Warung sate milik Pak Parmin selalu ramai pengunjung, setiap yang makan di sini selalu saja kembali karena ketagihan akan rasa nya.
namun semakin ramai maka semakin banyak juga yang menyebarkan kabar tidak sedap, konon kata nya mereka pakai pesugihan sehingga dagangan laris manis.
pesugihan apa yang mereka anut?
Apa kah mereka memang memiliki pesugihan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5. Darah kenyal
Udin menunduk saja tidak berani mengangkat pandangan ketika duduk berhadapan dengan Seruni, padahal gadis itu sama sekali tidak menunjukan sikap galak atau pun dendam soal masalah tadi, tapi memang Udin saja yang tidak berani mau berkata apa apa sangking takut nya melihat Seruni si gadis anak nya Cakra dan juga Fahira.
Arka sebenar nya menyadari kalau sejak tadi Udin curi pandang dan kalau hampir ketahuan maka dia akan langsung menunduk, dulu juga dia pernah dengar kalau Arya ada niat mau menjodohkan Udin ini dengan Seruni. namun masih cancel karena Udin bilang tidak yakin akan diri nya, dengan kasar nya Udin takut di tolak oleh calon mertua sehingga lebih baik sadar diri saja.
Tapi sekarang setelah bertemu langsung dia merasakan aura yang sangat menarik, tapi ya memang cuma curi pandang saja. Seruni cuek saja seolah tidak tau, walau pun sebenar nya dia tau akan pandangan Udin yang berulang kali mengarah pada diri nya.
Dari pada sibuk di pandang orang maka Seruni memutuskan untuk sibuk saja dengan yang lain, ada Kiara dan juga Bintari yang sibuk membereskan bekas makan orang orang yang tadi di undang di acara tiga bulanan nya Bintari. kini hanya tinggal mereka saja yang anak buah saja, yang tua sudah pada pulang dan sibuk bergosip tentang sate pesugihan milik Pak Min.
"Kau kenapa melihat dia terus?" tegur Arka yang duduk di sebelah Udin.
"Melihat siapa dia, Ka?" tanya Digo yang selalu kepo.
"Seruni." Arka menjawab sambil tersenyum sehingga pecah lah sudah suasana.
"Cieeee....mulai melihat dia, sekali lihat malah tidak tanggung lagi." goda Riski paling semangat.
Udin menutup wajah nya malu karena teman teman nya begitu ember apa bila ada yang jatuh cinta, dulu saja saat Arka lagi galau soal Maslaah cinta nya maka mereka sangat heboh bukan main dan terus saja membahas nya sampai sekarang dan mungkin saja sampai tua nanti.
"Kau tau saja mana yang bening, wuiih mantap nye!" Digo tak kalah semangat.
"Apa lah, aku cuma melihat saja kok! wajar lah orang melihat, nama nya punya mata." Udin tidak ingin kalah.
"Ya memang orang punya mata itu untuk melihat, tapi kadang yang di lihat itu yang bukan bukan!" timpal Joko.
"Kan aku melihat sesama manusia, jadi wajar saja." Udin membela diri.
"Menurut mu wajar tidak kalau aku salah tingkah melihat Kiara?" Riski bertanya pada Udin.
"Siapa yang salah tingkah? aku tidak salah tingkah kok!" elak Udin lagi agar segera selamat dari para teman teman nya yang sangat ahli untuk membully.
Memang yang paling ahli membully itu teman, jadi kadang kala Udin memutuskan untuk tidak cerita saja pada mereka ini apa bila ada yang getaran cinta di dalam hati nya. sebab mereka tidak akan pernah memberikan solusi, yang ada hanya akan menambah beban saja di hati Udin.
"Eh sebenar nya aku mau cerita soal kejadian Lula menyerang ku dulu." Udin memasang wajah serius.
"Kurang ajar, malah lari pula dari pembahasan utama!" kesal Digo karena Udin mau membahas masalah adik nya.
"Ini tuh serius, aku kadang mau bicara tu agak tidak enak sama Bintari." jelas Udin.
"Kenapa memang nya?" Arka serius juga mendengarkan.
"Saat Lula sudah mau membunuh ku malam itu, ada seseorang yang sangat cantik datang dan menghajar dia." jelas Udin.
"Menghayal paling kau!" seru Riski ingin menggoda masih.
"Tidak, dia itu berubah menjadi merpati putih dan sampai saat ini merpati itu sering datang pada ku." jelas Udin serius.
Arka juga mendengarkan dengan serius karena ini bukan masalah bercanda soal teman nya, ada yang masih memantau Udin walau saat ini Lula sudah tidak ada lagi, yang perlu ia ketahui adalah dari mana merpati itu dan kenapa dia seolah terus terusan masih ingin bersama dengan Udin walau Lula sudah tidak ada.
"Merpati putih?!" Arka berpikir keras siapa yang sudah menjelma itu.
"Kiara bukan sih?" tanya Maharani yang duduk di atas sofa namun tidak kelihatan oleh yang lain.
"Bukan lah, dia kan angsa putih." Arka menggeleng.
"Siapa yang angsa putih?" tanya semua nya serentak karena Arka bicara sendiri.
"Bukan siapa siapa, aku sedang mencari tau saja siapa yang sudah mengikuti Udin." jawab Arka pelan.
Kiara angsa putih dan bukan merpati sehingga jelas tidak mungkin, walau sebelum nya memang Kiara kesal bukan main dengan Lula. tapi kan dia perwujudan nya beda, jadi Arka agak ragu kalau itu adalah adik nya yang sudah membantu Udin.
"Eh ngomong ngomong aku kemarin malam kan habis makan sate ya tempat Pak Min, terus muntah karena mungkin saja kekenyangan." Joko punya cerita sendiri.
"Memang nya berapa yang kau makan? sampai muntah pula!" seru Digo.
"Dua bungkus, kan aku mau membelikan Bapak tapi dia tidak mau karena kata nya ada penglaris nya." jelas Joko.
"Ya pantas saja kau muntah, makan dua bungkus sih!" seru Riski yang kaget juga dengan perut Joko.
"Inti permasalah nya ini apa? apa cuma karena muntah atau bagai mana!" Arka sudah tidak sabar lagi karena dia juga mendengar soal gosip yang beredar itu.
"Pas aku muntah itu, kenapa ada gumpalan merah seperti darah dan saat aku berkedip kok dia hilang." Joko agak kaget dan serius saat cerita.
Arka tampak menyimak nya dengan hati hati, tidak bisa juga mau langsung gegabah menyimpulkan karena nanti kalau pas salah maka akan jadi fitnah nama nya, apa lagi saat kejadian muntah nya Joko kan Arka tidak melihat sehingga bisa saja Joko cuma salah lihat.
"Kok hilang? kau salah lihat paling!" ujar Digo.
"Wong aku pegang kok, kenyal gitu loh! terus ku lempar lagi karena aku jijik dan takut, tapi dia langsung hilang." Joko serius saat mengatakan nya.
"Apa itu, Ka?" Digo menatap Arka yang pasti paham soal itu.
"Tidak tau juga lah, aku tidak melihat langsung kok! sedangkan melihat saja masih perlu juga menyelidiki, bukan langsung tau." sahut Arka.
"Kok agak seram gitu ya, mana Bapak ku suka sekali sama sate nya Pak Min." Digo menggaruk kepala nya.
"Siapa tau cuma salah lihat saja, itu tidak boleh mau langsung di simpulkan begitu karena takut kita salah." Kiara juga menjawab.
Semua nya mengangguk setuju akan omongan nya Kiara, Arka masih tidak tau kalau Ayah nya saja sudah turun tangan mengurus sate yang di gosip itu. namun tidak mendapatkan apa pun yang aneh, ini sekarang malah Joko bercerita pula.
Ini Udin lah ya, gak cocok nanti ganti lagi.
masih berguna jg mantan ketua itu
stock bumbunya hilang pasti besok pa min libur jualannya.....alesannya lagi kurang enak badan.....padahal lagi mau cari darah buat bumbunya...
siap2 aja pasti bakalan ada yang kecelakaan nih....
ancamannya bener2 membuktikan kalo Sam dan Arini di tangan asu baung..
harus hati2 bertindak karna, asu baung mengintai para member bahkan sang rtau dan pengeran ular...
semua pergerakan mereka selalu di awasi oleh asu baung....
apa ya kelemahan asu baung....
sampai2 Purnama malas berhadaoan dengan musuh bebuyutannya itu....
apa benar kalo Ular kalah sama anjing.......
waah ketuanya asu mungkin yg udah cium seruni kali ya🤔