"Kesalahan apa yg telah ku lakukan dalam hidupku.Sehingga harus menikah dengan bocah sepertimu" Arzella menatap pria di depan nya ini dengan nyalang dan nafas yang menderu menahan amarah.
tapi berbanding terbalik dengan Rimba,pria tampan itu justru hanya tersenyum jahil serta menarik pinggang Arzella dengan tangan nya agar tubuh Arzella bisa lebih dekat dengan nya.
"Rimba! Lepasin!."
Arzella berontak dan berusaha melepaskan tangan Rimba dari tubuhnya.
"Kamu bilang apa tadi sayang?Bocah?"
"Apa kamu tahu sayang,bocah di depan mu ini bisa membuat banyak bocah bersamamu!".
Ucap Rimba tegas serta menggoda,Membuat bulu kuduk Arzella merinding dan merasa terancam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deanggraini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hamil? Kok bisa!
Aku terbangun dari tidurku saat cahaya matahari masuk menembus gorden kamar kami. Aku duduk sambil meregangkan tubuhku yang terasa pegal semua pagi ini, seperti orang yang habis lomba lari ratusan Mil saja.
"Pagi.."
Aku menoleh kearah suara bariton yang menyapaku. Aku melihat suamiku yang sudah rapi dengan stelan kemeja kantornya.
"Ahhhh...sepertinya aku kesiangan lagi" ujarku pelan tapi masih dapat di dengar oleh suamiku. Rimba hanya tersenyum sambil menghampiriku. Lagi-lagi ia mengusap kepalaku dan menciumnya dengan lembut.
Ku peluk dirinya dari samping dan menghirup aroma maskulin yang keluar dari tubuhnya. Ntah kenapa akhir-akhir ini aku sangat menyukai aroma tubuhnya ini.
"*Kalau kamu masih capek, kamu istirahat saja dulu di rumah ya. Mas gak mau nanti kamu sakit"
"Tapi, mas ak*..." belum sempat aku menyelesaikan kata-kata ku tiba-tiba rasa mual ini datang lagi.
Hueekkk...
Aku menutup mulutku dan turun dari ranjang berjalan tergesa-gesa kearah kamar mandi dan langsung memuntahkan isi perut yang sedari tadi memaksa ingin keluar. Namun sama seperti hari sebelumnya tidak ada satu makananpun yang keluar, hanyalah cairan bening.
Rimba mengurut tengkukku dan memberikan kenyamanan padaku. Aku melihat dia tersenyum bahagia, dari pantulan kaca di depanku.
"Apa masih mual?" tanyanya khawatir melihat wajahku yang sudah pucat pasi.
"Tidak perlu!, aku baik-baik saja mungkin aku masuk angin karna sering telat makan akhir-akhir ini"
Rimba mengernyitkan alisnya saat mendengar perkataanku.
"Masuk angin? Apa ada masuk angin yang bikin perut seseorang semakin membesar?" Aku melihat tangan Rimba yang mengelus perutku yang memang terlihat membuncit seperti orang yang sedang kekenyangan.
Aku benar-benar tidak menyadari perubahan pada tubuhku yang satu ini. Atau memang aku yang telah mengabaikannya.
"Terima kasih sayang, telah menghadirkan dia diantara kita" ucapnya dengan mencium puncak kepalaku dengan tangan yang tidak lepas dari perutku.
"Mas mau nanti kita periksakan ya? mas mau lihat perkembangannya"
"Iya" ucapku singkat sambil menganggukkan kepalaku pelan. Aku hanya bingung apa benar aku hamil? bagaimana mungkin? bukankah selama ini aku selalu rutin mengkonsumsi pil kontrasepsi itu.
Ahhhh... aku bingung. Tapi, walau bagaimanapun aku juga merasa bahagia dengan berita ini. Aku harap kalian tumbuh dengan sehat ya disana.
****************
Siang ini Rimba membawaku cek up ke dokter kandungan untuk memastikan keadaanku dan untuk melihat kondisi janin yang ku kandung.
"Atas nama nyonya Arzella putri " panggil seorang perawat dari arah pintu.
Aku yang merasa di panggil pun masuk menuju ke arah ruangan Dokter Yola tentunya, bersama Rimba yang selalu menggenggam tanganku.
"Selamat siang ibu Arzella, apa kabar?". tanya Dokter Yola saat kami duduk di hadapannya.
"Baik Dokter hanya sering merasa mual-mual saja dan nafsu makan saya menghilang" kelasku pada Dokter Yola.
"Owhhh itu biasa terjadi pada ibu hamil kok" jawabnya ramah menanggapi keluhanku.
"Mau sekalian cek bayinya pak?" tanya Dokter Yola kepada Rimba yang sejak tadi tidak berhenti tersenyum sambil tangannya mengelus perut menonjolku.
"Iya Dok, periksa saja, saya mau lihat perkembangan anak saya" ucapnya senang.
"Silahkan tiduran di kasur ya buk, saya akan memeriksa perkembangan si adek bayinya"
ucap Dokter Yola.
Akupun tiduran diatas kasur yang sudah di sediakan.
Dokter Yola mengusap sebuah jel ke perutku.
Dokter itu mulai memeriksa perutku.
"Nah itu bayi nya buk, sudah agak besar perkiraan usianya sudah mau memasuki 9 Minggu" ujar Dokter Yola.
Aku menatap Rimba yang begitu senang melihat nyawa lain yang sedang tumbuh dalam diriku.
Ia terharu dan matanya berkaca-kaca karna bahagia melihat anaknya.
Akhirnya setelah di periksa aku turun dari ranjang tadi dan duduk lagi di hadapan Dokter Yola.
"Ini obat serta vitamin penguat kandungan nya ya buk, di jaga selalu dedek bayinya ya buk. dan bapak tolong ingatkan ibu nya agar jangan kerja yang berat-berat dulu, banyak beristirahat, memakan makanan bergizi seimbang, dan bapak jangan buat ibunya stres. Karna itu sangat berpengaruh pada perkembangan janin yang dikandung dan dapat membuat kondisi janinnya lemah" jelas Dokter Yola.
"Baik Dok, kalau begitu kami permisi. Terima kasih banyak dok" ucap Rimba.
Kami pun keluar dari ruangan Dokter Yola. Sebenarnya ada hal yang ingin aku tanyakan pada Dokter Yola tadi. Tentang kontrasepsi yang aku konsumsi, kenapa aku bisa hamil jika aku rutin mengkonsumsi nya. Tapi pertanyaan itu urung aku tanyakan karna aku begitu terpana melihat reaksi Rimba yang diluar expetasi ku.
Apa sebegitu berharapkah ia terhadap anak ini, hingga senyum lebar itu tak pernah lepas dari bibirnya. Belum lagi tatapan matanya yang berbinar melihat layar monitor yang menampilkan gambar mahluk kecil penghuni rahimku.
Ahhhh.. betapa beruntungnya kamu nak memilik ayah yang begitu mengharapkan dan mencintaimu bahkan sejak kamu belum berada di dalam kandunganku.
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
JDI SKRG NUNGGU BRITA AMEL YG DIKATAKN RIMBA WANITA ULAR OLEH RIMBA..
FIX, UNTUK MASALH DION KYKNYA MMG DIHABISI OLEH RIMBA..