Raja, seorang penipu ulung dengan reputasi yang buruk, terjebak dalam sebuah apartemen yang salah. Di sana, ia bertemu dengan Ratu, seorang dokter yang sedang patah hati dan berniat bunuh diri. Pertemuan yang tidak biasa ini membuat mereka terikat dalam sebuah hubungan yang kompleks.
"Aku menemukan seseorang yang sepertimu, tapi dia pencuri!" Ratu Adhitama menatap pria yang mirip dengan seseorang yang sulit ia lupakan.
"Pencuri ini akan menjadi penyembuh luka yang kau rasakan selama ini," gumam Raja dengan senyum menyeringai.
Akankah Raja berhasil mencuri hati Ratu Dokter cantik? Atau ia terjebak dengan permainan yang ia buat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda FK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Siang ini Ratu menjemput Shapire dan Arash di Bandara bersama Tuan Angelo dan istrinya. Ratu melambaikan tangannya ketika melihat Shapire datang bersama putra tercintanya. Shapire menghampiri mereka lalu memeluk Ratu dan kedua orangtuanya bergantian.
Setelah pelukan hangat, Shapire memperkenalkan Arash kepada Ratu. "Ini Arash, anakku," katanya dengan bangga.
Ratu tersenyum dan menyambut Arash dengan ramah. "Halo, Arash. Senang bertemu denganmu," katanya sambil memberikan senyum hangat.
Tapi Arash diam saja, ia hanya ramah kepada satu gadis saja. Persis seperti Axel ayahnya Arash sangat dingin.
"Kau tahu kan dia seperti siapa?" tanya Shapire berharap Ratu memaklumi sikap dingin Arash.
"Ya, dia mirip sekali dengan Axel."
"Dia bersikap manis hanya kepada Jessica, yang lainnya tidak" sahut Shapire menimpali.
Ratu mengkerutkan keningnya, "Jessica? Anak siapa?" tanya Ratu penasaran.
"Jessica Richard, putri Justin dan Siska. Ceritanya panjang dan rumit," kata Shapire lalu berjalan beriringan dengan Ratu.
Sementara Arash sejak tadi bersama kakek dan neneknya. Tuan Angelo dan istrinya menyambut Arash dengan hangat, membuat Arash merasa nyaman dan disambut baik. Setelah pertemuan yang hangat, mereka semua menuju ke mobil untuk pergi ke rumah Ratu.
Dalam perjalanan, Shapire dan Ratu berbagi cerita tentang kehidupan mereka masing-masing, sementara Arash menikmati pemandangan di luar jendela mobil. Tuan Angelo dan istrinya duduk di depan, sambil sesekali terlibat dalam percakapan.
"Maafkan kami tidak hadir pada acara pernikahanmu Ratu," ucap Tuan Angelo sambil menyetir.
"Tidak apa-apa Tuan, saya tahu anda sangat sibuk sekali."
Sementara itu Raja dan timnya berhasil membuat Tuan Lucio menginvestasikan semua uangnya. Luna menjabat tangan Tuan Lucio, sejenak Tuan Lucio terpana oleh kecantikan wanita di depannya ini. Tuan Lucio terpesona oleh kecantikan Luna yang sedang bertransformasi menjadi Nyonya Tere. Ia merasa bahwa ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk berinvestasi dengan seseorang yang tampaknya sangat profesional dan cantik.
"Terima kasih, Tuan Lucio," kata Luna dengan senyum yang manis. "Kami akan memastikan bahwa investasi Anda akan memberikan hasil yang sangat baik."
Raja dan Birel saling menukar pandangan, keduanya tahu bahwa rencana mereka telah berhasil. Mereka berdua kemudian mengantar Tuan Lucio keluar, sambil memastikan bahwa semuanya berjalan lancar dan tanpa kecurigaan. Setelah Tuan Lucio pergi, Raja dan timnya saling berpelukan, merayakan keberhasilan mereka.
"Kita berhasil!" kata Raja dengan gembira.
Luna membalas, "Ya, kita harus merayakan ini dengan baik."
Birel menambahkan, "Kita harus memastikan bahwa uang Tuan Lucio aman di tangan kita."
Malam harinya Luna, Birel dan Raja merayakan keberhasilan mereka. Mereka berpesta di sebuah bar yang tak jauh dari basecamp. Mark masih mengintai Raja dan timnya, namun Mark malah tertarik dengan Luna. Ia memperhatikan Luna dari jauh, mencoba memahami apa yang membuatnya begitu tertarik pada wanita itu. Ia melihat bagaimana Luna tertawa dan menikmati waktu bersama Raja dan Birel, dan merasa ada sesuatu yang istimewa tentang dirinya.
Mark memutuskan untuk mengambil kesempatan dan mendekati Luna, berharap bisa mengetahui lebih banyak tentang dirinya. Ia memesan minuman dan duduk di sebelah Luna, mencoba untuk memulai percakapan. "Halo, aku Mark. Aku melihat kamu dari tadi dan aku memperhatikan betapa cantiknya kamu," kata Mark dengan senyum.
Luna menoleh ke arah Mark, sedikit terkejut dengan pendekatan yang tiba-tiba itu. "Halo, aku Luna. Senang bertemu denganmu," jawabnya sedikit genit.
Raja dan Birel memperhatikan interaksi antara Mark dan Luna, sedikit curiga dengan kehadiran orang asing ini. Tapi kepala mereka sudah sangat sakit karena pengaruh alkohol yang mereka konsumsi.
Luna tahu cara menghadapi lelaki buaya seperti Mark, namun Luna memperhatikan detail pakaian dan aksesoris yang dikenakan Mark, dan dia terkesan dengan kemewahan dan keanggunan yang dipancarkan oleh pria itu. "Kamu memiliki selera yang bagus," kata Luna, sambil memperhatikan jam tangan mahal di pergelangan tangan Mark.
Mark tersenyum, merasa bahwa Luna tertarik padanya. "Terima kasih, aku suka memiliki barang-barang yang berkualitas," jawabnya dengan percaya diri.
Raja dan Birel memperhatikan interaksi antara Mark dan Luna, dan mereka mulai merasa tidak nyaman dengan situasi ini. "Luna, kita harus pergi," kata Raja, mencoba untuk menginterupsi percakapan. Namun, Luna tampaknya tidak ingin pergi, dia terlalu sibuk menikmati percakapan dengan Mark.
"Kalian saja duluan," balas Luna dengan mata tak lepas dari Mark.
Birel merasa kesal, ia sudah sering mengejar Luna tapi tidak pernah mendapatkan respon dari wanita itu. Tapi pria yang baru saja ia temui sudah dapat memikat Luna dengan cepat.
Raja mengajak Birel meninggalkan Luna dan pria itu. Luna mengambil minuman yang hendak diminum oleh Mark lalu menegaknya hingga tandas. Mark tersenyum menyeringai, wanita ini ternyata cepat sekali terjerat dengannya.
Mark merasa puas dengan reaksi Luna, dan dia yakin bahwa wanita itu sudah terpikat padanya. "Kamu memang wanita yang menarik," kata Mark dengan senyum yang semakin lebar.
Luna membalas senyum Mark, dan untuk sementara waktu, dia lupa tentang rencana awal dengan Raja dan Birel. Mereka berdua terus berbicara dan menikmati waktu bersama, sementara Raja dan Birel sudah pergi meninggalkan mereka.
Mark merasa bahwa dia memiliki kesempatan untuk mendapatkan apa yang dia inginkan dari Luna, dan dia tidak akan melepaskan kesempatan itu.
"Kau percaya cinta pandangan pertama?" bisik Mark.
Mark mendekati wajah Luna, Luna bahkan dapat merasakan hembusan nafas pria itu dari dekat. Jarak mereka sangat dekat, bahkan Luna dapat merasakan hidung mereka yang saling bersentuhan. Mark mendekati wajah Luna, dan untuk sejenak, waktu seperti berhenti. Mereka saling menatap, mata mereka berbicara lebih dari kata-kata. Luna merasakan jantungnya berdetak lebih cepat, sementara Mark merasa dirinya semakin tertarik pada wanita cantik di depannya.
Tanpa kata-kata, Mark mengambil tangan Luna, dan mereka berdua merasa ada sesuatu yang spesial di antara mereka. Sentuhan tangan mereka membangkitkan perasaan yang sulit dijelaskan, seperti ada benang tak terlihat yang menghubungkan hati mereka. Dalam momen ini, dunia di sekitar mereka lenyap, dan yang tersisa hanyalah perasaan yang tumbuh semakin kuat.
Ketika Mark hendak mencium wanita itu, tiba-tiba saja Luna menghindar membuat Mark merasa aneh. "Kenapa?" tanya Mark penasaran.
Jari jemari Luna menelusuri dada bidang pria itu, ia lalu berbisik, "Jangan terburu-buru, kalau kita berjodoh akan ku pastikan kau akan mendapatkannya."
Luna bangkit dari duduk lalu mengedipkan sebelah matanya kepada Mark, "Sampai junpa, tampan!"
Mark melambaikan tangannya sambil melihat Luna yang semakin menjauh. Sedetik kemudian ia baru menyadari kalau wanita itu telah mengambil dompet, ponsel dan juga kunci mobilnya.
"Sialan! Aku lupa dia pencuri."
.......
Casanova seperti Mark tertipu🤣🤣