Wan Yurui terbangun kembali saat usianya masih belia. Ingatan di dua kehidupan itu melekat kuat tidak bisa di hilangkan. Satu kehidupan telah mengajarinya banyak hal. Cinta, benci, kehancuran, kehilangan, penghianatan dan luka.
Di kehidupan sebelumnya dia selalu diam di saat takdir menyeretnya dalam kehampaan. Dan sekarang akankah semua berbeda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memikirkan cara yang lebih efektif
Bau dupa wewangian telah menyebar memenuhi ruangan kamar. Beberapa wewangian herbal juga di percikkan kesetiap sudut ruangan agar serangga tidak masuk melalui celah kecil.
Suara ketukan pintu terdengar, pelayan Ayun segera membuka pintu utama. Pengawal Qin Feng masuk menghadap ke Nona mudanya. "Nona muda, beberapa waktu ini Ibu Kota Jingya tengah mengalami gejolak perebutan kekuasaan. Di lihat dari keberpihakan Kaisar Yun. Pangeran kesebelaslah yang akan menduduki tahta Kekaisaran. Sedangkan putranya yang lain masih saling menyerang dalam kegelapan." Mengeluarkan surat kecil di dalam lipatan sabuknya. "Mata-mata juga telah memberikan kabar jika Pangeran kedelapan belas telah keluar dari pengasingan. Kali ini beliau tetap diam di kediaman pribadinya tidak pernah ikut campur masalah pemerintahan."
Wan Yurui menerima kertas kecil itu. Dia membaca beberapa kalimat yang tertulis di dalamnya. "Tahun ini Pangeran kesebelas tidak akan bisa selamat dari pergerakan lawannya. Kekacauan pasti akan terjadi. Dan Panglima Yu Xiao akan di tarik kembali ke Ibu Kota." Menatap kearah Jendela yang terbuka. Cahaya rembulan terlihat sangat indah. Wanita itu bangkit berjalan menuju kearah jendela. Dia menyaksikan langit malam yang terlihat sangat cerah. Tanpa awan yang menutupi hanya memperlihatkan milyaran bintang bertaburan di angkasa luar.
"Saat itu tiba gejolak yang sebenarnya di pemerintahan akan membunuh siapa saja yang hanya diam menanti kematian. Setiap orang menginginkan kejayaan, setiap orang menunjukkan keberpihakan. Hanya satu orang yang selalu bersembunyi dalam kesenyapan menunggu kesempatan. Dia adalah Pangeran kedelapan belas satu pergerakannya mampu merubah sejarah dunia."
Hela nafas terdengar. "Qin Feng, tetap awasi pergerakan Pangeran delapan belas. Dia adalah kunci dari semua misteri yang ingin aku pecahkan."
"Baik."
Pengawal Qin Feng pergi kembali.
Pelayan Ayun datang memberikan jubah tebal kepada Nona mudanya. "Musim dingin akan datang. Nona muda, anda harus menjaga kesehatan."
Wan Yurui menatap dengan senyuman lembut kearah pelayannya. "Ayun setiap kamu menunjukkan perhatian. Aku selalu rindu kepada Ibu."
Pelayan Ayun tersenyum. "Nyonya pasti juga sangat merindukan Nona muda."
Satu ingatan membuat nafas Wan Yurui tertahan. Dia langsung berlari menuju kursi, "Ayun ambilkan aku kertas dan kuas."
"Baik." Pelayan Ayun mengambil semua barang yang di inginkan Nona mudanya.
Setelah semua yang di minta ada di hadapannya. Wan Yurui mulai menulis kata demi kata. Di dalam surat itu tertulis jelas, "Ayah, aku tahu identitas asliku. Jika surat dari timur telah datang. Aku siap kembali." Surat di lipat membentuk persegi. "Segera kirim surat ini kepada Ayah."
"Baik." Pelayan Ayun pergi menjalankan perintah.
Di dalam ruangan kamar dengan penerangan lilin seadanya. Wanita itu terdiam menatap kearah kobaran kecil di hadapannya. "Karena keegoisanku mengejar cinta. Aku hampir lupa dengan orangtua kandungku." Telunjuk tangan kanannya mempermainkan nyala api yang ada di lilin. "Di kehidupan sebelumnya mereka telah mengambil segalanya dariku. Sekarang aku tidak akan diam saat ancaman datang."
Malam itu Wan Yurui tidak bisa beristirahat dengan tenang. Pikirannya terus menjelajah kesegala arah. Memikirkan semua kemungkinan yang akan terjadi selanjutnya. "Aaaa..." Merenggangkan tubuhnya lalu menekan leher yang terasa kaku.
Pelayan Ayun datang membawakan baskom air hangat untuk mencuci muka. Baskom di letakkan di atas meja. "Nona muda, saya akan menyiapkan sarapan untuk anda."
Wan Yurui mengangguk mengerti. Lapisan gaun dalam di lipat sebatas siku agar tidak terkena cipratan air saat dia membasuh wajahnya. Rasa segar menyebar keseluruh lapisan kulitnya. Dia menggapai kain bersih di sisi lain meja untuk menyeka wajahnya. "Apakah dia ada di barak?"
"Nona muda, saya dengar hari ini Panglima Yu Xiao tidak ada di barak. Dia tengah menjalankan tugas resmi di luar," ujar Pelayan Ayun.
Hela nafas terdengar. "Apa kamu tahu dia pergi kemana?" Wan Yurui melihat kearah pelayannya. Namun Pelayan Ayun hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Kemasi semua barang. Kita cari tempat lain untuk menginap. Di dalam barak kita tidak bisa mengirimkan informasi ataupun mendapatkan informasi dari luar. Setiap gerakan bahkan sangat terbatas."
"Nona tidak ingin berdekatan lagi dengan Panglima Yu Xiao?"
"Tentu aku ingin. Aku sudah memikirkan cara yang lebih efektif lagi. Aku akan datang kebarak setiap hari namun tidak untuk tinggal. Hanya untuk melihat dia ada di sini. Jika dia pergi menjalankan tugas. Aku tentu juga bisa mengikutinya. Bukankah ini cara yang lebih berguna?" Wan Yurui bangkit dengan penuh semangat.
"Nona muda luar biasa. Bisa memikirkan cara yang hebat. Dengan begini Panglima Yu Xiao tidak lagi mampu melepaskan diri." Dalam hati Pelayan Ayun, dia juga merasa kasihan dengan Panglima Yu Xiao. Yang selalu terlihat tertekan setiap melihat Nona mudanya. Namun dia merasa senang Wanita muda di hadapannya selalu tersenyum penuh kebahagiaan. Di saat berada di dekat pria yang ia cintai.
Hari itu juga Wan Yurui dan pelayannya mengemasi semua barang. Mereka memutuskan keluar dari barak militer. Mencari kediaman kecil yang bisa mereka tinggali untuk sementara waktu. Kehidupan di barak tentu akan aman. Namun mereka juga akan meresa tertekan di saat setiap gerakan di awasi setiap mata dalam kegelapan.
Tiga jam waktu yang di butuhkan untuk Wan Yurui bisa menemukan tempat yang sesuai. Di desa kecil dekat perbatasan luar. Dia mendapatkan kediaman yang terbilang sangat murah.
Tringgg...
Bunyi lonceng angin yang tergantung di depan pintu utama cukup nyaring.
Krekkkk...
Pintu utama di buka.
Bruukkk..
"Ahhh..."
Pintu roboh meski di dorong sangat ringan.
Wan Yurui menelan ludah kecut. "Apakah kita sudah salah memilih kediaman?"
"Sepertinya begitu. Nona muda, saya akan mencari penipu itu." Pelayan Ayun ingin melangkah namun dia di hentikan Nona mudanya.
"Tunggu. Tidak perlu. Ini sudah lebih dari cukup." Melangkah masuk. "Lagi pula hanya ini satu-satunya kediaman yang sangat dekat dengan barak militer." Wan Yurui melihat ke sekelilingnya. Semua ruangan di penuhi debu dan sarang laba-laba. Dia mencoba tersenyum, "Ini cukup baik. Hanya butuh beberapa saat untuk membersihkannya."
Braaaaakkkk...
"Aaaaa..."
Pelayan Ayun langsung berteriak kuat bersembunyi di belakang Nona mudanya.
Papan besar jatuh dari atas penyangga ruangan kediaman.
"Jangan sampai aku melihat penjual rumah ini lagi," ujar Wan Yurui berusaha menekan kekesalan di dalam hatinya.
"Nona muda, lebih baik kita cari tempat lain saja."
"Baik. Kita cari penginapan untuk beberapa hari ini. Setelah kediaman selesai di perbaiki kita kembali." Wan Yurui melangkah keluar di ikuti pelayan setianya.
Pada akhirnya mereka harus mencari penginapan dengan jarak enam jam lebih dari barak militer. Namun baru saja mereka memasuki pintu utama penginapan keributan sudah terjadi.
Cetatkkk...
Cambuk langsung memukul mundur beberapa orang yang ada di sana.
"Apa kalian semua tidak tahu siapa aku. Berani-beraninya menghalangi jalanku." Gadis muda dengan cambuk di tangannya menatap angkuh.
Seorang pria paruh baya berlari sekuat tenaga menghampiri gadis muda itu. "Nona pertama." Memberikan hormatnya. "Saya tidak tahu Nona pertama akan datang ketempatku. Apakah saya boleh tahu alasan anda datang kesini?"
Melihat kesegala arah. "Aku mencari budakku yang telah kabur. Aku dengar dia bersembunyi di tempat kumuh ini." Nona pertama Zhuang Gu putri pejabat daerah di kota kecil itu terlihat semakin tidak sabar. "Geledah semua ruangan. Jangan biarkan lalat menjijikan itu kabur."
"Baik."
Semua penjaga kediaman yang ada di bawah kendali gadis muda itu segara berlari kesegala arah. Mereka mencari budak yang telah di beli beberapa hari terakhir oleh Nona mudanya.
pergi jauh jauh.....
jangan menempel sama mereka berdua.....