NovelToon NovelToon
Sah! Hutang Dibayar Menikah

Sah! Hutang Dibayar Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cherryblessem

(Update setiap hari selama ongoing!)

Clara merasa kepalanya pusing tiba-tiba saat ia melihat kekasihnya bercinta dengan sahabatnya sendiri yang sudah ia anggap seperti saudara kandungnya. Mereka berdua tampak terkejut seperti melihat hantu setelah menyadari Clara muncul dari balik pintu kamar dengan cake bertuliskan 'Happy 6th anniversary' yang telah jatuh berantakan di bawah.

"Sa–sayang ...." Kris wang, kekasihnya tampak panik sambil berusaha memakai kembali dalaman miliknya.

Leah Ivanova juga tak kalah terkejut. Ia tampak berantakan dan berusaha menutupi tubuhnya dengan kain yang kini Tanpa busana.

"Ini bukan seperti yang kamu pikirkan, Clara!" Kris berusaha mengambil alih Clara.

Gadis itu tersenyum kecut. Berani sekali ia bicara begitu padahal segalanya telah keliatan jelas?

*

Baca kelanjutannya hanya di noveltoon! Gratis!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherryblessem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAH| 14

"Biarkanlah mereka sekali ini. Lain kali, aku akan melakukan apapun yang bisa aku lakukan untuk membalas. Aku pastikan itu!" Clara menatap Julian, berharap apa yang ia ucapkan didengarkan oleh laki-laki itu.

Julian tampak berpikir setelah mendengarkan kata-kata Clara. Tak lama, ia kemudian melepaskan genggaman Clara dan kembali ke hadapannya.

"Aku tak akan membiarkan apapun terjadi padamu. Ingatlah! Jika ada sesuatu, kau harus merundingkannya dahulu denganku. Tanyakan apapun bahkan hal tak penting sekalipun. Satu kesalahan saja, bisa menghancurkan segalanya." Julian terdengar lebih tenang dari yang sebelumnya.

Sambil menarik nafasnya yang berat namun penuh kelegaan. Jujur saja, ia tak siap melihat sisi gelap Julian ataupun sisi marahnya. Ini cukup menjadi pembelajaran bagi Clara untuk selalu tenang.

"Baiklah."

Julian menatap Clara yang berusaha menenangkan diri. Ia menarik senyum kecil, merasa geli dengan kejadian barusan. Aneh sekali, mengapa tiba-tiba saja segalanya jadi berbeda begitu?

"Ada apa?" Clara menatap Julian penuh curiga.

"Tidak ada." Julian mengelaknya mentah-mentah.

"Lalu, kenapa kamu senyum-senyum sendiri? Jujur saja, kamu mencurigakan!" tuding Clara.

Julian kemudian mengendalikan dirinya sambil menatap perempuan itu. "Oh, ya. Kita pulang sekarang."

Clara melebarkan matanya. "Apa? Sekarang? Aku bahkan belum makan apa-apa!"

Julian tersenyum. Syukurlah ia belum makan. Mungkin, sudah saatnya mereka saling mengenal untuk mengatur strategi bertemu dengan kakeknya.

"Kalau begitu, ayo kita makan bersama." Julian tersenyum mengajak Clara.

*

"Ah! Enak sekali kelihatanya!" Clara merasakan perutnya berbunyi.

"Makanlah. Kita punya banyak waktu untuk bicara."

Barusan, Julian mengajak Clara makan di restoran tradisional Indonesia yang selalu menjadi langganan keluarganya setelah pulang dari acara Sophie dengan buru-buru. Ia yakin, Clara pasti akan suka dengan restoran yang ia sarankan.

"Baiklah, baiklah ... Memangnya apa yang kamu ingin bahas?" Clara bertanya sambil menikmati makanannya.

"Ini tentang bagaimana dirimu dan aku. Kita harus menentukan beberapa hal agar ketika ditanya, kita bisa menjawab hal yang sama." Julian menjelaskan niatnya.

"Baiklah. Mulai dari mana kita?" Clara terus memasukkan makanan dalam mulutnya sambil fokus pada pertanyaan Julian.

"Hati-hati makannya." Julian menegur lalu mengeluarkan sesuatu.

"Apa itu?" Clara terlihat penasaran melihat sebuah dokumen di atas meja.

"Daftar hal yang perlu aku ketahui tentangmu. Dibawahnya, adalah hal-hal yang harus kamu ketahui tentangku." Julian menjelaskan sambil membuka dokumen dan menunjukkannya.

Clara melihatnya sekilas sambil menikmati makanannya. Sejatinya, ia masa bodoh dengan apapun yang Julian tawarkan. Perutnya kini jauh lebih heboh memikirkan makanan daripada apapun.

"Baiklah, baiklah .... Kapan kira-kira aku memberikannya kepadamu?"

"Besok. Kalau bisa berikan itu besok. Aku sudah merencanakan pertemuan dengan kakekku dalam waktu dekat. Saat itu, aku sudah ingin mengenalmu dan memahami apapun yang kamu suka."

Clara jujur saja tak peduli. Ia terus mengangguk seperti boneka meskipun dirinya sibuk sekali dalam mengunyah makanan. Mereka kemudian sibuk dan tenggelam dalam menikmati makanan mereka.

Julian membuka ponselnya ketika ada pesan masuk dari Mr. Jhon. Matanya melotot kaget namun sedetik kemudian kembali santai. Melihat perubahan sikap Julian, Clara jelas khawatir karena ia terkejut melihat Julian seperti itu.

"Ada apa?" Nada khawatir meluncur dari mulut Clara.

Julian mengangkat kepalanya dan memandang Clara dengan ekspresi kaku. "Oh, artikel tentang pernikahanku telah dirilis." Julian tampak santai.

"Apa!?" Clara terkejut. "Apakah itu parah?"

Julian menggeleng. "Tidak. Tidak parah sama sekali. Hanya artikel yang menunjukkan bahwa aku sudah menikah dan pengantinku tidak diketahui. Kupikir itu bagus untuk menyembunyikan identitas mu." Ia menjelaskan sambil meyakinkan Clara.

Melihat Julian tampak santai, Clara menarik nafasnya untuk lebih santai lagi dalam menanggapi hal semacam ini.

"Untunglah. Aku belum siap dikenal sebagai istrimu." Clara menjelaskan.

"Oh, ya? Kenapa?" Julian menanggapi, seolah hanya basa-basi padahal ia jelas penasaran sekali.

"Yah, kau tahu? Kita kan hanya sebatas kontrak. Bayangkan lima tahun kemudian aku dan kamu bercerai. Aku tak terlalu ingin memikul gelar janda ini. Bisa-bisa aku tak menikah betulan." Jelas Clara santai sambil menikmati suapan terakhirnya.

Enaknya bisa makan enak bersama Julian. Jika Julian adalah Kris, Clara mungkin akan mengukur porsi makan dan level sopannya. Berhubung ia makan dengan Julian, caranya makan sudah seperti seekor babi yang kelaparan.

"Tapi kan kamu digaji."

"Tetap saja. Ada gaji atau tidak, statusku sangat terpengaruh. Tapi, kalau uangku cukup untuk biaya hidupku sampai mati sih, aku oke saja." Clara menatap Julian sambil menikmati hidangan penutupnya.

Julian terkekeh. "Well, aku akan mengajari dirimu cara berinvestasi dan mengatur uangmu. Ketika kita pisah nanti, kamu pasti sudah punya banyak ilmu." Entah mengapa, kata-kata berpisah itu terasa aneh di lidahnya.

"Siapa sangka orang yang dulunya terlilit hutang pinjol akan kaya raya dalam waktu lima tahun." Clara berujar dengan wajah yang lawak, sukses membuat Julian terkekeh.

"Bagaimana ceritanya kamu terlilit hutang pinjol itu? Sudah kamu bayarkan, kan?" Julian menatap Clara sedikit kasihan. Ia teringat saat mereka bertemu.

"Sudah aku bayar, tentu saja! Tepat saat satu miliarmu aku cairkan di bank." Clara tertawa mengingat masa sulitnya. "Jujur saja, aku tak tahu bagaimana ceritanya sampai aku diteror. Yang pasti, ada orang jahat dibalik itu semua yang menggunakan data pribadiku." Kenang Clara.

Seperti film, semua hal berat itu berputar kembali dikepalanya, membuat pikirannya jadi berdenyut kesal. "Ah, sialan! Kenapa aku harus mengingatnya lagi!" Keluhnya.

Julian tersenyum. "Yah, segalanya pasti ada baik dan buruknya, bukan? Jika kamu tak terjerat hutang itu, mungkin kamu dan aku tak akan bertemu." Julian berusaha mencari hikmah.

Clara mengangguk. "Aku tak akan jadi istri satu miliarmu." Ia tertawa diikuti tawa laki-laki itu.

"Terima kasih karena sudah menolongku." Tiba-tiba saja Julian terdengar lembut.

Clara tersenyum. "Aku sih yang harusnya berterimakasih." Ia tersenyum menanggapi Julian. "Jika buka karena kamu, mungkin aku sudah mengalami kesulitan yang aku sendiri tak tahu harus bagaimana."

Mr. Jhon benar. Julian merasa makan malam dan menghabiskan waktu dengan Clara setidaknya menumbuhkan chemistry dalam hubungan kontrak ini.

Percakapan mereka kemudian mengalir seperti air. Membicarakan ini dan itu, membuat Julian membuka pikiran dan pemahamannya pada Clara, begitupun sebaliknya.

Tiba-tiba, Mr. Jhon muncul dengan tergesa-gesa namun wajahnya masih saja misterius. Ia menatap Clara sebentar lalu menunduk, membisikkan sesuatu pada Julian. Julian tampak panik seketika dan langsung mengecek ponselnya.

Tiba-tiba saja, aura di restoran itu berubah dingin dan mencekat.

1
partini
menarik
Cherryblessem: terima kasih sudah mampir kakakk/Rose/
total 1 replies
Y. Kasanova
Semangat
Cherryblessem: aaa terima kasih kakak /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!