NovelToon NovelToon
Aku Bukan Musuhmu

Aku Bukan Musuhmu

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Nikahmuda / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst / Tamat
Popularitas:140.4k
Nilai: 5
Nama Author: Novi Artikasari

Novel ini adalah seri kedua dari Novel 'Musuh Terbesar'. Untuk pembaca lama pastinya udah tempe dong ya☺️ namun untuk pembaca baru, aku saranin untuk baca seri pertamanya dulu, biar nyambung sama ceritanya.

Novel ini menceritakan tentang kisah Alia dan Aufar setelah menikah. Dimana pada seri pertamanya menceritakan tentang perjuangan Alia menggapai mimpi hingga bertemu dengan Aufar.

Jalan ceritanya gak jauh-jauh dari kebucinan dan konflik rumah tangga ya, Gengs. Buat kalian yang masih jomblo, kalo baca cerita ini aku saranin sambil baca sholawat yang banyak ya, siap-siap baper🤭


Happy Reading💞

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Artikasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa Dia?

Raut kepiluan dan kekhawatiran selalu mencekam di tempat ini. Ada yang menangis karena keharuan atas datangnya nyawa baru, dan ada pula yang menangis meraung-raung karena hilangnya nyawa dari orang yang mereka cintai.

Di tempat ini, disinilah Aufar mengabdikan dirinya. Menjadi dewa sekaligus hero bagi setiap sosok yang memujanya. Ah, pasalnya tidak sebegitu dalamnya. Ia hanya merasa terpanggil bahkan dengan ikhlas mengerahkan seluruh kemampuannya menjadi perantara bagi kesembuhan setiap pasiennya.

"Selamat pagi, Syifa.."

Seperti biasa Aufar selalu memberikan sapaan terlebih dahulu kepada Asistennya yang selalu datang lebih awal dan dengan sigap menyiapkan segala sesuatunya yang berkaitan dengan pasien. Di mata Syifa, sosok Aufar terkenal sebagai pribadi yang ramah, humble, bijaksana, dan yang pasti selalu berhasil melelehkan hatinya.

"Selamat pagi juga Dokter Aufar.."

Menyadari kedatangan Aufar Syifa lantas bangkit dari duduknya dan membubuhkan sunggingan manis khas gadis Minang ini. Sentuhan dua gigi ginsul sebagai pemanis menambah aura keindahan yang luar biasa terpancar dari wajah naturalnya yang hanya dipolesi dengan make up tipis. Kain suci yang membalut mahkotanya khas seorang perawat tak pernah lupa ia kenakan.

Aufar tidak pernah menyadari bahwa senyuman indah dibalik bibir manis gadis itu, menyimpan seribu makna terpendam jauh di lubuk hatinya yang paling dalam.

Seperti biasa Aufar hanya membalas senyuman Syifa ala kadarnya, kemudian masuk ke dalam ruangan prakteknya dan menutup pintu itu dengan rapat.

Beberapa menit kemudian, Syifa mengetuk pintu ruangan Aufar dan masuk ke dalam sana dengan sopan setelah mendapat izin dari atasannya.

Aufar mendongak seketika karena mendengar kebisingan yang diciptakan oleh tragedi terlepasnya beberapa box yang tadinya berada dalam gendongan asistennya itu. Ia bangkit dan menghampiri Syifa bermaksud untuk menolong gadis itu.

"Seharusnya kamu membawa barang sebanyak ini tidak sekaligus, Syifa," sambil memunguti beberapa boxes yang berukuran sedang, ada juga yang berukuran kecil yang terkulai lemas di lantai

Namun Syifa tak bergeming, berada di posisi terdekat seperti ini dengan sang idola membuat gadis itu terpana dan bahkan tidak mendengarkan ocehan Aufar. Dag dig dug suara organ utama di dalam dadanya semakin menjadi-jadi bahkan hampir membuat organ itu menculat.

Sebenarnya Syifa selalu berusaha untuk tidak melakukan hal-hal aneh atau sejenisnya ketika sedang bersama Aufar. Namun ia terlalu lemah untuk berkompromi dengan perasaan yang sudah dari awal ia tekan sedalam mungkin agar tidak timbul ke permukaan. Tapi sayang seribu sayang, yang namanya hati, siapa yang tahu? Siapa yang mampu mengendalikan dan menjinakkannya?

Gadis itu merasa gelagapan ketika menyadari Aufar melambaikan tangan di depan wajahnya yang terlihat konyol. Membuatnya merasa malu level akut. Sebelum Aufar menyadari keanehan dari sikapnya itu, Syifa cepat-cepat menundukkan pandangannya kembali.

"Astaghfirullah," batinnya. Kemudian ia buru-buru ikut mengemasi box-box tak berdosa yang harus mengalami tragedi kecelakaan hebat hingga jatuh berhamburan akibat ulahnya.

"Ini semua untuk apa Syifa?" Pertanyaan dokter tampan itu berhasil mencairkan suasana beku di dalam dada Syifa. Ia mengekori Aufar meletakkan semua boxes itu di atas meja kosong yang terdapat di pojokan ruangan. Kemudian Aufar kembali duduk di kursinya, sedangkan Syifa berdiri setia di samping meja kerja Aufar.

"Para boxes itu adalah titipan kado pernikahan dari beberapa perawat dan Dokter yang tidak bisa hadir dalam acara pernikahan Anda kemarin, Dok. Beberapa hari yang lalu saya lupa menyerahkannya kepada Dokter karena banyaknya pekerjaan membuat saya dihinggapi penyakit pikun itu, hehe." Memasang wajah bersalah.

"Oh, terima kasih. Sebenarnya bukan salah mereka yang tidak bisa hadir, melainkan aku memang tidak mengundang banyak tamu dalam acara tersebut. Next time, jika kami menggelar resepsi pernikahan, aku pasti akan mengundang kalian." Aufar berkata sambil tersenyum merespon kalimat sarkas dari Syifa.

"Maaf Dokter, kalimat saya tadi juga titipan dari mereka." Syifa mulai tidak merasa nyaman ketika menyadari bahwa Aufar sangat memahami makna tersirat dari kalimat yang ia ucapkan tadi.

"Iya, aku tahu. Kamu bukan pribadi yang seperti itu, Syifa." Senyuman mengembang di bibir gadis Minang itu.

"Terima kasih, Dokter. Oh iya, pasien khusus yang ingin menemui Anda sebenarnya telah tiba di sini, sekitar setengah jam yang lalu. Namun mereka memutuskan untuk menunggu di kantin rumah sakit. Saya mohon izin untuk mengabari mereka bahwa Dokter telah tiba di sini." Syifa kembali ke mejanya setelah mendapatkan izin dari Aufar.

Setelah lima belas menit kemudian, pasien yang dimaksud Syifa masuk ke dalam ruang praktek Aufar, ditemani oleh seorang perawat pribadi yang berjenis kelamin perempuan. Pasien itu duduk di sebuah kursi roda dengan pandangan menunduk tak bergeming.

Jika diperhatikan tatapan itu seperti tidak memiliki arah tujuan dan memilukan. Perawat membawanya dengan telaten itu, mendorong kursi rodanya secara perlahan dan memposisikannya dengan baik sehingga berhadapan dengan Aufar, kemudian ia mendudukkan tubuhnya di kursi yang terdapat di samping pasien itu.

"Selamat Pagi, Nyonya Subekti." Sapa Aufar dengan ramah. Namun tak ada jawaban dari pasien itu. Aufar mengalihkan pandangannya kepada sang perawat. Wanita itu hanya menggeleng pelan menandakan bahwa Aufar tidak akan pernah mendapatkan jawaban apapun dari bibir yang telah terkatup selama belasan tahun itu.

Aufar sudah mempelajari rekam medis yang dijalani oleh pasien yang bernama panjang Anissa Subekti itu. Keningnya terlihat berkerut ketika membaca banyaknya psikolog kondang yang pernah memberikan terapi khusus untuk pemulihan sang pasien. Namun hasilnya nihil. Tidak ada satupun yang berhasil mengungkap kasus dibalik kondisi wanita paruh baya yang terlihat sangat memprihatikan ini.

Aufar meraup wajahnya kasar, setelah berkali-kali mencoba menyapa pasien itu namun tetap saja tidak ada respon balik. Ia sendiri juga bingung kenapa tidak ada salah satu dari anggota keluarganya pun yang ikut mendampingi Ibu malang ini.

Dilihat dari data pribadinya, Nyonya Subekti ini berusia sekitar 40 tahunan. Tepatnya 48 tahun. Seharusnya diusia yang terbilang tidak muda lagi, ia sudah memiliki seorang anak yang tumbuh dewasa seusia Aufar atau paling tidak seusia Syifa. Atau mungkin seorang suami yang dengan penuh kasih sayang menemaninya dalam kondisi seperti ini. Aufar berdecak kesal memikirkan hal yang menurutnya miris itu. Namun ia sengaja tidak ingin menanyakannya kepada si perawat dengan alasan tertentu.

Pada akhirnya ia mencoba kembali menyapa sang pasien, "Ibu Anisa..Saya Aufar, orang yang akan mendengarkan dan menganggap penting apapun yang akan Ibu katakan."

Mendengar kalimat terakhir yang Aufar ucapkan, pasien itu perlahan mendongakkan kepalanya. Menatap Aufar penuh tanya. Terlihat semburat kepiluan dan kesedihan tersisip pada setiap inci wajah pucatnya. Namun walaupun demikian, aura kecantikannya tetap terpancar. Lingkaran hitam yang setia membingkai kedua bola matanya bisa menjelaskan bahwa sang empunya sudah banyak kehilangan waktu untuk beristirahat.

Pada awal membaca riwayat kesehatan wanita paruh baya yang berada di hadapannya ini, Aufar mulai bertanya-tanya. Kenapa pasien ini direkomendasikan untuk menemuinya? Padahal menurutnya gejala-gejala yang tertulis dalam rekam medis itu jelas menunjukkan bahwa si pasien lebih cocok ditangani oleh seorang psikolog. Ada apa ini?

Setelah melihat wajah pasien itu dengan jelas, Aufar sedikit memicingkan sebelah matanya.

"Sepertinya aku pernah melihat wajah Ibu ini sebelumnya, tapi dimana ya?" Pikirnya.

Aufar mulai membuka kembali rekaman dalam memori terbesarnya tentang sosok Ibu ini. Namun sebesar apapun ia mencoba mengingat hal tersebut, hasilnya tetap nihil. Otaknya buntu. Tidak menemukan titik terang.

"Ah, mungkin perasaanku saja," tepisnya. Kemudian kembali menekuk kedua siku diatas meja untuk menopang dagunya yang terlihat sedikit terbelah.

"Apa Ibu ingin mengatakan sesuatu?" Aufar tersenyum hangat, berharap semoga senyuman itu berhasil menghipnotis sang Ibu sehingga mau berbicara lepas, seperti yang dilakukan oleh Uya Kuya kepada setiap tamu dalam tayangan talkshow yang dibawakan olehnya di salah satu stasiun televisi nasional.

Mendengar pertanyaan yang terlempar dari bibir Aufar, pasien itu kembali menundukkan kepalanya sejenak, kemudian mendongakkannya kembali dengan tatapan sendu.

"Fahri....."

Bersambung..

1
Erlinda
kenapa sih Thor selalu tokoh wanita nya dibikin bodoh dan goblok..
NA_SaRi: Maaf ya ibu🙏
Semoga endingnya nti gak mengecewakan ya🙏
total 1 replies
Erlinda
jujur aq paling benci dgn wanita lemah udah disakiti tp masih aja bertahan dgn alasan anak .cerita ini hampir sama dgn kehidupan aq tp aq ga mau lemah mending pisah daripada makan hati toh anak anak satu saat akan mengerti...dan alhamdulillah aq dan anak anak baik baik aja sampai sekarang
NA_SaRi: Alhamdulillah, sehat selalu utk ibu dan anak2 ya, bahagia selalu
total 1 replies
ZaZa
okkk gue faham😁
KOwKen
endingnya gni, gatau pen komen apa antra seneng dapet dedek tp di tinggl bni.
KOwKen
gua kok komennya di part ginian doang
senjatheutic
Up
Hasni Ahsan
😭😭😭😭
KOHAPU: maaf mengganggu klo sempet mampir ya ke novel q judulnya

"Asisten Nona Muda"

thanks 🌸🌸🌸🍀🍀🍀🍀
total 1 replies
BELVA
sip semangat nulis ya ..udah boom lengkap aku di tambah tipsnya jg...👍😁
Ayuwidia
Sukses untuk semua karya2 nya, Kak Novi atau kak Sari ya? 😁😁😁

tep semangat berkarya 😘😘😘
Ayuwidia
Aliaaa jahilll juga ya kamu... 😁😁😁 Kasihan tuch, si Aufar sudah mode on ...krna godaanmu 😆😆😆

Aissshhh, si wanita lucnut mau brmain api... benar kata alia, Jangan sampai apinya mlah membakarmu sendiri ....
Ayuwidia
Pasangan pengantin baru yang bikin baper parah??? 😆😆😆 Dibalik kebahagiaan mereka, ada sepasang mata rubah yang mengintai ... Far, jangan sampai si rubah ciwi itu merusak hubunganmu dengan Alia.... 😬😬😬
Ayuwidia
Aku hadir Alia .... maaf jalannya lemot kayak siput, jadi mampirnya sangat sangat terlambat ... 😅

Prolognya sudah sangat bikin baper ... Jadi penasaran, siapa sihhh sebenarnya ... suami Alia??? 😆😆😆

Btw, Alia sosok wanita yang mengagumkan. Dia berpikiran positif kepada dzat yang maha menautkan hati... Meski belum pernah bertemu dengan calon suaminya, Alia yakin dan menerima calom imamnya itu dengan keikhlasan hati...

Semoga sakinah mawadah warohmah, Alia 😘
Rahayu Pus
aku ada kapak....pakek kapak aj Thor Lo belati GX ada
Nofi Kahza
belum bisa komen gw, belum bisa move on. Besok aja deh gw komennya..😒😒😒

beneran gk komen gw.😒😒
Nofi Kahza
Ya Allah. ni Kak Nov ngajak gelut kayaknya😭😭 pagi2 gw dqh dbikin nangis😭 kenapa..kenapa kau tega sekali..
Sumpah gw kagak rela, kenala kebahagiaan mereka cm singkat?

Tolong hdupkan kembali Alia😭😭
Nofi Kahza
pundung artinya apa kak nov?
huh, dasar si coklat batangan. Gw kira Berry transgender beneran🤨 atau lemah sahwat

ciee..jimmy udah ada benih2 cinta tp masih berusaha mengelak.. 🤣

alia pasti mau melHirkan itu..🥺🥰
Nofi Kahza
jangan jangan Mr. Berry itu adalah transgender🤔
Nofi Kahza
wadoooww! gw masih kecil .. masih polos. umurku masih 12 thun, tp gw lanjut baca part ini. maaf gw khilaf. ni jari tetep nyecroll. mata tetep baca setiap kalimatnya.🤣🤣🤣
dineeeey: Hai , mampir yuk ke novelku yang berjudul
" WANITA SIMPANAN ( end ) & FIRST LOVE (end) , DI BALIK POLOSNYA " dijamin seru dan bikin emosi
total 1 replies
Nofi Kahza
ealah..q kira ke ausi beneran🤣 ternyata tetep ke turki.

hus..hus.. lu ko galak amat, gmnq ya jdnya cewe galak trs bucin😏
Siti Rohana
Alia kenapa....

pundung apa sih Bu author...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!