NovelToon NovelToon
Berandal Sekolah Kesayangan Ketos

Berandal Sekolah Kesayangan Ketos

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintapertama / Ketos / Teen School/College / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: LiaBlue

Senja Ociana, ketua OSIS cantik itu harus menjadi galak demi menertibkan pacar sekaligus tunangannya sendiri yang nakal bin bandel.
Langit Sadewa, badboy tampan berwajah dingin, ketua geng motor Berandal, sukanya bolos dan adu otot. Meski tiap hari dijewer sama Senja, Langit tak kunjung jera, justru semakin bandel. Mereka udah dijodohin bahkan sedari dalam perut emak masing-masing.

Adu bacot sering, adu otot juga sering, tapi kadang kala suka manja-manjaan satu sama lain. Kira-kira gimana kisah Langit dan Senja yang punya kepribadian dan sifat bertolak belakang? Apa hubungan pertunangan mereka masih bisa bertahan atau justru diterpa konflik ketidaksesuaian?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LiaBlue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Baju Nenek

Neo dan Rance terkejut melihat Langit datang bersama seseorang di belakangnya. Mereka berdua sudah menunggu Langit di depan gerbang utama komplek, dan kini dibuat terkejut oleh kedatangan Langit dengan seseorang.

“Anjir, Ngit! Lo bawa siapa? Mau ditabok sama Senja lo bawa cewek laen?” cetus Neo diangguki Rance.

“Kalo Senja ngamuk, gue gak ikut campur,” lanjut Rance balik diangguki Neo.

“Sama, gue juga gak mau disalahin, ya. Senja bisa ngeluarin jurus angin ternado sama angin puting beliung, bayanginnya aja udah ngeri gue,” sambung Neo bergidik ngeri.

“Apalagi kalo rambutnya tiba-tiba naik kayak sapu ijuk,” tambah Rance membuat Neo tertawa ngakak.

Langit cekikikan kecil, ia menoleh singkat, menatap seseorang yang diboncengnya. “Kayaknya bentar lagi malah bakal ada angin tornado, deh,” celetuk Langit.

Tawa Neo terhenti, Rance pun menoleh ketika Langit berucap seperti itu. Mereka berdua memperhatikan seorang gadis di kursi belakang motor Langit. Gadis itu mulai mendorong kaca helm ke atas, dan menarik masker di wajahnya.

“Anjir!”

Seketika Neo dan Rance mengumpat terkejut melihat wajah Senja. Bukannya terpana karena cantik, dua pemuda itu malah melihat Senja lebih horor dari setan. Langit malah sudah terbahak melihat wajah pucat dua sahabatnya.

“Hai, Ja,” sapa Neo dan Rance bak orang bodoh.

Senja menatap mereka berdua dengan mata tajamnya. “Ke sini!”

“Hah? Lo bilang apa, Ja? Kita gak denger, kita pake helm, Ja.” Neo berceloteh sembari memasang helmnya cepat.

“Gue denger, kok. Tapi gue ngeri mau ke situ,” celetuk Rance terlalu jujur.

Neo mendelik. “Cepet aja pasang helm lo, kita berangkat. Ck, lo mau ditempeleng?”

Rance pun langsung meraih helmnya, tetapi terhenti kemudian menatap Senja. “Lo ikut ke arena balap, Ja?”

“Hem,” deham Senja malas.

“Kenapa ikut?”

“Terserah gue, gue mau ikut,” jawab Senja ketus.

“Gue kira lo tadi nenek-nenek yang dibantuin Langit. Baju lo jadul amat.”

Senja menggerutu mendengar kalimat Rance, ia menatap kesal ke arah Langit. “Ini anak suruh gue pake baju mendiang Nenek, gimana gak jadul?”

“Apa? Demi apaa?” Neo tertawa lepas sembari memukul tangki motor sportnya.

“Biar apa? Apa sekarang fashion bunga-bunga kuning gini udah jadi trend? Kalo iya, gue mau juga, celana bunga-bunga, tapi warna merah,” tutur Rance.

“Ck, gak usah banyak bacot lo. Cepet aja berangkat sekarang, keburu balapannya kelar,” sela Langit malas.

“Tapi ‘ntar kasih gue celananya, ya,” pinta Rance.

“Ck, celana Nenek gue, mau lo? Belum nyampe pantat, udah keburu robek,” decak Langit membuat Senja dan Neo tertawa serentak.

Selalu saja interaksi mereka dibuka dengan pembahasan tak berfaedah. Tiga motor sport itu akhirnya melaju membelah gelapnya malam.

Hiruk pikuk kendaraan roda dua, sorakan manusia-manusia yang terjaga malam. Menghuni jalanan sepi di malam hari, membuat kebisingan. Kini Senja memperhatikan itu semua, ia cukup takjub melihat ramainya orang-orang di sekitar arena balapan.

Kedatangan tiga motor sport inti Berandal itu cukup menarik perhatian. Nama geng motor Berandal di kota Jakarta sudah termasuk terkenal dan disegani oleh geng motor lainnya, tentunya ada juga yang tak suka dan memilih menjadi musuh.

Langit membawa motornya ke arah sekumpulan pemuda yang memakai jaket lambang Berandal. Begitu pula dengan Neo dan Rance, kedatangan mereka terus diperhatikan, apalagi Langit datang membawa seorang perempuan.

“Siapa yang sama Langit?”

“Gak tau, itu cewek, ‘kan?”

“Iya, tapi gayanya udik banget gak, sih? Liat celananya, motif apaan, tuh. Mana mencolok banget, warna kuning terang, pfft.”

“Mungkin dia cewek kampung atau cewek dari desa kali, pfft.”

“Padahal niatnya mau deketin Langit lagi malem ini. Gue udah seneng liat motor dia dateng, eh tau-tau bawa cewek.”

“Gak papa, kayaknya cewek ini udik dan culun, deh. Gak bisa dandan, sekali bawa cewek ke sini, Langit malah bawa yang kayak gitu, palingan cuma buat mainan, cih.”

Berbagai celotehan dan bisikan para kaum hawa di arena balapan liar itu. Mereka menerka-nerka tentang perempuan di belakang Langit. Mereka semua panas dan iri karena perempuan itu dengan santai dan enaknya memeluk Langit dari belakang, bahkan meski motor sudah berhenti.

Senja pun sedikit mendengar celotehan para wanita di sana tentang dirinya. Langit sibuk berbicara dengan beberapa anggota Beranda, sedangkan Senja sibuk mencibir celotehan para penggemar Langit.

“Ternyata penggembar kamu banyak juga di sini, ya?” Senja berbisik tepat di daun telinga sang tunangan, sehingga Langit pun dibuat terkejut.

Langit menoleh dan menatap Senja yang masih duduk di belakangnya. “Kenapa, Sayang?”

Senja mencibir di balik helmnya. “Penggemar kamu banyak di sini.”

Langit terkekeh. “Sebanyak apa pun penggemar aku, tetap kamu di hati aku, tiada yang bisa gantiin,” tuturnya terkesan alai.

Senja kembali mencibir. “Ngegembel.”

Langit kembali terkekeh, ia tersadar jika Senja masih pakai helm. “Buka aja helm-nya, ini agak berat. ‘Ntar leher kamu sakit, tapi maskernya jangan dibuka.”

Senja diam, membiarkan Langit membuka helm di kepalanya. Ia malah lebih tertarik memperhatikan tanggapan para penggemar Langit melihat aksi manis sang tunangan. Terlihat jelas para kaum hawa itu memekik iri, dan Senja mencibir sinis.

“Gara-gara kamu nyuruh aku pake baju dan celana kayak gini, aku dikira anak jadul gak tau fashion,” gerutu Senja membuat Langit kembali menoleh ke arahnya.

“Kamu tetep cantik, makanya aku gak bolehin kamu buka masker. Bahaya kalo laki-laki lain liat wajah cantik tunangan aku ini.”

Senja menggulir bola matanya malas. Kata-kata Langit memang terdengar seperti gombalan lebai, tetapi Senja tahu jika pria itu memang aslinya begitu posesif.

Sedari kecil Langit tidak suka berbagi tentang apa pun dalam diri Senja, bahkan saat Senja perhatian kepada Neo dan Rance pun, Langit bisa cemburu, apalagi kepada pria lain.

“Mereka bilang aku anak desa, anak kampung, emang aku ini anak desa dan asli anak kampung juga. Tapi emangnya anak desa dan anak kampung itu khas dengan udik dan selera fashion rendah? Mereka aja pake lipstik tebel 10 sentimeter, itu yang keren? Dih, mau aku tatar mereka sama kata-kata mutiaraku,” celoteh Senja membuat Langit tertawa.

Tawa Langit itu malah membuat para kaum hawa di sana menjerit. Mereka biasa melihat Langit mode datar ketika di lingkup umum seperti ini. Setahu mereka pula, Langit hanya akan tertawa, senyum dan hangat ketika bersama Neo serta Rance.

Senja langsung menutup wajah Langit dari belakang. Ia tersenyum mengejek ke arah para kaum hawa yang tampak kecewa karena tak bisa menikmati tawa tampan ketua geng Berandal tersebut.

“Emang enak? Liatin pacar gue segitunya, liat dulu pawangnya,” gumam Senja songong.

Langit hanya terkekeh, ia tetap diam meski mulutnya ditutup. Pria itu masih duduk tenang sembari mengusap lutut Senja dari depan.

“Sayang, liat Ace, dia mode playboy, tuh,” adu Langit menunjuk Rance.

Senja mengalihkan wajahnya, ia melotot melihat Rance tengah dikerumuni para wanita. Pria itu hanya tenang dan senyum seperti biasa, Rance memang terlalu ramah.

“Pantes aja Abi pengen dia ke pesantren. Ck, Ace bener-bener. Aku mau turun!” gerutu Senja.

1
Saya Kaya
rance selalu bikin gue ngakak😭🤣
Saya Kaya
lanjuut kak
Nova Silvia
neo ma ace pst ngakak
Nova Silvia
LDR itu susah thorrr
pi klo kelen percaya satu sama lain pst bisa
Nova Silvia
jan bilang selingkuhan ayh,,ibu ny nja
Nova Silvia
iiihhh jd slabrut olangan ni thor
Saya Kaya
lanjut thor
Saya Kaya
ada niat ngegatel gak ini?🤨
Saya Kaya
ya Allah, saat gue ikutan nangis, eh langsung ngakak sama tingkah rance😭😭
Saya Kaya
gue gemes sama selingkuhan itu. anjng kan🤧
Nova Silvia
kan bilang ee suka ma ja
Nova Silvia
hubungan yg gek²s
klo ada ulet jg pst senja bantai
Nova Silvia
bab satu aku suka
kita lanjut nanti yaaahhhhh
Saya Kaya
pertemanan mereka bikin iri🤧😂
Saya Kaya
waduuh, digantung🤧😭
Saya Kaya
lanjuut tor
@vee_
lucu ka..
Saya Kaya
semangat langit. ikut sedih🥺
Saya Kaya
sumpah, cerianya mood 😭🤣
Saya Kaya
huaa tor, cepet update. seru bnget ini🤧
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!