NovelToon NovelToon
Harga Sebuah KEHORMATAN

Harga Sebuah KEHORMATAN

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Contest / Cintapertama / Badboy / Cintamanis / One Night Stand / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Bad Boy
Popularitas:19.8M
Nilai: 4.5
Nama Author: Yutantia 10

"May, aku takut. Aku ingin mundur, aku ingin membatalkan semua ini." Ucap Rain dengan tubuh gemetaran.

Malam ini dia berada disebuah kamar hotel presiden suit. Ya, Rain terpaksa harus melelang keperawananannya demi uang. Dia butuh banyak uang untuk biaya rumah sakit adiknya. Selain itu dia juga tutuh uang untuk biaya pengacara, ayahnya saat ini sedang meringkut ditahanan karena kasus pembunuhan.

"Jangan gila Rain. Kau harus membayar ganti rugi 2 kali lipat jika membatalkan. Masalahkan bukan selesai tapi akan makin banyak. Jangan takut, berdoalah, semoga semuanya berjalan lancar." Ucap Maya.

Berdoa? yang benar saja. Apakah seorang yang ingin berbuat maksiat pantas untuk berdoa minta dilancarkan, batin Rain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KOPI

Hari ini Rain berangkat lebih pagi ke kantor. Dia tak ingin terlambat dihari pertamanya sebagai sekretaris CEO. Walaupun sebenarnya terasa berat jika harus bertemu Sean setiap hari. Tapi Rain yakin dia bisa melalui semua ini dengan baik. Dia hanya perlu bekerja secara profesional.

"Semangat Rain, kau pasti bisa." Rain menyemangati dirinya sendiri.

Danu sudah menjelaskan pada Rain tentang tugas tugasnya. Dan untuk 3 hari ini, Lisna masih disini untuk mengajari dan membantunya.

Rain ke pantry untuk membuat kopi, Lisna sudah memberi tahunya takaran kopi yang sesuai dengan selera Sean.

Saat di pantry, Rain mendengar suara bisik bisik beberapa orang yang menggunjingnya. Rain berusaha tetap tenang, dia menutup telinganya rapat rapat. Tak ingin pusing memikirkan suara suara sumbang yang sedang iri padanya.

"Heh, jadi lo yang namanya Rain?" tanya Kaila sambil menarik kasar bahu Rain. Wanita itu menatap Rain dari atas ke bawah dengan tatapan meremehkan. Terlihat sekali kalau dia tidak suka pada Rain.

"Iya mbak, ada apa ya?" Jawab Rain setenang mungkin.

"Elo pakai pelet apa buat ngedeketin Pak Sean sampai elo diangkat jadi sekretarisnya?" Tuduh Kaila dengan nada sinis. Perempuan itu tidak terima jika Rain yang menjadi sekretaris Sean. Karena menurutnya, dialah yang paling pantas menduduki posisi itu.

Sebenarnya bukan hanya Kaila, beberapa orang disana juga tak terima. Rain hanyalah pegawai baru, bahkan dia belum menjadi karyawan tetap. Tetapi kenapa posisi itu jatuh pada Rain? Hal itulah yang menjadi trending topik para staf pagi ini.

"Saya gak pakai pelet apa apa kok mbak, tolong jangan nyebarin gosip yang enggak-enggak tentang saya." Rain mencoba membela diri.

"Lo hanya mantan sekretaris manager, dan lo bahkan baru bekerja 1 bulan lebih. Apa menurut lo orang-orang akan percaya jika lo mendapat jabatan itu karena kemampuan lo?" Ujar Kaila sambil mendorong Rain hingga toples gula yang dia pegang terjatuh.

Diperlalukan kasar seperti itu, jelas Rain tak bisa tinggal diam.

"Tolong jangan kasar ya Mbak." Rain sedikit membentak.

Dalam hati, Rain membenarkan kata kata Kaila. Masih banyak orang lain yang lebih pantas menjadi sekretaris CEO daripada dia. Tapi mengapa dia yang dipilih?

"Jadi mau lo diperlakukan gimana? disanjung, diberi ucapan selamat?" Kaila menarik ujung bibirnya. "Jangan mimpi." Bentak Kaila tepat didepan wajah Rain.

Rain mengepalkan telapak tangannya. Dia mati matian menahan diri agar tercipta keributan.

"Cepat atau lambat kebusukan lo akan tercium juga. Lo pikir orang-orang disini bodoh. Semua orang tahu jika kau pasti melakukan cara licik untuk mendapatkan jabatan ini."

Rain menarik nafas panjang. Kaila benar benar mengikis kesabarannya. Sayangnya ini hari pertama dia menjadi sekretaris CEO. Dia tak mau menghnacurkan hari ini dengan ribut bersama Kaila.

"Lebih baik mbak tanyakan langsung pada Pak Sean kenapa dia memilih saya menjadi sekretarisnya." Tantang Rain. Jika gosip itu benar, Kaila dan Sean pernah ada hubungan, rasanya tak susah bagi Kaila menanyakan langsung pada bosnya itu.

"Selama aku bekerja dengan Pak Sean, dia selalu profesional. Tapi kali ini sepertinya dia tak profesional saat nunjuk lo sebagai sekretarisnya. Hal itu membuat gue dan yang lainnya berfikir jika ada sesuatu diantara kalian."

"Tolong jangan berspekulasi yang macam-macam. Maaf, saya harus pergi." Rain segera meninggalkan pantry. Dia tak ingin moodnya hancur hanya gara gara Kaila. Sebenarnya sudah hancur sih.

Baru sampai didepan ruangan Sean, Rain sudah kena semprot oleh Lisna. Sungguh pagi yang menyebalkan baginya. Seluruh staf terutama perempuan seakan memusuhinya.

"Kau ini lelet banget, buat kopi aja lama," Tegur Lisna dengan nada sinis sambil melipat kedua tangannya di dada. Dia memang sedang mencari cari kesalahan Rain agar terlihat jelas jika dia lebih baik dari pada sekretaris baru ini.

"Maaf mbak, apa Pak Sean sudah datang?"Tanya Rain.

"Pak Sean orang yang tepat waktu, tentu saja dia sudah datang. Jangan bawa bawa aku jika dia marah karena kau telat membawakannya kopi." Ancam Lisna sambil berjalan kembali ke tempatanya.

"Iya mbak." Rain menghela nafas pelan. Dia bisa merasa jika Lisna kurang suka padanya. Perempuan itu selalu bicara sinis padanya. Pengankatannya ini sungguh membuat kontroversi.

Tok tok tok

Rain mengetuk pintu ruangan Sean sebelum masuk.

"Masuk." Terdengar sahutan dari dalam.

Rain masuk dengan perasaan sedikit takut. Dihari pertamanya dia sudah membuat kesalahan dengan telat membikin kopi.

"Maaf Pak, ini kopinya." Rain meletakkan kopi tersebut dimeja kerja Sean.

"Bukankah ini hari pertamamu menjadi sekretarisku?" Tanya Sean dengan tatapan tajam.

"Iya Pak."

"Lalu kenapa kau sudah membuat kesalahan dengan telat membuatkan kopi untukku? Harusnya kopi itu sudah terhidang dimeja sebelum saya datang."

"Maaf Pak, sekali lagi saya minta maaf."

Sean menatap wajah Rain. Gadis itu terlihat sangat tegang. Sean buru buru membuang pandangannya. Entah kenapa setiap melihat Rain, dia terus teringat malamnya bersama Rain. Dan sampai sekarang, keinginannya untuk mengulang malam itu masih menggebu.

Sean mengambil kopinya lalu menyedapnya sedikit. Tapi wajahnya terlihat aneh. Sepertinya rasanya kurang sesuai dengan seleranya.

"Kenapa Pak, apa tidak sesuai dengan selera Bapak?" Rain menjadi cemas melihat ekspresi Sean yang terlihat tidak suka. Padahal dia sudah membuat sesuai ajaran Lisna.

"Kau sengaja ingin membuatku cepat mati." Bentak Sean sambil meletakkan kembali kopinya dengan kasar.

"Ma, maksudnya Pak?"

"Ini bukan lagi kopi namanya. Rasanya sudah seperti larutan gula. Kau sengaja ingin membuatku terkena diabetes dan cepat mati?"

"Maaf Pak, tapi saya sudah membuat kopinya sesuai takaran yang mbak Lisna suruh." Rain membela diri.

"Kau yang salah, kenapa Lisna yang kau salahkan. Dia tak pernah salah membuatkan kopi untukku. Dan aku yakin dia sangat hafal takaran kopi sesuai seleraku."

Rain berfikir jika mungkin ini gara gara dia bertemu Kaila di pantry tadi. Dia kurang fokus membuat kopi hingga salah takaran.

"Biar saya buatkan yang baru Pak." Rain maju dan hendak meraih cangkir kopi itu.

"Tidak perlu, selera minum kopi saya sudah hilang." Ucapan Sean membuat Rain membatalkan niatnya. "Lain kali saya tak terima kesalahan lagi. Jangan pernah menaruh gula lebih dari satu sendok dikopi saya."

Deg

Rain terkejut mendengar Sean mengatakan 1 sendok gula. Padahal seingat dia, Lisna bilang jika Sean menyukai kopi yang manis. Lisna bilang takarannya 3 sendok teh gula. Awalnya Rain juga sedikit heran, 3 sendok gula terasa sangat berlebihan untuk satu cangkir kopi. Tapi jika itu kesukaan bosnya, dia hanya bisa menuruti.

"Kalau begitu saya keluar dulu Pak." Rain segera keluar dari ruangan Sean.

Rain memperhatikan Lisna. Sepertinya mulai sekarang dia harus hati hati pada Lisna. Sengaja dia tak membahas masalah kopi dengan Lisna karena pekerjaan sedang banyak. Kali ini Rain mencoba mentoleransi. Mungkin Lisna marah dengannya yang dianggap merebut posisinya. Tapi lain kali, dia tak akan diam saja jika Lisna berusaha merusak reputasinya.

1
Sella Darwin
Luar biasa
Nur Aulia
knp berhong rain,,jujur ajj harusnya
Ruzita Ismail
Luar biasa
Novano Asih
wah jangan "Delia ini
Novano Asih
kasihan juga kalau lihat Sean kayak gini cobaannya bertubi "😭😭😭
Novano Asih
kok dari tadi cuma pov aja
Novano Asih
😂😂😂😂dasar Sean gemblung
Maya
Rain…Rain…
Bisanya Nambah kesalahan mulu kerjaan loe
Novano Asih
kayaknya Amaira sakit parah deh kok pingsan melulu
Maya
Gemes sama Rain. Udh jelas salahnya sendiri malah masih gk sadar diri
Novano Asih
bukan hanya melihat tp udah megang😃😃
Siti Nurhajah
Kecewa
Siti Nurhajah
Buruk
komala
sean yg gebrak meja aku disini yg kaget wkwkkw
dhedoy wahyudi
Luar biasa
dhedoy wahyudi
Lumayan
菲菲 Dwi L Arema
Prasaa. Bacot nya aja gede
EsTefaYe
buat aq part ini yg paling mengharukan/Sob/
EsTefaYe
urusan ap lg sic.., pacar bkn... suami bkn.. buyer jg bkn/Panic/
EsTefaYe
sean dkk beneran sefrekuensi makanya somplak nya jg klop/CoolGuy/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!