NovelToon NovelToon
Accidentally Wedding

Accidentally Wedding

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Kunay

Berawal disalahpahami hendak mengakhiri hidup, kehidupan Greenindia Simon berubah layaknya Rollercoaster. Malam harinya ia masih menikmati embusan angin di sebuah tebing, menikmati hamparan bintang, siangnya dia tiba-tiba menjadi istri seorang pria asing yang baru dikenalnya.

"Daripada mengakhiri hidupmu, lebih baik kau menjadi istriku."

"Kau gila? Aku hanya sedang liburan, bukan sedang mencari suami."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kunay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan Pernikahan Main-main

Hari ini Green tidak terlalu banyak mengambil pekerjaan sampingan hingga ia memutuskan untuk kembali ke rumah lebih awal.

Saat membuka pintu apartemennya, Green sedikit mengernyit karena seperti mendengar ada orang lain di dalam rumah itu. Benar saja, begitu kakinya menjejak di bagian dalam, Green langsung melihat seorang wanita berusia sekitar tiga puluhan sedang menyapu rumahnya.

Tidak berhenti sampai situ, seseorang lainnya juga sedang berada di dapur. Sepertinya sedang memasak. Baru saja gadis berambut ikal itu akan membuka mulutnya, tiga orang pria keluar dari kamarnya.

“Apa yang sedang kau lakukan dengan rumahku?” Green menghampiri Rex dengan kesal. “Apa kau berniat menjadikan rumah kecil ini sebagai penampungan?”

“Kau sudah pulang?” jawab Rex dengan pertanyaan lain. “Aku baru saja memasang water heather di kamar mandi,” katanya menunjuk dua orang tukang yang baru saja menyelesaikan pekerjaan. “Sedangkan mereka sedang membersihkan rumah ini dan ada juga yang memasak. Dia sangat pintar memasak, ke depannya kau hanya perlu menghangatkan makanan di airfryer.”

Rex berjalan melewati Green, mengabaikan reaksi wanita itu yang siap meledak kapan saja.

“Apakah kau sudah membawanya?” Rex sedang menerima panggilan entah dari siapa. “Baiklah, kau bisa membawanya ke lantai tiga.”

Rex mengantar dua tukang pergi dan dia berdiri di dekat pintu masuk, menunggu seseorang datang. Tidak lama, Antonio muncul dengan seorang pria yang membawa barang di tangannya.

“Apa lagi yang kau lakukan?” tanya Green melihat dua barang berukuran cukup besar dibawa Antonio dengan orang yang belum dikenalnya.

“Aku memintanya untuk membawakan mesin kopi dan juga penyaring udara.”

Green menganga dengan perkataan Rex yang santai seolah itu bukan masalah besar. Jelas-jelas rumah itu tidak besar. Bagaimana mungkin dia dengan santainya menambah banyak barang.

Green juga baru menyadari sesuatu. Di depan sofa miliknya, sekarang ada sebuah tv yang berukuran cukup besar dan juga di bagian bawahnya terdapat mesin game. Itu benar-benar membuat kepalanya semakin sakit.

Melihat ekspresi Green yang semakin kesal. Rex berkata dengan acuh tak acuh. “Kau jangan marah dulu. Tenang saja, lagi pula semua ini aku beli dengan uangku dan mereka juga dibayar olehku.”

Green terlihat hendak membuka mulutnya, tapi akhirnya dia melangkah pergi menuju kamarnya. “Terserah kau saja.”

Setelah Green menghilang di balik pintu kamarnya. Rex mengatur penyimpanan barang yang dibawa oleh asistennya.

“Tuan,” panggil Antonio pada majikannya yang sedang sibuk.

“Ada apa?” sahut Rex tanpa mengalihkan pandangan dari pekerjaannya. “Nyonya Tua menyuruh Anda segera kembali ke mansion lama. Selain itu—“ Antonio menyodorkan sebuah undangan. “Undangan dari keluarga Anderson untuk menyambut kedatangan cucu mereka dari luar negeri. Selain itu, pestanya diadakan untuk membuka peluang kerja sama baru dengan mereka.”

Rex yang sedang meletakkan pembersih udara segera menghentikan kegiatannya dan berbalik menghadap Antonio lalu menerima undangan tersebut.

“Nenekku masih belum menyerah soal perjodohan itu?” tanya Rex memperhatikan undangan di tangannya. Padahal hanya undangan makan malam biasa tapi terlihat sangat mewah, menunjukkan status sosial mereka.

Antonio sedikit menunduk sebagai jawaban. “Nyonya Tua juga ingin kita menjalin kerja sama dengan mereka.”

Tidak bisa dipungkiri A.R.N-Global Group, perusahaan multinational milik keluarga Anderson adalah perusahaan besar yang akan sangat menguntungkan jika bisa bekerja sama dengan mereka. Apalagi di kondisi perusahaan Rex yang seperti sekarang yang sedang mengalami sedikit kemunduran karena kejenuhan pasar.

Akan tetapi, Rex tahu betul kerja sama dengan mereka tidak akan diberikan secara gratis. Apalagi neneknya sejak lama berniat menjodohkannya dengan nona muda Anderson yang sedikit misterius.

Sejak lama, semua orang tahu keluarga Anderson memiliki tiga orang anak tapi tak seorang pun pernah tahu seperti apa nona muda keluarga tersebut. Menurut berita yang beredar, dia tinggal di luar negeri selama ini. Bahkan saat Tuan Anderson meninggal, bungsu dari tiga bersaudara itu tidak muncul.

Hal itulah yang membuat Rex enggan menyetujui permintaan sang nenek tentang perjodohan. Bagaimana mungkin seorang anak tidak hadir di pemakaman ayahnya sendiri? Pandangan Rex langsung terlihat sangat buruk tentang wanita itu. Baginya Nona Muda Anderson hanya wanita manja yang hanya memikirkan dirinya sendiri.

“Aku akan memikirkannya.” Rex segera menyimpan undangan tersebut dan menyelesaikan semua pekerjaan, lalu menyuruh semua orang segera meninggalkan apartemen.

Di dalam kamar, setelah meninggalkan Rex yang sedang sibuk. Green masuk ke dalam kama mandi, membuka kabinet di belakang cermin lalu mengeluarkan beberapa butir obat dan meminumnya segera.

Wajahnya seketika dibasahi oleh keringat dingin, kenapa kondisinya semakin hari tidak pernah semakin baik?

Setelah beberapa saat menenangkan diri, Green keluar dan segera setelah membersihkan diri dan mengganti pakaiannya.

Begitu keluar dari kamar, Green melihat ruangan yang tidak terlalu besar itu kembali sepi, hanya ada Rex yang duduk di sofa dengan beberapa makanan di atas meja, di hadapannya.

“Kau sudah selesai?” tanya Rex dengan santai lalu turun dari sofa. “Kemarilah dan makanlah.”

Green tidak mau berdebat dengan pria itu. Ia memilih untuk di hadapan suaminya dan segera mengambil peralatan makan yang sudah disiapkan.

Rex melihat Green yang hanya diam saja setelah keluar dari kamar. Akhirnya dia memilih untuk diam sampai mereka menghabiskan makanannya.

“Kau masih kesal?” tanya Rex melirik Green ragu?

Tanpa menjawab, lirikan tajam gadis itu sudah membuat Rex terkekeh. “Aku melakukan itu demi kenyamanan kita juga.” Rex berhenti lalu menatap istrinya. Melihat Green yang hendak menimpali buru-buru dia meneruskan. “Kau sering pulang malam dan mandi dengan air dingin itu tidak baik untuk kesehatanmu. Udara di lingkungan ini juga tidak terlalu bagus. Itu sebabnya aku membeli semua ini.”

“Aku membeli game dan juga televisi, tidak mungkin, kan, setiap kita bertemu kita bertengkar? Kecuali...”

Rex menghentikan ucapannya dan melirik Green dari atas sampai bawah.

“Apa yang kau pikirkan? Dasar mesum.” Green menyilangkan kedua tangannya di bagian depan tubuhnya. “Jangan berpikir macam-macam atau aku akan melemparmu dari sini.”

“Galak banget.” Gerutu Rex mengalihkan pandangannya dengan bergidik, membayangkan bagaimana wanita itu melemparnya dari lantai tiga ke bawah.

“Ngomong-ngomong... ,” ucap Green menggantung. “Kau berbicara seolah kau akan tinggal di sini selamanya.”

“Tentu saja tidak!”

“Baguslah. Segera pergi.”

Rex menyeringai lebar dengan jawaban itu seolah sudah menebaknya. “Kalau kau bersedia, kita bisa tinggal di rumahku.”

“Enyah!”

Green melemparkan sendok di dekatnya yang langsung ditangkap oleh Rex yang tertawa terbahak-bahak.

“Tidak lucu sama sekali.” Green kesal. “Kakimu sepertinya sudah sembuh, sepertinya aku tidak perlu lagi bertanggung jawab.”

Rex yang sedang tertawa segera berhenti.

“Tidak mungkin, kan, kau berpikir untuk meneruskan pernikahan konyol ini?”

Wajah Rex berubah, tidak ada jejak kejenakaan yang tersisa. “Tidak ada pernikahan yang konyol. Sejak awal, pernikahan ini sungguhan, terdaftar di catatan sipil dengan sah. Jika kau berpikir pernikahan ini akan selesai begitu kakiku sembuh. Lebih baik segera hilangkan pikiran itu. Jangan bermimpi aku kan melepaskanmu.”

Usai mengatakan itu, Rex berdiri dan pergi meninggalkan Green yang terlihat bingung dengan kemarahan Rex yang tiba-tiba.

Apa maksudnya? Apakah sejak awal pria itu berpikir serius soal pernikahan mereka? Bagaimana bisa? Mereka bahkan tidak pernah benar-benar saling kenal. Green sendiri tidak pernah berusaha mencari tahu orang seperti apa suaminya.

1
BCuan
maksa kali, Rex🤣🤣🤣
Fera Susanti
kasian juga green..
Fera Susanti
iya peluk aja yg erat biar ga kabur..😁
Fera Susanti
sampe part ini blm terbongkar kan alasan green sampe menjauh dr keluarga nya??..
Fera Susanti
ayo cepat terbongkar nona muda Anderson
hasatsk
greenidia belum menerima pernikahannya dengan Rex, sementara Rex menganggap pernikahannya tidak bisa di sebut konyol karena sudah tercatat secara agama dan catatan sipil ..
Fera Susanti
masih meraba raba..
hasatsk
Haha...Rex kena juga dikerjain greenidia....
Fera Susanti
apa???..🤭
Fera Susanti
teka teki silang
hasatsk
jadi greenidia keluar dari rumahnya karena disalahkan oleh ibunya atas kematian ayahnya......
hasatsk
mungkinkah itu Rex?
Fera Susanti
iiih siapa dia??
hasatsk
mau mengerjain eh malah dikerjain🤣🤣🤣
Fera Susanti
😁
hasatsk
haha..kamu kena jebakan Rex lagi, greenidia.....
hasatsk
kau benar, pada akhirnya akulah yang tertipu...haha
malam pertama Rex jadi merawat greenidia....
Fera Susanti
up
hasatsk
mulai terkuak .....
Fera Susanti
masih meraba raba..
semangat trs Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!