Gadis Gendut Milik Sang Idola

"Yumi, nikah yuk!" Celetuk Liam tiba-tiba yang sontak membuat Yumi membelalakkan mata tak percaya.

"Apaan sih!" Yumi segera mendorong tubuh Liam menjauh darinya.

"Bercandamu nggak lucu!" Dengkus Yumi sedikit kesal pada Liam.

"Aku nggak bercanda, kok! Aku serius!" Ujar Liam bersungguh-sungguh.

"Udah sana pergi! Ditungguin itu sama Mom kamu!" Usir Yumi seraya mendorong tubuh Liam untuk keluar dari kamar dan dari kostnya.

"Kita nikah, ya!" Ajak Liam sekali lagi dengan nada memaksa.

"Nggak! Aku masih mau kuliah!" Sahut Yumi tegas.

"Nikah dulu, nanti lanjut kuliah kan bisa. Seperti Abi dan Anne," ucap Liam lagi semakin memaksa.

"Enggak! Udah sana pulang! Aku mau berangkat kerja!" Usir Yumi sekali lagi yang sudah membuka pintu kost-nya.

"Baiklah, aku pulang dulu! Besok aku kesini lagi. Bye Yumi!" Pamit Liam seraya memakai kacamata hitamnya dan keluar dari kost-an Yumi.

Yumi buru-buru menutup pintu kost-nya setelah kepergian Liam.

Berulang kali Yumi menarik nafas panjang demi menormalkan irama jantungnya yang berdegup tak karuan.

Liam Ang mengajak Yumi menikah?

Apa ini mimpi?

****

Yumi menguap lebar sesaat setelah dirinya tiba di kampus. Semalaman Yumi tidak bisa tidur karena memikirkan pertanyaan Liam yang tiba-tiba mengajaknya menikah.

Yang benar saja!

Seorang Liam Ang mengajak Yumi yang hanya seorang gadis gendut pendek dan biasa saja menikah?

Bukankah ini hal gila?

Belum lagi ciuman antara dirinya dan Liam krmarin terus saja menari-nari di benak Yumi semalaman. Yumi berciuman dengan Liam Ang yang biasanya hanya Yumi pandangi posternya yang ada di belakang pintu.

Ya ampun!

Ini seperti mimpi!

Yumi mengusap bibirnya sendiri seraya tersenyum mengingat ciumannya bersama Liam. Hingga tiba-tiba sebuah tepukan membuyarkan semua lamunan Yumi.

"Pagi!" Sapa Valeria yang langsung duduk di sebelah Yumi.

"Pagi, Va!" Balas Yumi seraya mengulas senyum pada Valeria.

"Abang Liam masih menginap di kost-mu?" Tanya Valeria sedikit berbisik pada Yumi.

Yumi menggeleng dengan cepat.

"Baru kemarin, dia dijemput dan dibawa pulang oleh Mom-nya," jawab Yumi menjelaskan.

"Aunty Belle yang menjemput langsung Abang Liam?" Tanya Valeria lagi masih sambil berbisik.

"Anne yang melaporkan keberadaan Liam pada Mom-nya." Jelas Yumi menjawab kebingungan Valeria.

Kali ini Valeria langsung manggut-manggut paham. Gadis itu sudah sibuk dengan ponselnya lagi.

"Jadi Liam Ang itu emang udah jadian sama Chelsea. Lihat ini!" Suara beberapa mahadiswi yang duduk tak jauh dari Yumi dan Valeria, sedikit mengalihkan perhatian Yumi karena mereka menyebut nama Liam Ang.

"Eh, eh! Ini kan memang Liam Ang! Kapan ini? Ckckck ternyata Liam lagi diumpetin Chelsea. Pantesan nggak ada kabar beberapa terakhir."

"Kemarin lusa. Kabarnya sih, Chelsea nginep gitu di apartemen Liam,"

Apa?

Kemarin lusa?

Yumi mencoba mengingat-ingat kemarin lusa saat Liam pergi tanpa pamit malam itu membawa motor Yumi. Lalu Yumi kebingungan esok paginya karena Liam hilang.

Liam memang tak membahas dirinya pergi kemana malam itu.

Jadi, malam itu Liam pulang ke apartemennya dan bertemu Chelsea. Lalu mereka tidur berdua di dalam apartemen Liam?

Yumi mengkhawatirkan Liam yang tidur bersama gadis lain pagi itu?

Ya ampun!

Memangnya apa yang kau pikirkan, Yumi?

Liam benar tergila-gila kepadamu dan ingin menikahimu?

Siapa kau memangnya?

Mudah sekali kau terkena rayuan seorang Liam Ang!

"Yum!" Tepukan Valeria kembali membuyarkan lamunan Yumi.

"Iya, Va! Ada apa?" Tanya Yumi tergagap.

"Ayo masuk kelas! Bentar lagi kelas mulai," ajak Valeria yang sudah beranjak dari duduknya.

Yumi ikut berdiri dan melirik sekilas ke layar ponsel mahasiswi yang duduk di belakangnya tadi yang masih membahas tentang Liam Ang.

Ada foto Liam yang sangat Yumi hafal yang mengenakan jaket hoodie hingga menutupi kepalanya.

Dan tepat di samping Liam memang ada foto Chelsea, model yang digadang-gadang sebagai pacarnya Liam Ang. Chelsea terlihat begitu dekat dengan Liam hingga keduanya berswafoto bersama.

Chelsea cantik, tinggi, putih, langsing, dan modis tentu saja. Sepadanlah dengan Liam yang juga tampan dan sempurna.

Sedangkan Yumi?

Yumi hanya gadis gendut yang kebetulan menolong Liam malam itu. Lalu Liam merasa berhutang budi, dan mendekati Yumi, memberikan berbagai barang mahal sebagai balas budi.

Jadi Liam itu hanya balas budi dan tak mungkin ada perasaan apapun pada Yumi.

Kenapa Yumi pede sekali?

Dan soal ciuman kemarin, mungkin itu hal biasa juga untuk Liam. Mungkin Liam juga sudah sering mencium banyak gadis sebelum Yumi. Bukankah Liam adalah model terkenal yang tampan dan biasa bergaul dengan siapa saja?

Hoeek!

Mendadak Yumi merasa illfeel mengingat ciumanya bersama Liam kemarin.

Ciuman pertama Yumi, kenapa harus diambil oleh Liam Ang yang sudah mencium banyak gadis?

Bugh!

"Aduh!" Yumi menegangi dahinya yang baru saja menabrak pintu ruang kekas.

"Yum! Ya ampun! Kamu melamun atau bagaimana? Kok bisa nabrak pintu?" Cecar Valeria yang buru-buru menghampiri Yumi dan memeriksa dahi sahabatnya tersebut.

"Aku cuma ngantuk, Va," ucap Yumi berdusta.

Yumi memang melamun tadi, hingga tak melihat pintu di depan matanya.

"Pulang dari Resto jam berapa semalam? Aku kan udah pesen ke manajernya biar jam kerja kamu dikurangi," tanya Valeria khawatir.

"Nggak enak sama yang lain, Va!" Jawab Yumi seraya duduk di salah satu bangku yang ada di dalam kelas.

"Gaji sama tapi jam kerja nggak sama. Kan jadi banyak yang ngomongi di belakang," imbuh Yumi lagi.

"Tapi dahi kamu baik-baik saja kan?" Tanya Valeria lagi yang kembali memeriksa dahi Yumi yang sedikit benjol. Sahabat Yumi itu masih terlihat khawatir.

"Aku baik-baik saja, kok!" Pungkas Yumi seraya mengendikkan dagunya ke arah dosen yang sudah datang.

Yumi kembali menarik nafas panjang demi mengusir rasa sesak yang bergelayut dihatinya. Saat ini, Yumi hanya ingin membuang jauh semua perasaannya pada Liam Ang. Perasaan yang memang tak seharusnya Yumi simpan.

.

.

.

Bingung?

Nanti ada penjelasan Liam di bab selanjutnya.

Maaf kalau rada slow UP.

Aku masih sibuk di dunyat. Tapi aku usahakan tetap UP setiap hari kok, meskipun cuma satu eps 🙏

Terima kasih yang sudah mampir.

Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.