NovelToon NovelToon
Cinta Luka Derita

Cinta Luka Derita

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Obsesi / Cerai / Cinta Terlarang
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mahlina

Bukan menantu pilihan, bukan pula istri kesayangan. Tapi apa adil untuk ku yang dinikahi bukan untuk di cintai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Wati menghembuskan nafasnya perlahan, "Kita langsung aja ke tempat tujuan deh pak, sesuai yang ada di aplikasi!"

"Gak jadi mampir dulu, mbak?"

“Gak perlu, pak! Cepat sampai pada tujuan itu jauh lebih baik buat saya!" seru Wati datar.

Malik terkekeh dengan tanpa tau malu, "Kirain mau lebih lama dengan bapa, mbak!"

Wati memutar bola matanya malas, "Ngaur!"

‘Sebenarnya aku berharap Wati memilih tinggal dengan ku di mansion atau di mana pun Wati ingin! Tapi nyatanya aku salah, dia malah memilih tinggal bersama dengan Nisa. Aku harap Nisa bisa meracuni pikiran Wati untuk tinggal dan menerima ku.’ pikir Alex dengan netranya yang sesekali melirik Wati.

Wati menatap tajam Malik, entah hatinya atau pikirannya yang tengah kacau, membuat Wati merasa di perhatikan si supir. Tampilan pak supir yang tampak aneh, membuat Wati menjadi lebih waspada.

Wati mengepalkan tangan nya erat, ‘Tadi aja ceritanya bikin nyesek, sekarang udah bisa menggoda. Dasar pria sama aja, gak tua, gak muda, gak pria beristri sama aja mata keranjang. Menjengkelkan!’

“Ada apa ya, mbak? Kok ngeliatin bapa terus? Udah mulai terkena virus cinta ya, mbak?” tanya Malik dengan tingkat percaya dirinya yang tinggi.

Wati bergidik kesal, “Dih siapa juga yang ngeliatin bapa! Ada juga bapa tuh yang aneh, diam diam ngelirik saya terus! Kenapa? Ada yang salah dengan saya?” beo nya dengan nada gak santai.

Malik menggaruk kepalanya, untungnya wajah gugupnya gak tampak di mata Wati dengan terhalang masker, kacamata dan topi. Penyamaran Alex kali ini benar benar di luar nurul. Jika bukan Leo yng memberinya ide gila itu. Sudah di pastikan Alex benar benar terancam kehilangan Wati.

Pria yang mengaku Malik di depan Wati, kini menggeleng.

“Tidak ada yang salah dengan, mbak Wati. Hanya saja sepertinya bapa tertarik dengan mbak. Mbak ini sepertinya wanita baik baik, setia, menerima pasangannya dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Bukan begitu, mbak? Bisa gak, bapa daftar jadi teman hidup mbak Wati!” tanya Malik terus terang.

Wati mengerutkan keningnya dalam, mengamati kembali Malik.

‘Aku gak salah kalo berpikir ini supir adalah pak Alex yang lagi nyamar. Bau parfumnya seakan terkurung di dalam mobil bersama dengan ku. Belum lagi ini si bapak makin lama ucapannya makin ninggi, persis pak Alex kan! Kalo ngomong gak mau kalah, selalu meninggi. Dan lagi lengan besar itu, sama persis dengan milik pak Alex, ada bekas cakaran ku.’ pikir Wati.

“Jangan mikir kejauhan, pak! Tolong buka topi bapa, saya risih melihat bapa memakai topi di dalam mobil. Kacamata juga perlu di buka tuh! Kesannya saya apa kali, pake kacamata hitam segala.” pinta Wati dengan tatapan penuh arti.

Alex menelan salivanya sulit, jemarinya mulai mengetuk ngetuk pada setir kemudi. Laki laki itu mulai panik.

‘Waduh, jangan bilang Wati kembali curiga pada ku? Apa dia akan mengenali ku jika aku membuka topi ku? Bisa kacau jika sampai Wati mengenali ku! Dia pasti gak akan mau aku antar je rumah temannya itu!’ pikir Alex.

Wati memiringkan kepalanya, dengan netranya yang fokus pada Malik. Wanita itu benar benar mengawasi tindak tanduk Malik. Pria yang ia curigai adalah Alex, mantan atasannya di tempat kerja sebelumnya.

Wati tersenyum sinis, “Kenapa diam, pak supir yang bernama Malik! Coba tolong buka topi mu! Baru kali ini aku melihat supir taksi online aneh seperti mu!”

“Aduh jangan deh, mbak! Rambut bapak bau bangat ini, maklum satu bulan ini belum keras.” dusta Malik, mencari alasan.

“Gitu ya! Kalo masker, coba buka maskernya pak!” pinta Wati seakan gak kehabisan ide untuk membongkar penyamaran Alex.

“Aduh jangan deh, mbak! Bapa lagi ha’cih! Ha’cih! Hidung bapa lagi ha’cih gatal. Sepertinya mau flu berat ini!” dusta Malik dengan pura pura bersih.

Wati menyanggah lengannya di pintu mobil.

“Benarkah? Kok saya merasa selama perjalanan, bapa baru kali ini bersin. Terlihat jelas pak Malik ini lagi mengada ada akan sakit bapak satu ini kan!” tebak Wati tepat sasaran.

Malik terkekeh canggung, “Ahahahha mbak Wati ini, kan tadi bapa sudah jelasin lagi flu. Takut mbak nya tertular, jadi bapa pake masker aja.

“Yakin gak ada maksud lain selain flu?” desak Wati.

“Gak ada, mbak. Gak ada untungnya juga buat bapa membohongi mbak Wati.” celetuk Malik dengan nada meyakinkan.

“Oke, dosa bapa yang tanggung sendiri! Tolong lebih cepat lagi, pak!”

“Ini sudah maksimal mbak!  Kecepatan paling aman untuk sampai tempat tujuan, mbak!” dusta Malik dengan menahan tawa, melihat Wati yang tampak mengerti dengan perkataannya.

Mobil yang di kemudikan Alex dengan pasti keluar dari jalan bebas hambatan.

“Kita sudah aman pak! Bisa tolong lebih cepat? Saya ingin cepat sampai, pak!” seru Wati dengan datar.

Alex berseringai, “Baik lah, jangan menyesal ya, mbak!!”

“Untuk apa menyesal!” Wati mengalihkan pandangan dengan lurus ke depan.

“Baik lah, menambah kecepatan ya menambah kecepatan. Untuk apa takut!”

Alex mulai menambah kecepatan laju kemudinya, kelihayan nya dalam mengemudi gak lagi di ragukan. Alex benar benar mengerahkan kemampuan nya, ia bahkan tanpa ragu menyalip beberapa kendaraan di depannya, terus melaju kencang membelah jalan.

“Aahhhh pak supir gila, kau mau membuat ku mati hah? Turunkan kecepatannya! Astagaaaa pak supiiiiiir!” teriak Wati dengan wajah pias, ke dua tangannya bahkan sampai berpegangan erat pada pegangan yang ada di atas pintu.

“Bukannya ini yang mbak Wati inginkan? Lebih cepat kan? Biar cepat sampai mbak!” Alex menarik sudut bibirnya puas, saat melihat wajah pias Wati.

Wati melepaskan tangan kirinya dari pegangan, dengan gemas ia menggeprak lengan Malik.

Prak prak prak.

“Cepat turunkan kecepatannya! Dasar supir gila!” umpat Wati dengan nada gak santai.

Dengan sengaja Alex menggoda Wati, pura pura tidak mendengar ocehannya.

“Apa, mbak? Ingin lebih kencang lagi?”

“Aaahhhh kau gila pak Malik!! Aku takut, aku masih ingin hidup, cepat turunkan kecepatan nya!” teriak Wati histeris, merasa nyawanya di ujung tanduk.

Ciiiiiiit.

Malik menoleh ke arah belakang, “Kita sampai, mbak! Sampai pada tempat tujuan mbak Wati!”

Mobil berdecit mana kala Alex menginjak pedal rem pada salah satu rumah, tempat tujuan Wati.

“Dasar supir gila! Bapak itu sudah hampir membuat saya mati ketakutan! Hampir aja jantung saya ini lepas dari tempatnya!” Wati menatap jengkel Malik, dengan gemetar pula ia mencoba mele paskan sabuk penga man dari tubuhnya.

“Bibir mu rasanya sangat menggoda, tidak lelah kah terus mengumpat bapa, mbak?” Alex membuka topi dan maskernya.

“Menggoda pala mu! Kenapa ini sulit sekali untuk di lepas?” Wati terus menunduk, membuka sabuk pengan di tengah gemetarnya tangan karena ketakutan.

“Perlu aku membantu mu, sayang?” tawar Alex dengan seringai di bibirnya, tangannya bahkan berani menyentuh tangan Wati yang sedingin es.

Bersambung…

1
lina
dasar laki gila
lina
bisanya ngancem
lina
udah pecat bae
lina
dasar netizen julid
lina
u yg bodoh lex
lina
dasar bucin
lina
jamagn d puji
lina
biar u kenyang
partini
good story
partini
good story
lina: mksh tini👍
total 1 replies
lina
kan lg bucin jd g tau malu 🤣
lina
masih bae ngamuk
lina
udah apa d seret bae itu
lina
malu bgt itu g d akuin
lina
definisi cewe g tau malu
lina
pekor 2
lina
u yg g punya adab
lina
sabar
lina
enk klo tinggl mkn
lina
sabar2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!