas Biexiu, berharap Momo mengerti.
"Tau ah. aku lagi, ngga mau berdebat.", jawabnya. masih dengan mood yang buruk.
"Sorry.", suara khas milik orang yang sangat di kenal Momo. ia mendongak menatap wajah Jake, setelah menatap buket bunga mawar di hadapannya.
Pria itu tersenyum. ia lalu beralih duduk di dekat Momo.
"Maaf. aku bikin kamu capek sendiri sama persiapan pernikahan kita.", ia menyodorkan bunga itu lagi.
"Sorry ya, ay?!.", pinta Jake. Momo langsung memeluk pria yang duduk di sampingnya. ia menangis di pelukan dada bidang Jake.
...----------------...